Cukup lama Zakinah tinggal di kos Riani, mungkin ada 2 minggu sampai dia memutuskan untuk pindah kosan. Hari ini adalah hari kepindahannya, dan kedua orang tua Zakinah datang untuk membantu memindahkan barang-barangnya serta membawakan perlengkapan yang di butuhkan di kkos barunya.
“Pah masuk pah,” ucap Zakinah.
“Iya nak,” jawab papa Zakinah sambil tersenyum.
Ibu Zakinah juga ikut serta dan cukup lama Riani berbincang dengan kedua orang tua Zakinah.
Melihat keluarga Zakinah yang harmonis, Riani merasa iri. Ia merasakan kerinduan yang mendalam terhadap ayahnya, meskipun ada rasa benci akibat perceraian orang tuanya.
Momen-momen bahagia bersama ayahnya terlintas di kepalanya.
“Ayah, aku takut jatuh dari sepeda,” teriak Riani dari atas sepeda.
“Ngga papa, ayah pegang di belakang,” ucap Ayah Riani sambil memegang belakang sepeda Riani.
“Ayah,” teriak Riani lagi.
“Ngga papa,” teriak ayahnya penuh dengan dukungan, kemudian berlahan melepaskan tangannya dari sepeda Riani, membiarkan Riani berjalan sendiri.
Namun , kenangan itu segera beralih ke momen yang menyakitkan, saat ibunya memukulinya,
“Ibu sakit,” teriak Riani merintih.
“Makanya jadi anak jangan nakal,” kesal ibunya sambil terus memukuli Riani dengan sapu.
Riani berteriak memanggil ayahnya yang telah pergi, “Ayah,” tangisnya,
“Pergi sana kalau mau ikut sama ayahmu, kamu memang ngga ada bedanya sama dia,” teriak ibunya semakin geram.
“Ngga mau bu,” tangis Riani
Riani menggelengkan kepalanya kuat-kuat ketika bayangan-bayangan pahit itu kembali menyertainya, satu hal yang Riani syukuri sekarang, adalah ibunya sudah tidak perah lagi memukulnya, karena katanya dirinya sudah besar, tapi jujur saja ia cukup trauma.
“Riani tidak papa nak?” tanya Ibu Zakinah, memperhatikan perubahan ekspresi Riani.
“Ah iya tante. Aku baik-baik saja, tan,” jawab Riani dengan senyum di paksakan.
Setelah membantu Zakinah dan orang tuanya mengemasi barang-barangnya dan membawa ke kamar Zakinah.
"Kamu hati-hati di sini yah nak," ucap papa Zakina memeluk Zakinah sangat erat.
Riani menyaksikan momen yang membuat hatinya terasa perih dan Riani merasakan kerinduan yang mendalam terhadap pelukan ayahnya sendiri.
"Sesak," bisik Riani.
Sebisa mungkin dia menahan air matanya agar tidak tumpah, di hadapan keluarga Zakinah. Dia melihat Ayah Zakinah memeluk Zakinah erat-erat. “Kamu hati-hati di sini yah nak,” ucapnya lembut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hidden Hope
RomanceUpdate Senin dan Kamis. Sinopsis: Aku jatuh cinta dengannya, di saat aku tidak ingin jatuh cinta dengan siapa-siapa. Riani tak pernah menyangka bahwa pertemuannya dengan seorang senior yang penuh perhatian akan mengubah hidupnya. Di kota yang jauh d...