Bab 62 : Balas Dendam

3 1 0
                                    

Di sebuah ruangan gelap dan sempit, Hilmy terikat dengan erat di kursi kayu yang keras. Lampu redup yang menggantung di langit-langit menciptakan bayangan menakutkan di sekelilingnya. Viktor berdiri di depan Hilmy dengan ekspresi penuh kebencian, didampingi oleh beberapa anggota gengnya.

Viktor menatap Hilmy dengan penuh kemarahan. "Hilmy," katanya dengan nada dingin, "kita akhirnya bertemu lagi. Aku sudah lama menunggu kesempatan ini."

Hilmy, meskipun terikat, berusaha untuk tetap tenang dan tidak menunjukkan ketakutan. "Viktor, apa yang kau inginkan dariku? Kenapa kau melakukan ini?"

Viktor mendekat dengan langkah penuh ancaman. "Ini semua tentang balas dendam. Aku merasa sangat dirugikan oleh tindakanmu di masa lalu. Kini saatnya kau merasakan konsekuensi dari apa yang kau lakukan."

Para anggota Viktor berdiri di sekeliling, menjaga jarak namun siap merespons jika diperlukan. Mereka memantau Hilmy dengan tatapan curiga, siap mengikuti perintah Viktor.

Viktor melanjutkan dengan senyum sinis. "Aku ingin memastikan kau memahami betapa tidak berdayanya kau sekarang. Dan jika Octa mencoba mencari bantuan, aku akan menunjukkan padanya bahwa semua usahanya sia-sia."

Hilmy berusaha menunjukkan keberanian dan ketenangan. "Apa yang kau lakukan ini tidak akan mengubah masa lalu. Octa akan mencariku dan mencari bantuan."

Viktor tertawa sinis. "Kita lihat saja bagaimana semuanya berkembang. Untuk saat ini, kau akan merasakan semua penderitaan yang ku rencanakan."

Dalam suasana yang menegangkan dan penuh ancaman ini, Hilmy harus menghadapi situasi sulit dan ancaman balas dendam yang mendalam dari Viktor. Viktor bertekad untuk memastikan Hilmy merasakan semua akibat dari tindakan yang terjadi di masa lalu.

Viktor pun melakukan aksinya dengan memukuli hilmy hingga tak berdaya dan memerintahkan anggota nya untuk menyiksa hilmy juga.

Setelah kekejaman yang dialaminya, Viktor dan anggotanya memutuskan untuk mengakhiri sesi balas dendam mereka. Mereka mengangkat tubuh Hilmy yang sudah tidak berdaya dan membawanya keluar dari tempat penyiksaan. Dalam gelap malam, mereka meletakkan Hilmy di pinggir jalan yang sepi dan terpencil. Tubuhnya yang terluka tergeletak di trotoar yang dingin, dan mereka pergi meninggalkan Hilmy dalam keadaan tidak sadar.

Sementara itu, di jalanan sepi, suhu dingin dan kesepian mengelilingi Hilmy. Beberapa saat setelah mereka pergi, seorang pejalan kaki yang kebetulan lewat melihat sosok tergeletak di jalanan. Pejalan kaki itu segera menelepon layanan darurat, meminta bantuan medis.

Ambulans tiba di lokasi dan para paramedis dengan cepat memberikan pertolongan pertama kepada Hilmy. Mereka membebaskan ikatan yang masih tersisa dan memberikan perawatan untuk luka-lukanya. Dalam keadaan kritis, Hilmy dilarikan ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan lebih lanjut.

Simfoni HatiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang