28

331 49 9
                                    






Alur dipercepat.
.................................





Hari hari berlalu, jennie perlahan lahan mulai membuka hatinya, menerima semua hal baru yang diterimanya.

Sebelumnya jennie merasa menjadi sedikit takut setiap berdekatan dengan irene dan woobin karena hal itu memicunya mengingat semua hal buruk yang diterimanya sejak dulu.

Dan lihatlah sekarang bagaimana hangatnya acara makan malam di mension kim, yang biasanya selalu terasa dingin dan canggung untuk semua orang, tetapi sekarang bahkan para pekerja disana dapat ikut merasakan kebahagiaan yang tersaji dihadapan mereka.

Lihatlah senyum di masing masing wajah keluarga kim, terlihat begitu halus dan lembutnya pancaran dari mereka.

Jennie bahkan sampai harus menggigit bibir bawahnya merasakan kehangatan disekitarnya.

Ia benar benar tak menyangka jika dirinya akan berada di posisi seperti ini.

"Hei, jangan menggigit bibirmu seperti itu, kau bisa melukainya" Tegur irene.

Melihat jennie yang diam menatapnya membuat irene seketika dilanda rasa gugup, ia berpikir jika yang dilakukannya barusan mungkin membuat jennie merasa tak nyaman.

Karena bagaimanapun juga mereka belum sepenuhnya membaik.

"Mian eonni tidak bermaksud, jennie-ya habiskan makananmu dulu." Panik irene ketika adiknya itu mulai beranjak.

Namun siapa sangka gadis itu berjalan menghampirinya dan mulai memeluknya perlahan.

Seketika itu juga semuanya menjadi begitu hening, semua orang terhenyak melihat adegan di depan mereka.

Jennie? Meski merasa takut ia tetap berjuang melakukan keinginannya itu. Namun dalam sekejap pula gadis itu kembali melepasnya dan terlihat seperti ketakutan.

"Jennie..." Lirih irene.

"Mian A-aku, aku..." Semua orang panik melihatnya yang terlihat sulit untuk bernafas.

"Jennie tenanglah." Ujar jisoo menghampirinya.

"Mianhae, aku seharusnya tidak melakukan itu." Ucap jennie cepat.

"Sayang atur nafasmu terlebih dahulu... Ayo pelan pelan."

Perlahan jennie mengatur nafasnya agar kembali normal dibantu hyojo dan jisoo.

Ia kemudian menatap irene didepannya.
"Kenapa kau seharusnya tidak melakukan itu?." Tanya irene.

"Kau pasti m-marah padaku..." Cicitnya.

"Kenapa harus marah, eonni menyukainya sayang, sudah eonni katakan eonni menyayangimu, jadi bagimana mungkin eonni marah hanya karena kau memeluk eonni."

Jennie tak menjawab, ia masih menundukkan kepalanya.

Irene mendekat ia membawa tubuh jennie ke pelukannya membuat sang empu menegang dan seakan ingin melepaskan diri darinya.

"Eonni menyukainya, eonni tidak akan marah..."

Nafasnya berhembus panjang seakan mengeluarkan semua ketakutan dalam dirinya. Tubuhnya rileks merima kehangatan dari sang kaka, tangannya perlahan ikut melingkari punggung irene.

Ia dekap erat tubuh irene.

"Jennie sayang eonni..."lirihnya membuat irene meneteskan air matanya.

Hal itu begitu mengharukan bagi mereka yang melihatnya hingga mereka ikut meneteskan air matanya.
Jisoo menatap sang eomma dan dibalas senyum hangat oleh sang ibu.

Akhirnya setelah semua emosi, amarah dan kekacauan dalam keluarga kim telah selesai.

Kini mereka hanya harus menata ulang kehidupan baru yang akan mereka jalani tanpa beban pikiran tentang masalah diantara mereka.

Pelan pelan mereka akan menjalaninya dan sebisa mungkin mempertahankan keutuhan keluarga mereka.

Woobin, pria yang selalu terlihat tegas itu bahkan kini meneteskan air matanya, rasa marah terhadap dirinya sendiri masih ada. Tetapi rasa bahagia jauh lebih mendominasi perasaannya sekarang.

'min ah-ya, lihatlah, kami berhasil merangkul uri jennie bersama kami... Aku berjanji tidak akan menyia nyiakannya lagi dan akan mempertahankannya dan memberinya kebahagiaan.'
















.
.
.

END???











INVISIBLE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang