Bab 9 : Momen Penentu

6 1 0
                                    

Hari-hari menjelang pembukaan kafe terasa penuh semangat dan kesibukan. Octa dan Hilmy menghabiskan waktu hampir setiap hari di lokasi kafe, mempersiapkan segala sesuatunya dengan cermat. Desain interior mulai terlihat jelas, dengan warna-warna hangat dan furnitur yang nyaman, sementara menu kafe yang unik juga telah siap.

Di pagi hari, Octa menerima kabar bahwa hari terakhir di perusahaan adalah hari ini. Dengan perasaan campur aduk antara cemas dan bahagia, ia mengundang Hilmy untuk makan siang bersama sebelum dia menuju kantor untuk menyelesaikan segala urusan administrasi.

“Bagaimana rasanya, akan meninggalkan pekerjaan ini?” tanya Hilmy sambil memandang Octa dengan penuh perhatian.

Octa mengambil napas dalam-dalam, lalu tersenyum. “Rasa campur aduk. Ada rasa takut dan sekaligus rasa lega. Aku tahu ini langkah yang benar, tapi meninggalkan pekerjaan ini setelah bertahun-tahun tidak mudah.”

Hilmy meraih tangan Octa. “Aku tahu ini bukan keputusan yang mudah, tapi aku percaya kamu sudah membuat keputusan terbaik untuk dirimu. Kafe ini adalah langkah baru yang akan membuka banyak peluang.”

Setelah makan siang, Octa pergi ke kantornya untuk menyelesaikan segala urusan. Proses resign berjalan lancar, tetapi rasa haru dan kelegaan tidak bisa ditahan. Octa merasa seolah sebuah babak baru sedang dimulai dalam hidupnya.

Sementara itu, Hilmy melanjutkan persiapan di kafe, mengatur segala sesuatunya agar siap untuk hari pembukaan. Pagi hari pembukaan, Octa dan Hilmy tiba di lokasi dengan penuh antusiasme. Suasana di sekitar kafe sudah mulai ramai dengan pengunjung yang penasaran.

“Semua tampak luar biasa,” kata Octa, memandang kafe yang telah dihias dengan indah.

Hilmy tersenyum lebar. “Semua kerja keras kita terbayar. Ini adalah hari yang kita tunggu-tunggu.”

Ketika jam pembukaan tiba, pintu kafe dibuka untuk umum. Pengunjung mulai berdatangan, dan suasana kafe menjadi hidup dengan gelak tawa dan percakapan. Octa dan Hilmy saling bertukar pandang penuh kebanggaan saat melihat pengunjung menikmati suasana dan makanan.

Di tengah-tengah keramaian, Hilmy mengambil mikrofon dan meminta perhatian. “Selamat datang di kafe baru kami! Terima kasih telah mendukung kami. Semoga kalian menikmati waktu kalian di sini.”

Sementara Hilmy menyapa pengunjung, Octa berkeliling, memastikan segala sesuatu berjalan dengan baik. Mereka berdua saling bertukar senyum setiap kali mereka berpapasan, merasa bahagia melihat semua yang telah mereka impikan menjadi kenyataan.

Malam itu, setelah kafe ditutup dan semua pengunjung pulang, Octa dan Hilmy duduk di meja bar yang tenang. Kafe itu kini terasa seperti rumah kedua bagi mereka.

“Terima kasih sudah ada di sampingku sepanjang perjalanan ini,” kata Octa dengan penuh rasa syukur.

Hilmy memegang tangan Octa. “Kita telah melalui banyak hal bersama, dan ini baru permulaan. Aku yakin kita akan menghadapi segala tantangan yang akan datang dengan penuh semangat.”

Malam itu, mereka duduk dalam keheningan yang nyaman, menikmati pencapaian mereka dan merencanakan langkah berikutnya dengan penuh keyakinan. Mereka tahu bahwa perjalanan mereka baru saja dimulai, dan bersama, mereka siap menghadapi segala sesuatu yang akan datang dengan cinta dan tekad.

Simfoni HatiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang