10.H2

77 32 33
                                    

Suasana kos yang dibilang sudah sangat sepi karena beberapa orang memutuskan libur semester dan kembali ke halaman masing-masing

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Suasana kos yang dibilang sudah sangat sepi karena beberapa orang memutuskan libur semester dan kembali ke halaman masing-masing.

Berbeda dengan Riani dan Ical, yang menikmati hari-hari liburnya dengan belajar, karena cuma momen itu yang pas, setelah masuk semester baru lagi otomatis dia akan disibukkan lagi dengan laprak, yang membuatnya kadang tidak tidur semalaman.

Riani sibuk membuka laptop, untuk belajar software terkait, pembuatan peta, yang biasa mahasiswa Teknik Pertambangan pelajari. Sementara Ical sibuk mengajarinya dengan sabar, karena terkadang Riani tidak mengerti.

Ini sudah percobaan ke-sekian kalinya, tapi ada beberapa bagian yang Riani kurang paham, membuatnya harus mengulang-ulangnya terus.

“Masukkan lagi datanya,” perintah Ical.

Riani terus sibuk mengarahkan mousenya, untuk memasukkan data yang dimaksud oleh Ical.

“Ini kan kak?” tanya Riani.

“Iya itu.”

“Habis ini apalagi kak?” tanya Riani.

“Ingat saja, kalau data Excel yang dimasukkan kamu perlu mendisplay terlebih dahulu, beda kalau misalnya shp atau DEM itu tidak perlu,” jelas Ical. Riani mengangguk paham.

“Oke kak paham-paham, udah nggak usah dikasih tahu lagi,” ucap Riani, dia sudah ingat apa yang akan dilakukan.

Riani akhirnya sibuk menggerakkan mousenya untuk membuat peta yang diminta, sampai pada titik akhirnya di bagian layouting.

“Kalau soal layout aku suka,” ucap Riani.

“Kak? Lihat dulu sebelum ku layout,” ucap Riani.

Ical mendekat ke arah laptop, melihat apa yang dibuat Riani, cukup bagus pikirnya.

“Oke, layout lah,” ujarnya.

Dengan semangat Riani me-layout peta yang sudah dibuat, mouse bergerak dengan pergerakan yang tidak teratur, mata itu selalu fokus ke layar, melihat apakah ada yang kurang dari petanya. Hingga akhirnya, yes, petanya selesai.

“Kak udah jadi,” ucap Riani semangat.

“Bagus, cukup malam ini nanti kita lanjut lagi,” kata Ical.

Riani menutup laptop miliknya, mengemasnya kemudian kembali masuk ke dalam kosnya, setelah itu kembali keluar di mana Ical berada.

Setelah Riani duduk di bangku panjang itu, entah mengapa sekilas saja terfikir, untuk mempertanyakan hal random kepada Ical.

“Kak kenapa tidak pulang?” tanya Riani.

“Pulang?” Ical terkekeh kemudian menjawab, “Karena nggak tahu mau pulang ke mana.”

Riani menautkan alisnya kebingungan, “Rumah.”

“Saya, Riani, sedari kecil harus luntang-lantung untuk hidup saya sendiri, mama sama papa sudah cerai, dan yang tinggal di rumah papa sama adik, sementara mama pergi sama orang, kamu pahamlah.” Jelas Ical.

Hidden HopeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang