Bab 44 : Diselimuti Kesedihan

2 1 0
                                    

Hari-hari berlalu setelah keputusan Hilmy untuk meninggalkan pekerjaannya demi mendukung Octa, dan meski mereka berdua saling mendukung, kesedihan dan beban emosional masih sangat terasa. Octa, yang kini lebih banyak menghabiskan waktu di rumah, terus bergumul dengan rasa kehilangan yang mendalam. Kabar duka tentang keguguran anak mereka masih membekas dan mempengaruhi setiap aspek hidupnya.

Dalam ruang tamu rumah mereka yang tenang, Octa duduk di sofa dengan tatapan kosong, mengenang momen-momen penuh harapan yang pernah mereka rasakan saat mengetahui kehamilannya. Hilmy, yang memperhatikan Octa dari sudut ruangan, merasakan betapa beratnya beban yang ditanggung istrinya. Ia mendekati Octa dan duduk di sampingnya, mencoba untuk memberikan dukungan yang diperlukan.

"Octa, aku tahu ini sangat sulit bagimu. Aku juga merasakannya," kata Hilmy lembut sambil menggenggam tangan Octa. "Tapi kita harus saling mendukung dan berusaha untuk menemukan cara menghadapinya bersama."

Octa menoleh ke arah Hilmy dengan mata yang masih basah. "Aku merasa seperti kehilangan bagian dari diriku sendiri. Ini lebih dari sekadar kehilangan anak, ini seperti kehilangan masa depan yang telah kita impikan bersama."

Hilmy menarik napas dalam-dalam, berusaha untuk tetap kuat. "Kita memang kehilangan sesuatu yang sangat berharga, tapi kita masih punya satu sama lain. Kita perlu memberi waktu pada diri kita untuk berduka dan mencoba menemukan cara untuk sembuh."

Octa mengangguk, mencoba untuk mencerna kata-kata suaminya. Meskipun ia merasa tertekan dan hancur, dukungan Hilmy memberinya sedikit ketenangan. Mereka berdua memutuskan untuk mencari bantuan profesional, berkomitmen untuk menjalani sesi konseling agar dapat menangani perasaan mereka dengan lebih baik.

Selama beberapa minggu berikutnya, Octa dan Hilmy menghadiri sesi terapi yang membantu mereka mengatasi kesedihan dan menemukan cara untuk melanjutkan hidup. Dengan bimbingan seorang terapis, mereka mulai berbicara lebih terbuka tentang perasaan mereka, serta tentang masa depan yang masih mungkin mereka capai bersama.

Di luar terapi, mereka mencoba menemukan momen-momen kecil kebahagiaan dalam rutinitas sehari-hari mereka. Hilmy mulai memasak bersama Octa, meskipun awalnya terasa berat, dan mereka juga mulai melakukan aktivitas-aktivitas sederhana yang membuat mereka merasa lebih dekat.

Suatu malam, saat mereka duduk berdua di teras rumah, Octa berbicara dengan suara lembut. "Aku tahu ini akan memakan waktu, tetapi aku merasa lebih kuat sekarang. Terima kasih karena selalu ada untukku."

Hilmy memeluk Octa dengan penuh kasih. "Aku akan selalu ada di sini, tak peduli seberapa lama waktu yang dibutuhkan. Kita akan melalui ini bersama."

Meskipun kesedihan masih menyelimuti mereka, Octa dan Hilmy mulai melihat sedikit cahaya di ujung terowongan. Dengan dukungan satu sama lain dan bantuan profesional, mereka perlahan-lahan memulai proses penyembuhan, membangun kembali harapan mereka untuk masa depan yang lebih baik.

Simfoni HatiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang