Simfoni Hati

Bab 31 : Hari Bahagia

Hari yang dinanti-nanti akhirnya tiba. Pernikahan Hilmy dan Octa adalah momen spesial yang telah direncanakan dengan penuh cinta dan perhatian. Suasana di sekitar venue pernikahan dipenuhi dengan kebahagiaan, harapan, dan cinta. Semua persiapan telah dilakukan dengan cermat, dan keluarga serta teman-teman terdekat hadir untuk merayakan hari istimewa ini.

Venue pernikahan yang dipilih adalah sebuah masjid yang indah dan elegan, dengan dekorasi yang sederhana namun anggun. Karpet merah dan ornamen-ornamen islami menghiasi ruangan, menciptakan suasana sakral dan khidmat.

Pagi itu, Hilmy dan Octa memulai hari dengan penuh antusiasme. Octa, yang dikelilingi oleh sahabat dan keluarga, mengenakan gaun pengantin yang indah, sementara Hilmy, yang dikelilingi oleh teman-teman dekatnya, mengenakan setelan pengantin yang elegan. Keduanya terlihat mempesona, penuh percaya diri, dan siap untuk memulai babak baru dalam hidup mereka.

Setelah melakukan persiapan dan berdoa untuk kelancaran acara, mereka menuju ke masjid untuk melaksanakan prosesi ijab dan qabul. Suasana di masjid terasa khidmat, dengan keluarga dan teman-teman terdekat hadir sebagai saksi.

Ceremoni dimulai dengan pembacaan ayat-ayat Al-Qur’an oleh seorang ustaz yang terhormat, diikuti dengan khutbah pernikahan yang penuh makna. Para tamu duduk dengan penuh perhatian, menantikan momen yang sangat berarti.

Ketika waktunya tiba, Hilmy dan Octa berdiri di hadapan ustadz dan saksi-saksi. Ustadz memulai prosesi ijab dan qabul dengan memberikan nasihat singkat tentang arti penting pernikahan dalam Islam. Setelah itu, beliau meminta Pak Rizal, sebagai wali nikah, untuk mengucapkan ijab, diikuti dengan qabul dari Hilmy.

“Bismillahirrahmanirrahim,” kata ustadz. “Sekarang, mari kita mulai prosesi ijab dan qabul. Bapak Rizal, sebagai wali nikah, silakan mengucapkan ijab.”

Pak Rizal berdiri dengan penuh khidmat dan mengucapkan ijab. “Saya nikahkan dan saya kawinkan anak saya, Octa binti Rizal, kepada saudara Hilmy dengan mas kawin berupa emas 30 gram dan seperangkat alat shalat dibayar tunai.”

Setelah ijab selesai, ustadz meminta Hilmy untuk mengucapkan qabul. Hilmy, dengan penuh keyakinan dan rasa syukur, mengucapkan, “Saya terima nikah dan kawin dengan Octa binti Rizal dengan mas kawin berupa emas 30 gram dan seperangkat alat shalat dibayar tunai.”

Dengan ijab dan qabul selesai, Hilmy dan Octa dinyatakan sebagai pasangan suami istri di hadapan Allah dan para saksi. Keduanya saling berpelukan dengan penuh bahagia, dan para tamu memberikan tepuk tangan meriah sebagai bentuk doa dan dukungan untuk mereka.

Usai prosesi ijab dan qabul, resepsi pernikahan diadakan di area yang terpisah di luar masjid, dengan hidangan lezat dan minuman untuk dinikmati oleh semua tamu. Nasyid lembut mengalun di latar belakang, dan suasana penuh kegembiraan menyelimuti ruangan

Selama resepsi, banyak tamu memberikan ucapan selamat dan doa untuk kebahagiaan dan masa depan pasangan yang baru menikah. Mereka menikmati waktu bersama keluarga, bertukar cerita, dan merayakan pernikahan dengan sukacita.

Saat malam semakin larut, Hilmy dan Octa berdiri di luar venue, menikmati momen tenang di bawah sinar bulan. Mereka berdua saling bertukar pandangan penuh cinta, merasakan betapa istimewanya hari ini.

“Terima kasih telah menjadikanku bagian dari hidupmu,” kata Octa dengan lembut. “Hari ini adalah awal yang indah untuk masa depan kita.”

Hilmy tersenyum dan merangkul Octa. “Aku tidak bisa membayangkan hari ini tanpa kamu di sampingku. Aku sangat bersyukur karena kita bisa bersama dan memulai babak baru ini.”

Dengan hati yang penuh rasa syukur dan cinta, mereka memulai perjalanan baru sebagai pasangan suami istri. Pernikahan mereka adalah perayaan cinta, komitmen, dan dukungan yang telah mereka bangun selama ini. Dengan langkah yang penuh percaya diri dan harapan, Hilmy dan Octa siap menjalani kehidupan baru mereka bersama, menghadapi setiap tantangan dan merayakan setiap kebahagiaan yang akan datang.