BAB 11: FINE DAY WITH U

103 71 19
                                    

Aily tidak pernah sekalipun merasakan yang namanya jalan berdua dengan laki-laki lain, selain ayahnya. Setelah izin pada ayahnya, seperti yang di katakan Leya, kemudian izin itu ia dapatkan. Sore ini dia sungguh gugup menatap pantulan dirinya, yang memakai dress floral putih, cardigan biru, beserta rambut yang dia gerai begitu saja, dan sedikit make up di wajahnya. Dia tidak tahu penampilannya bagus atau tidak di mata Dipta, yang jelas untuk ini dia berusaha agar terlihat cantik. Malam hari saat dia mendapatkan izin, saat itu juga dia langsung menghubungi Dipta, ternyata nomor yang Leya kasih sudah ada di beranda chats nya bergabung dengan nomor yang tidak di kenal.

Ada banyak runtutan bubble massage. Tapi pesan itu berhenti di tanggal 22, tepat dimana dia bilang kalau dirinya tidak memegang ponsel saat hari-hari biasa. Pesan-pesan dari Dipta yang dia baca, seketika membuat senyumnya mengembang, ada kebahagiaan tersendiri ketika tadi malam dia membaca pesan semua dari Dipta.

Begini kira-kira:

Dipta Raga: hai?
Dipta Raga: ini bener nomornya Aily, anak pemilik sekolah?
Dipta Raga: ko ceklis 1
Dipta Raga: anjir apa gua di bohongin sama Fabio. jangan-jangan ini nomor tukang urut?!
Dipta Raga: lah masih ceklis 1?

Memang bukan sesuatu yang spesial, tapi membayangkan Dipta kalo memang benar di bohongi oleh Fabio, pasti dia akan marah besar pada temannya itu. Pesan itu langsung di balas oleh Aily, dan sekarang dia sudah mendapatkan pesan itu kembali.

Dipta Raga: gua otw. lo lebih nyaman pake mobil atau motor?

Aily Haura: keduanya aku nyaman

Dipta Raga: oke, tunggu 15 menit gua sampe

Aily Haura: hati-hati

Tidak ada balasan setelah dia membalas pesan dengan kata itu. Saat Dipta memberitahu kalau dia akan sampai 15 menit, jantung nya kembali berdegup lebih kencang, telapak tangan gadis itu berkeringat secara tiba-tiba. Sekali lagi dia bercermin, takut jika pakaian ini kurang pantas untuk di pakai. Ah, ternyata seperti ini rasanya, rasa yang tidak karuan, gugup tiba-tiba, perutnya yang juga mendadak sakit, apakah semua perempuan mengalami ini saat akan di jemput oleh sang kekasih?

Lupakan itu semua, dia harus keluar sekarang, lebih baik menunggu di luar dari pada Dipta turun dan bertemu Sara. Tidak masalah kalau laki-laki itu bertemu ayahnya, tapi tetap saja Aily akan mendapatkan banyak pertanyaan dari Fadli. Dia langsung mengambil tas selempang berwarna pink untuk memadukan dengan warna bunga pada corak yang ada di dress nya. Tak lupa sebelum keluar kamar dia sempat memakai sepatu warna putih juga kaos kaki semata kakinya, untuk tidak terlalu kosong di bagian kaki. Dan satu lagi, dia memakai kalung sepeninggalan ibunya yang berliontin merpati dengan permata merah di mata merpati itu.

Membuka pintu kamar, Aily berpapasan dengan Sara yang menatap nya sinis. Lalu dia menuruni tangga, kalau saja Fadli tidak pulang pasti Aily tidak akan bisa pernah keluar, sekali lagi Sara itu selalu tidak memperbolehkan Aily meninggalkan area rumah. Dia sudah seperti Rapunzel, di kurung di sebuah bangunan oleh si ibu tiri, tidak diperbolehkan untuk melihat dunia. Sudah, lupakan Sara, yang jelas hari ini harinya Aily untuk melihat dunia. Dan, dia pastikan dia akan bahagia hari ini.

∞∞∞

Dipta akhirnya memutuskan untuk membawa kendaraan beroda empat, mengingat kenyamanan dan keselamatan Aily yang dia utamakan. Jelas itu usulan dari Fabio, setelah berdebat di grup yang hanya ada 3 orang di sana. Awalnya dia akan mengendarai motor, namun itu di bantah keras oleh Fabio dan di setujui oleh Junar. Bagaimana jika Aily masuk angin karna kebanyakan menghirup udara, dan bagaimana semisal terjadi hal yang buruk terjadi, seperti jatuh dan Aily tidak memakai helm, tentu saja akan membuat gadis itu geger otak. Pasti Dipta akan di tendang dari Atmaja's High School.

AILY DAILY Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang