Bab 42 : Ketegangan & Kebingungan

2 1 0
                                    

Setelah tragedi yang menimpa Octa dan Hilmy, ketegangan semakin memuncak di antara mereka dan keluarga Octa. Adik laki-laki Octa, Arif, sangat marah dan merasa hancur melihat kondisi kakaknya. Ia merasa bahwa Hilmy seharusnya berada di rumah dan menjaga Octa, bukan terlibat dalam proyek di luar negeri.

Suatu sore, Arif datang ke rumah sakit dengan amarah yang membara. Saat ia melihat Hilmy duduk di samping tempat tidur Octa, perasaannya tidak bisa ditahan lagi. Arif menatap Hilmy dengan tatapan penuh kebencian dan mengeluarkan kata-kata penuh kemarahan.

"Jadi, ini yang kau lakukan? Tinggalkan kakakku saat dia sangat membutuhkannya!" seru Arif, suaranya penuh amarah. "Bagaimana kau bisa begitu egois? Kakakku hampir kehilangan nyawanya karena tindakanmu!"

Hilmy, yang sudah merasa tertekan dan hancur, berusaha menenangkan dirinya. "Arif, aku mengerti kemarahanmu. Aku merasa sangat bersalah dan tidak tahu bagaimana mengatasi semuanya. Aku berjanji, aku akan selalu ada untuk Octa."

Namun, Arif tidak bisa menahan kemarahannya. Suara pertengkaran semakin keras dan menarik perhatian keluarga dan teman-teman yang hadir di rumah sakit. Ketika suasana semakin memanas, adik perempuan Octa, Sari, datang dan segera melihat ketegangan yang sedang terjadi.

Dengan tekad untuk melerai situasi, Sari mendekati Arif dan Hilmy. "Arif, aku mengerti kau marah dan merasa kesal, tapi ini bukan cara yang tepat untuk menyelesaikannya," kata Sari dengan suara tegas. "Hilmy juga merasa sangat terpukul dan bersalah. Kita semua harus bersatu untuk mendukung kakak, bukan saling menyalahkan."

Sari berusaha menenangkan Arif dan menjelaskan betapa pentingnya mendukung satu sama lain di masa-masa sulit ini. "Kita harus fokus pada pemulihan dan penyembuhan. Kakak butuh dukungan kita semua, bukan pertengkaran," lanjutnya.

Dengan berat hati, Arif akhirnya meredakan kemarahannya. Meskipun masih merasa kesal, ia mulai menyadari bahwa pertengkaran dengan Hilmy tidak akan membawa kebaikan. Sari, dengan dukungannya yang penuh kasih, berhasil meredakan ketegangan dan membawa kembali suasana yang lebih tenang.

Hilmy dan Arif akhirnya duduk bersama dan mencoba memahami perasaan masing-masing. Meskipun masih ada ketegangan, mereka berusaha untuk saling mendukung dan memahami bahwa masa-masa sulit ini memerlukan kekuatan bersama.

Dengan dukungan keluarga dan teman-teman, Hilmy dan Octa terus berjuang untuk mengatasi tragedi yang menimpa mereka. Mereka berusaha membangun kembali hidup mereka dengan penuh harapan, meskipun jalan yang harus ditempuh masih panjang dan penuh tantangan.

Simfoni HatiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang