BAB 5: BEAUTIFUL SMILE

130 94 68
                                    

Dipta baru merasakan yang katanya sepulang sekolah pergi main dahulu bersama temen-temen. Selama ini dia tidak pernah main sepulang sekolah, nongkrong ketawa-ketawa bersama teman sekolah, atau pergi merencanakan sesuatu yang seru jika libur sekolah. Dan sekarang adalah masanya yang Dipta rasakan. Baru seminggu dia berada di sekolah ini, dia sudah menjadi teman asiknya Fabio dan Junar, juga menjadi mahasiswa top topics selama satu minggu lamanya di kalangan siswa-siswi Atmaja's. Banyak dari kakak kelas ataupun adik kelas yang memanggil nama Dipta.

Sepertinya top topics di Atmaja's saja tidak cukup, sekarang Dipta berada di sekolah putra negara dan banyak yang menyapa padahal tidak tahu siapa mereka. Sampai-sampai Fabio pun menggelengkan kepalanya, menonton dengan santai pertandingan volley club dari sekolahnya saja tidak bisa, lantaran siswi dari sekolah lain yang memanggil Dipta.

"Dip, gua saranin lo mending pake helm aja deh. Liat noh, dari jarak jauh pun mereka ngomongin lo." Fabio melihat gadis-gadis yang tak henti melihat Dipta bahkan jauh dari penglihatan mereka. Apakah wajah ganteng Dipta bisa menembus langit ke-7 juga?

"Lo risih gak, sih?" Junar bertanya, sebagai sosok yang dingin tentu, dialah yang merasa risih. Bukan, tidak ingin berteman dengan Dipta, rasanya sangat jauh berbeda ketika dia hanya dengan Fabio, mungkin cuma di sekolahnya saja banyak yang memanggil atau menyapa.

"Nggak, ganteng pemberian tuhan wajib di syukuri dan di pamerin." Dipta tatapannya tidak berpaling sedikit pun dari sengitnya pertandingan volley.

"Biarin aja, Jun. Nanti-nanti dia gak usah ditemenin." Fabio menyahut di samping Dipta, sedikit kesal dengan jawaban penuh percaya diri dari teman barunya.

"Buset, kayanya sebelah sono banyak Petriga. Suaranya udah ngalahin suara pemilu tuh," Fabio melihat area di seberangnya. Banyak cewek-cewek yang berteriak kencang.

"Petriga?"

"Persatuan Istri Dirga. Nih, gua kasih tau ya, Dip. Jangan sesekali lo ngejelekin Dirga di depan anggota-anggotanya, otomatis lo bakal di hujat sampe mental lo jatoh. Sakit anjir omongannya, fisik pun kena sama mereka." Fabio menjelaskan, teringat ada temennya yang mengatakan bahwa Dirga di suatu pertandingan, mainnya kelihatan jelek. Disitulah, teman Fabio di rujak habis-habisan oleh Petriga, sampai tiga hari tidak masuk sekolah.

"Kalo Fabio gak perlu di jelek-jelekin lagi, toh dia udah jelek." Junar yang selalu berbicara tanpa berfikir, mengucap apa adanya.

"Monyet lo! Jelek-jelek gini pernah tranding topik di Atmaja's." Balas Fabio tidak mau kalah.

"Tranding topik pas resleting celana lo kebuka doang." Dipta tertawa mendengar hal konyol dari Junar, kembali pada masa-masa awal sekolah, Fabio pernah menjadi topik hangat disekolah karna resleting celana nya kebuka dan menampilkan warna kain merah. Fabio memang salah satu masuk list siswa yang memiliki paras yang ganteng, tapi semenjak kejadian itu posisinya tergeser kan.

"Aib orang jangan dibuka-buka ya Jun. Gak ikhlas gua, malunya masih kerasa sampe sekarang, walaupun yang ngomongin udah pada lupa. Tapi gua gak akan pernah lupa hari sial pada waktu itu."

Diakhir percakapan mereka yang sesekali tegang dengan situasi antara dua team saling menyusul poin dan hanya selisih satu saja berakhir dengan gemuruh. Atmaja's membawa pulang piala kemenangan, memperkenalkan sekolahnya yang menumpuk oleh piala di segala bidang prestasi akademik maupun non akademik.

∞∞∞

Dipta menaiki motor kawasaki hitamnya, berniat pulang setelah menonton pertandingan volley. Motor yang dia beli dengan uang dari hasil keringat sendiri, membuat Dipta tidak lagi bergantungan pada sang papa. Dengan begitu, dia menjadi seseorang yang bisa menghargai usaha dan tenaga. Tidak menjadikannya orang yang serba instan. Semua di dunia ini butuh usaha, waktu, dan tenaga.

AILY DAILY Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang