1. H2

171 67 60
                                    

"Setiap langkah pertama adalah pintu menuju perjalanan yang tak terduga di sanalah keberanian bertemu dengan mimpi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Setiap langkah pertama adalah pintu menuju perjalanan yang tak terduga di sanalah keberanian bertemu dengan mimpi."
H2_part1

Riani, seorang gadis kecil yang kini telah beranjak 17 tahun, selalu memancarkan keceriaan dan kebahagiaan. Hari ini, dia memasuki babak baru dalam hidupnya, dunia perkuliahan. Ini adalah kali pertama ia harus berpisah dengan orang tuanya,  namun baginya, ini bukanlah kesedihan. Sebaliknya, ini adalah kebahagiaan yang telah lama ia dambakan sejak duduk di bangku SMA; mimpi untuk mandiri dan hidup jauh dari orang tua akhirnya terwujud.

Mengenang masa lalu, Riani bukanlah siswi yang ambisius, dan tak pernah terlalu terobsesi pada nilai akademis. Namun, dia juga bukan anak yang bodoh. Segala kemampuan yang dia miliki berada di batas yang tanggung, tidak terlalu pintar, namun juga tidak bodoh.

Dan sekarang, hari ini adalah hari pertama Riani menjejakkan kaki di kampus. Gugup? Tentu saja. Terlebih lagi, bayang-bayang senioritas yang masih sangat kental di jurusan Teknik, jurusan yang Riani pilih menambah kegelisahan dalam hatinya.

Pagi itu, Riani tiba dengan semangat yang berdebar di kos yang sudah ia sewa sebelumnya, sebuah tempat yang kini menjadi pelabuhan sementara dalam perjalanan hidupnya yang baru. Tanpa membuang waktu, ia segera berganti pakaian, bersiap menapaki hari pertama di kampus yang sudah lama dinantikannya.

Riani beridiri di depan sebuah gedung putih bertingkat tiga yang menjulang megah. Kagum melintas di hati saat matanya menangkap keramaian mahasiswa yang tengah sibuk dengan aktivitas mereka masing-masing. Di sini, di gedung ini, petualangan barunya dimulai.

“Hi?” sapa salah seorang di samping Riani.

“Hi! Mahasiswa baru juga?” tanya Riani.

“Iyap perkenalkan aku Hana,” jawab hana sembari senyum yang menghiasi wajahnya.

“Ok Hana, aku Riani dan ini pertama kalinya aku masuk kampus kemarin aku ngga masuk,” jelas Riani dia memang tidak ke kampus kemarin, alasannya karena dia masih dalan perjalan, mengenai kos. Untungnya ada Ical kenalan sekaligus senior Riani di kampus, yang sudah seperti kakak kandung sendiri, dari pendaftaran hingga masuk Ical selalu membantu dirinya.

“Oh, pantas aku ngga liat, kemarin Pena kamu ngga datang yah?” tanya Hana, iya yah ini pertama kalinya Hana melihat Riani padahal Pena adalah momen untuk saling mengenal.

“Aku datang kok di belakang aja, habis itu aku balik kampung lagi," jelasnya.

“Pantas, kamu ngga kelihatan,” ujar Hana sambil manggut-manggut.

“Kamu kos dimana?” tanya Riani lagi, pertanyaan umum yang selalu dilontarkan ketika bertemu dengan orang baru. Terlebih jika sama-sama anak rantau.

“Aku kos dekat sini depan indomaret yang ada di samping kampus,” jelas Hana.

“Aku ngga tau sih di mana heheh, soalnya masih baru. Aku kos depan gerbang utama, kapan-kapan kamu ke kos yah,” ucap Riani dengan nyengirannya yang terkesan canggung.

Hidden HopeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang