Terkadang menyendiri bisa membuat mu memikirkan tentang masa depan mu dan membuat mu tidak lagi takut dengan yang namanya kesepian.
Happy reading
.
.
.
.Di pagi yang cerah di kamar abu-abu dengan gorden yang masih tertutup sehingga mata hari tidak bisa masuk dan terlihat Xander yang masih bergulat di balik selimut dengan nyamannya, kemudian tiba-tiba saja mata itu perlahan terbuka dan merubah posisinya menjadi duduk bersandar di kepala ranjang tersebut.
"Masih jam 7:30 ternyata.. kupikir masih subuh" ucap Xander sambil melihat jam di samping kasurnya.
Saat sudah merasa nyawanya terkumpul ia pun langsung beranjak pergi ke kamar mandi untuk bersiap-siap ke sekolah, ketika selesai Xander pun langsung membawa tas sekolahnya kemudian keluar dari apartmennya dan tidak lupa menguncinya lalu pergi dari sana menggunakan mobil dengan kecepatan normal.
SKIP
Ketika tiba di sekolah Xander melihat sudah banyak sekali siswa-siswi dan ia pun memasang earphone kerana sepertinya hari ini moodnya kurang baik dan ingin merasakan ketenangan sedangkan para siswa-siswi yang melihat Xander berjalan dengan wajah yang menurut mereka terlihat tidak baik langsung melanjutkan kegiatan mereka masing-masing.
Sedangkan di sisi avin dkk juga Chris dkk menatap Xander dengan tatapan bingung kerana Xander terlihat tidak dalam keadaan mood yang baik, jadi akhirnya mereka menghampiri Xander.
"Lex... Ada apa kenapa mood Lu kek buruk gitu?" Tanya William gengnya Chris dengan tatapan penasaran.
Xander pun menatap mereka semua dengan tatapan datar lalu berkata "males gak mood" ucapnya dengan malas sekali.
"Ada yang buat mood Lu buruk ya?" Tanya avin.
"Ya" di balas singkat oleh Xander.
Saat Chris ingin bertanya tiba-tiba saja alinsya datang dengan wajah polosnya dan berkata "halo semua alin bisa gabung sama kalian?" Ucapnya dengan suara yang di imut imutkan.
Mereka semua menatap datar ke arah alinsya tanpa menjawab termasuk Xander yang juga menatap ke arah Alin dengan malas kerana jika Alin ada pasti ada lagi drama di tambah mood Xander saat ini sangat buruk, apalagi jika ia harus melihat drama Alin, benar-benar sial sekali hidupnya.
Lain dengan alinsya yang sudah mengumpat dalam hatinya kerana tidak mendapat jawaban dari mereka, tetapi wajahnya tetap terlihat polos, lain sekali jika di hatinya yang kesal.
"Kenapa kalian tidak menjawab pertanyaan Alin?" Tanyanya sambil memiringkan kepalanya dengan imut.
Tetapi mereka semua bukannya merasa Gemas, mereka malah merasa jijik ketika Alin bertingkah layaknya gadis polos.
"Gak usah bertingkah seperti gadis polos kerana itu menjijikkan" ucap Xander kemudian berlalu pergi dari sana menuju ke kelasnya.
Dan mereka juga mengikuti Xander dan meninggalkan alinsya yang masih berdiri dengan tangan terkepal erat dan jangan lupakan matanya yang menatap Xander dengan kebencian.
"Sial! Lihat saja kau Alex aku akan membuat hidup mu lebih menderita dan membuat semua orang membenci mu!" Ucapnya Alin dengan tangan terkepal sembari menatap Xander dan temannya yang sudah menjauh.
Seorang pemuda berambut merah dengan tindik di sebelah telinganya sedang berdiri di belakang alinsya tanpa Alin sadari dan pemuda itu mendengar semua perkataan yang Alin ucapkan.
"Jika kau berani menyentuhnya maka bersiaplah menerima konsekuensi yang akan kau dapatkan Alinsya Wellistiya.." ucap pemuda itu tepat di belakang telinga Alin sehingga membuat Alin tertegun dan badannya mulai bergetar.
Kemudian pemuda itu pun pergi meninggalkan alinsya yang sudah pucat pasi akibat ucapan pemuda itu dan topeng polosnya di ketahui oleh pemuda itu sehingga ia langsung berlari pergi dengan perasaan gelisah.
SKIP
Saat ini Xander sedang duduk di kantin sambil memakan bakso yang ia pesan tetapi ia selalu merasa risih kerana ia selalu merasakan seseorang selalu memperhatikanya tetapi ketika ia mencuba untuk melihat sekelilingnya ia tidak menemukan siapa yang menatapnya.
Dan perasaan Xander buruk kerana sudah lama sekali alter egonya derix tidak muncul-muncul atau menemuinya di alam mimpi dan itu membuatnya merasa tidak tenang.
"Derix.. keluarlah! Kenapa kau tidak keluar sialan!!" Ucap Xander dalam batin memanggil alter egonya derix yang tidak lagi muncul-muncul.
Kerana sudah terlanjur kesal Xander tanpa Sadar mengebrak meja sehingga membuat siswa-siswi terkejut termasuk avin dkk juga Chris dkk, ada juga yang tersedak sehingga batuk akibat kaget dan menyemburkan air dari mulut ketika minum akibat ulah Xander.
Saat tersadar Xander mencuba untuk menenangkan dirinya dengan tangan bergetar kerana saat ini yang ia ingin sekali membunuh orang kerana Xander sulit mengendalikan emosinya tidak seperti derix yang selalu tenang dan bisa mengendalikan emosinya sendiri.
"Sial.. derix...derix.." gumam Xander yang masih dapat didengar oleh avin dkk juga Chris dkk yang satu meja dengan Xander dan mereka lagi-lagi bertanya-tanya, siapakah derix dan kenapa Xander selalu menyebutkan nama itu dan kenapa Xander tidak bisa mengendalikan emosinya ketika menyebut nama itu.
Disisi lain tempat meja yang tidak jauh dari Xander seorang pemuda berambut merah itu tersenyum smirk ketika melihat Xander yang sepertinya tidak bisa tanpa dirinya dan itu membuatnya senang ketika melihat Xander yang menunjukkan emosinya jika itu bersangkutan dengan dirinya.
"Hehe.. kasihan sekali dia.. padahal dia selalu berharap aku musnah tapi lihatlah dirinya yang sudah emosi hanya kerana aku tidak ada lagi dalam dirinya" ucap pemuda berambut merah itu sambil terkekeh kecil kemudian ia bangkit dari duduknya lalu meninggalkan area kantin.
Kembali ke Xander yang saat ini langsung pergi dengan perasaan berkecamuk dan hatinya sedari tadi mengerutu kesal kerana ia merasa tidak nyaman dan kosong dalam dirinya seakan-akan derix benar-benar sudah musnah dalam dirinya tetapi disisi lain ia berharap derix musnah tetapi disisi lain juga ia tidak ingin derix menghilang.
"Ck! Ada apa dengan ku!! Bukannya bagus jika dia musnah lalu kenapa aku merasa kosong!?" Ucap Xander kesal sambil berjalan menuju ke kelasnya.
Sedangkan avin dkk juga Chris dkk yang dari tadi mengikuti Xander dari belakang semakin penasaran dan bingung dengan sikap Xander saat ini yang terlihat emosi seperti PMS saja pikir mereka.
Sedangkan Xander yang masih mengerutu kesal tanpa menyadari jika avin dkk juga Chris dkk mengikutinya seperti Bebek dan mendengar semua ucapan yang Xander katakan sedari tadi.
Disisi lain pemuda berambut merah itu sedang duduk santai di perpustakaan dan membaca buku psikologi kerana ia bosan sekali jika harus mendengarkan guru yang mengajar di kelas, sedangkan ia sudah pintar jadi untuk apa ia belajar lagi pikirnya.
Jangan lupa vote dan comment ya guys terima kasih kerana sudah membaca 😊💕
KAMU SEDANG MEMBACA
Transmigrasi Alexanderix to Alexander
Acciónseorang pria yang selalu di tuntut menjadi sempurna oleh ayahnya sehingga membuatnya sebagai alat untuk melindungi keluarga saja sehingga ayahnya menyuruh dokter luar negeri membuat experiment pada tubuhnya agar bisa menjadi kuat akan tetapi ia juga...