BAB 12

2.3K 135 1
                                    

Maaf kalo ada kesalahan ya guys contohnya seperti nama yang tertukar atau typo

HAPPY READING (☞ ͡ ͡° ͜ ʖ ͡ ͡°)☞





Xander kini sudah berada di sekolah serta duduk di tempatnya sambil menelungkupkan kepalanya di meja untuk tidur akibat merasa lelah karna tidak dapat tidur dengan nyenyak disebabkan emosinya yang kacau.

Sedangkan Chris dan gengnya menatap Xander dengan tatapan yang sulit diartikan tetapi Xander bodo amat ia lebih baik melakukan apa yang ia sukai dan jika ada yang menganggunya barulah ia langsung membunuh orang itu jika tidak diganggu ia akan hidup dengan damai dan tenang tanpa memperdulikan apa pun.

Skip

Sekarang Xander sudah duduk dengan tenang sambil memakan makanannya tanpa perduli dengan semua siswa-siswi di kantin saat ini melihatnya dengan sinis ada juga benci tapi ia tetap melanjutkan makannya tetapi ketenangannya tidak berlangsung lama kerana tiba-tiba saja seorang siswi menumpahkan kuah bakso di kepalanya.

"Ternyata orang kek lu masih bisa tenang sekolah ya walaupun udah di benci sama semua siswa-siswi yang ada di sekolah ini" ucap Seviana Falentino yang merupakan antagonis wanita.

Kemudian Xander pun mendongakkan kepalanya melihat Seviana dengan tatapan datar lalu ia pun berdiri tepat di hadapan Seviana dan berkata.

"Kenapa? Emang aku harus peduli?" ucapnya dengan dingin tanpa memperdulikan kalo tangannya sudah mengeluarkan darah yang terus menetes ke lantai.

Sedangkan para siswa-siswi yang menatap itu terkejut dan semuanya terdiam tidak ada lagi bisikan yang ada cuma keheningan begitu juga dengan Seviana dan kedua temannya dibelakang.

"kau-" belum selesai Seviana ingin mengatakan sesuatu tiba-tiba saja segerombolan gengnya yang adalah Chris dan gengnya juga avin dan gengnya membentaknya secara bersamaan.

"SEVIANA BERANI SEKALI KAU MENGANGGU ADIK KU!" ucap Avin sambil menatap Seviana dengan dingin

"SEVIANA APA YANG KAU LAKUKAN TERHADAP TEMAN KU SIALAN!" Ucap Chris dengan rahang yang mengeras serta tatapan tajamnya pada Seviana.

Seviana tersentak ketika mendengar perkataan dua geng yang seharusnya musuh sekarang malah secara bersamaan membela pemuda yang di benci satu sekolah sehingga membuat ia terdiam, padahal ia baru saja bersekolah akibat di skor bersama kedua temannya selama seminggu dan apa yang sebenarnya mereka lewatkan.

Lain dengan Xander yang saat ini tiba-tiba tertawa dingin kemudian berkata "sudah selesai berfikir? Atau masih bingung?" ucapnya pada Seviana.

Seviana tersentak dari fikiran kerana mendengar Xander yang tertawa juga perilakunya yang berbeda padahal sebelumnya mereka akan mengerjai Xander dan membulinya habis-habisan dan Xander tidak akan pernah melawan atau bersuara pada mereka dan kenapa Xander yang di hadapannya ini terasa asing.

"BERANI YA LO SEKARANG SAMA GUE!" Teriaknya marah pada Xander sembari menunjuk wajah Xander.

Chris dan avin yang ingin bersuara terhenti ketika Xander mengangkat tangan seperti mengkode mereka untuk diam kemudian Xander pun mengeluarkan sebuah belati yang entah dari mana lalu memberikan pada Seviana dan berkata.

"ayo bunuh aku.. Agar semuanya berakhir kerana sangat melelahkan sekali untuk hidup" ucap Xander dengan pandangan kosong serta senyuman smirk seperti psikopat.

Seviana tertegun mendengar perkataan Xander begitu juga semua yang ada di kantin, mereka tiba-tiba merasa bersalah sepertinya mereka semua sudah keterlaluan sehingga membuat Xander lelah untuk hidup lagi tanpa mereka Sadari jika Xander memang sudah lelah.

Kemudian Chris langsung berkata dengan suara yang bergetar "lex.. Lu gak bisa kek gini... Kita baru aja jadi teman" ucapnya sambil menahan agar tidak menangis.

Xander mendengar perkataan Chris langsung menatap Chris lalu berkata "tapi aku lelah.. Aku ingin istirahat juga aku lelah menjadi boneka keluarga ku.. Aku udah gak mau jadi alat untuk keluarga kerana itu semua melelahkan" ucapnya tanpa sadar mengatakan penderitaannya di masa lalu yang juga persis seperti Alexander asli.

Mereka semua langsung tertegun juga merasakan penderitaan yang selama ini Xander sembunyikan, ternyata sekejam itu kehidupan seorang Alexander walaupun mereka dulu selalu melihat Xander yang mencari perhatian dengan abangnya juga dengan siswa-siswi hanya untuk berteman layaknya remaja normal yang ceria dan murah tersenyum, dan mereka baru tahu jika Xander ternyata sudah selelah itu hingga sudah tidak mempunyai semangat hidup yang ada di matanya.

Seviana sudah meneteskan air matanya akibat mendengar perkataan Xander ia sekarang merasakan sakit di hatinya, walaupun ia selalu di benci atau di marahi oleh keluarganya tetapi mereka tidak pernah sampai melakukan hal yang kejam terhadapnya dan ia merasa orang yang paling jahat ketika mengingat semua perlakuannya terhadap Xander.

"Aku.. Hiks.. Aku minta maaf.. Hiks aku gak tau kalo hidup lo semenderita itu" ucap seviana dengan tangisan rasa bersalahnya.

Lain dengan Xander ia hanya memandang mereka datar kemudian berkata "oleh kerana itulah.. Jangan mengganggu ku lagi kerana aku sudah lelah sekali jika harus ada drama dalam hidup ku" ucapnya kemudian pergi meninggalkan kantin dengan keheningan itu.



Saat ini Livius baru saja mendatangi mansion utama Sanderez dan baru saja ia melangkah masuk ia langsung mendengar perkataan dari seorang pria paru baya yang adalah ayahnya Leonard Sanderez.

"Akhirnya kau pulang juga ya anakku atau ku sebut alat ku" ucapnya dengan seringai tipis menatap Livius.

Livius yang mendengar itu hanya menatap ayahnya datar kemudian ingin melanjutkan langkahnya untuk ke kamar tetapi terhenti lagi saat Leonard berkata.

"Apa kau tau.. Anak yang bersama dengan mu saat itu sudah menjadi remaja yang dingin juga tidak tersentuh" ucapnya dengan senyuman licik.

Livius langsung menatap ayahnya dengan menahan amarahnya kemudian berkata "jangan pernah menyentuh Dia ayah!" ucapnya sambil mengepalkan tangannya.

"Hahaha tenang saja.. Jika kau menurut maka dia akan aman tetapi.. Jika kau memberontak maka dia akan Musnah saat itu juga" ucapnya pada Livius dengan senyuman licik kemudian pergi meninggalkan Livius yang masih berdiri dengan tangan yang terkepal erat demi menahan amarahnya untuk membunuh pria paru baya yang sayangnya adalah ayahnya.




















Maaf guys kalo lama update karna sinyal di tempat author selalu gak ada jadi mohon dimaklumi aja dan jangan lupa vote juga komen ya agar author bisa lanjut lagi dengan semangat 🥰💖

Terima kasih kerana sudah membaca🙏💕

Transmigrasi Alexanderix to AlexanderTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang