30

334 53 12
                                    

"Jennie mau kemana?." Suara yang mengalun lembut menghentikan langkahnya yang hendak menuju pintu mension.

"Ketempat mino oppa, eomma"  Senyumnya.

"Lagi?."

Jennie menatap irene yang tengah menuruni tangga.

"Setiap pekan kau selalu pergi kesana, kenapa tidak dirumah saja bersama kami." Lanjutnya.

"Aku selalu bersama kalian—."

"Jennie... Maksudku, ini waktu libur setidaknya habiskanlah waktu bersama kami sesekali, aku tau mino jauh lebih dekat denganmu tapi bisakah setidaknya kau tetap disini agar kita bisa membangun ikatan yang lebih erat."

"Kita sudah membicarakannya dan kau setuju, tapi sekarang kau seperti perlahan lahan kembali menjauhi kami."

Jennie diam, tenggorokannya tercekat ia tak bisa mengatakan apapun untuk menjawab irene.

"Biarkan saja irene, mereka berdua semakin jarang bertemu sekarang, jadi biarkan mereka menghabiskan waktu nya berdua." Ucap sang ayah yang beru tiba disana dan langsung mendudukkan dirinya di sofa.

Sebetulnya woobin menyetujui perkataan irene tapi mengingat keadaannya ia juga tak mungkin mendukung irene karena bagaimanapun hubungan baru yang mereka bangun belum cukup baik.

Sudah beberapa kebiasaan jennie yang mereka hilangkan hingga gadis itu menjadi lebih banyak menghabiskan waktunya dirumah dibandingkan diluar seperti sebelumnya.

Jadi ia tak melarang ketika setiap akhir pekan dimana seharusnya mereka memiliki waktu luang yang cukup banyak untuk dihabiskan bersama tetapi justru hal utama yang akan mereka perbaiki malah pergi menjauh dari mereka.

"Ehh.. bagaimana kalau mino oppa nya yang datang kemari?." Usul jisoo melihat ketegangan disekitarnya.

"Tidak mungkin jisoo-ya, aku juga sudah pernah memintanya tapi percuma saja... Sudahlah, jika kau mau pergi, pergi saja sana."

Irene menghela nafasnya dan kembali melangkah menaiki tangga.

"Aku tidak jadi pergi, aku akan tetap dirumah hari ini." Ucap jennie menghentikan langkah sang kakak.

"Kau terpaksa... huft... Aku salah, aku seharusnya tidak melakukan ini, melarangmu? Padahal aku tidak sedekat itu untuk melakukannya, maafkan aku."

Jennie menggeleng "eonni jangan meminta maaf, kau tidak salah, kau berhak—."

"Aku tidak jennie, aku tidak berhak, ingat hubungan kita tidak sedekat kau dan mino.. Ah aku lupa dengan hal itu, mianhae."

"Eonni."

"Kau membuat segalanya menjadi sangat rumit untukku jennie, jika kau tidak berniat memberiku kesempatan setidaknya jangan memberiku harapan."

Jennie menatap sendu irene yang semakin menjauh.

Menghela nafasnya, jennie memilih untuk melanjutkan niatnya, ia pamit pada jisoo dan kedua orangtuanya.
Meninggalkan jisoo yang diam menatapnya. Pikiran gadis itu tengah berkecamuk sekarang, disatu sisi ia membenarkan perkataan irene tetapi tidak pula disisi lainnya, jadi ia bingung harus merespon seperti apa.

.
.
.

Sedari pagi irene hanya diam dikamarnya, suasana hatinya sedang sangat buruk dan tak ada satupun hal yang bisa memperbaikinya kecuali jennie.

Begitu pula anggota keluarga yang lain, biasanya walaupun tanpa jennie mereka tetap akan berkumpul dalam satu ruangan untuk sekedar berbincang membicarakan banyak hal sehingga mereka dapat tetap mempertahankan keeratan ikatan mereka, tapi tidak untuk kali ini.

INVISIBLE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang