Bab 23 : Pergolakan dalam keputusan

3 1 0
                                    

Beberapa minggu setelah pertemuan di taman kota, suasana di antara Hilmy dan Octa masih terasa tegang, meskipun mereka berusaha menjalani kehidupan mereka dengan normal. Hilmy terus berusaha untuk fokus pada pekerjaannya di studio, tetapi pikirannya tidak bisa lepas dari kekhawatiran tentang Dimas dan dampaknya terhadap Octa. Sementara itu, Octa merasa terbagi antara mempertahankan jarak dari masa lalu dan memberi kesempatan pada perubahan.

Di sisi lain, Dimas terus mengunjungi kafe, menawarkan dukungan dan bantuan. Meskipun Octa menghargai niat baik Dimas, ada sesuatu yang tetap mengganjal di hatinya. Ia merasa tidak nyaman dengan intensitas kehadiran Dimas, namun merasa kesulitan untuk menolak bantuan yang ditawarkannya. Dimas tampaknya sangat berusaha keras untuk menunjukkan sisi baiknya, tetapi Octa tidak bisa sepenuhnya melupakan masa lalu yang penuh konflik.

Pada suatu malam, saat Octa sedang menutup kafe, ia menerima telepon dari Hilmy yang meminta pertemuan mendadak. Hilmy merasa sangat perlu untuk berbicara dengan Octa secara langsung untuk menyampaikan sesuatu yang penting. Octa, yang masih merasa ragu, akhirnya setuju untuk bertemu di sebuah tempat yang tenang di luar kota.

Saat mereka bertemu, suasana malam itu terasa tenang dan damai. Namun, di dalam hati mereka berdua, ada kegelisahan yang tak tertahan. Hilmy memulai percakapan dengan serius.

“Octa, aku merasa ada yang penting yang perlu kita bicarakan,” kata Hilmy, mencoba menjaga nada suaranya tetap tenang.

Octa mengangguk, menunggu Hilmy melanjutkan. “Apa yang ingin kamu katakan, Hilmy?”

Hilmy menarik napas dalam-dalam. “Aku baru-baru ini mendapatkan informasi yang mengkhawatirkan tentang Dimas. Seorang teman lama memberitahuku bahwa Dimas sedang mencoba mendapatkan kepercayaan dari orang-orang di sekelilingmu. Aku tahu ini mungkin terdengar buruk, tapi aku merasa kamu perlu tahu.”

Octa tampak terkejut dan sedikit bingung. “Apa maksudmu? Kenapa Dimas harus melakukan itu? Aku tidak pernah merasa ada yang mencurigakan dari bantuannya.”

Hilmy menggelengkan kepala, merasa frustasi. “Dimas selalu memiliki motif tersembunyi. Aku tidak ingin kamu terjebak dalam permainan yang mungkin sedang dia mainkan. Aku hanya ingin melindungimu dan memastikan kamu tidak tersakiti.”

Octa berpikir sejenak, mencerna informasi yang baru saja ia terima. “Aku menghargai perhatianmu, Hilmy. Tapi aku juga perlu mempertimbangkan semua aspek. Dimas memang punya sejarah buruk, tapi aku merasa dia mungkin benar-benar mencoba untuk berubah.”

Hilmy merasa cemas dan mencoba menjelaskan lebih lanjut. “Aku paham bahwa kamu ingin memberi kesempatan, tapi aku khawatir bahwa kamu bisa saja mengalami sakit hati jika Dimas ternyata belum benar-benar berubah. Aku hanya ingin kamu berhati-hati.”

Octa menatap Hilmy dengan tatapan penuh pemahaman dan sedikit kesedihan. “Aku tahu niatmu baik, dan aku menghargai perhatianmu. Namun, aku juga harus memutuskan sendiri. Aku berharap kamu bisa mengerti.”

Hilmy merasa hatinya berat, tetapi ia mengangguk dengan penuh pengertian. “Aku mengerti, Octa. Aku hanya ingin yang terbaik untukmu dan tidak ingin ada hal buruk yang menimpa kamu. Aku akan menghormati keputusanmu, tapi aku akan selalu ada jika kamu membutuhkan dukungan.”

Octa tersenyum kecil, merasa sedikit terhibur oleh dukungan Hilmy. “Terima kasih, Hilmy. Aku akan memikirkan semua ini dengan matang dan berusaha membuat keputusan yang bijaksana.”

Mereka berpisah dengan perasaan campur aduk, tetapi ada rasa pengertian yang lebih dalam. Hilmy kembali ke kehidupannya dengan tekad untuk tetap mendukung Octa dari jauh, sementara Octa berusaha menilai dengan hati-hati keputusannya tentang Dimas. Mereka masing-masing tahu bahwa hubungan mereka mungkin harus melalui lebih banyak tantangan, tetapi mereka berharap bahwa kejujuran dan pengertian akan membantu mereka melewati badai ini.

Simfoni HatiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang