Aily hari ini sudah bisa kembali melanjutkan aktivitas nya sebagai pelajar. Setelah beristirahat total selama 3 hari di Hospital Atmaja's atas kemauan ayahnya. Akhirnya, gadis itu sekarang berjalan di koridor bersama kekasih di sampingnya. Dipta selalu menautkan tangannya dengan tangan kecil milik Aily, laki-laki itu tidak jauh-jauh dari gadis cantik itu, mulai sekarang dia akan berusaha menghabiskan waktunya untuk Aily, sekedar menanyakan bagaimana hari ini atau hanya sekedar menatap wajah cantik Aily.
Pasangan di sekolah Atmaja's terakhir ini memang sedang tinggi-tingginya di bicarakan, siapa lagi kalau bukan mereka. Lihat, bagaimana siswa-siswi yang berada di koridor itu sedang membicarakan Dipta dan Aily. Bukan kata-kata yang negatif, malah banyak kalimat bagus yang Aily dan Dipta dengar. Seperti...
"Mereka benar-benar pasangan cocok, anjir."
"Meskipun agak sakit hati, tapi gua seneng liat Dipta sama Aily. Pas aja gitu."
"Udahlah, kayak nya hubungan mereka gak bakal bisa di rusak."
"Kalo ada nominasi pasangan paling sweet, gua rasa mereka menang tanpa voting sih."
Ya, begitulah kira-kira. Tentu saja, Aily senang mendengarnya. Syukurlah, mereka mengetahui bahwa keduanya adalah pasangan, jadi Aily tidak perlu repot-repot memberitahu semuanya bahwa Dipta milik Aily sekarang. Tunggu? Mengapa dia harus berniat memberi tahu semuanya kalau Dipta pacar gadis itu?
"Bisa nggak, sehari aja gua gak liat kalian pegangan tangan?" Fabio tiba-tiba menyahut dari belakang, berjalan sejajar dengan mereka.
Dipta yang melihat Fabio berjalan di samping Aily, langsung menarik gadis itu untuk berjalan pindah posisi. Fabio yang melihat itu sontak mendecih.
"Santai aja kali bos! Gak akan gua rebut juga, gak apa-apa sih kalo Aily mau sama gua." Kelakar Fabio, di satu waktu kedua tangannya dia masukan ke dalam saku celana.
Dipta menoleh pada Aily. "Kamu mau sama dia?"
Aily lantas menggeleng cepat. "Nggak mau, kan aku pacar kamu."
"Nice! Jangan mau sama orang jelek. Kamu cantik, cocok nya sama yang ganteng kayak aku." Dipta tersenyum pada Aily, mengabaikan makhluk aneh di sampingnya yang entah datang dari mana.
"Awas lu ya, gua bilangin bapak gua lu." Fabio berjalan menjauhi mereka sambil menunjuk wajah Dipta. Kemudian, dia berjalan cepat menaiki tangga.
Kemudian, mereka berhenti di depan kelas Aily. Tautan jari mereka belum juga terlepas. "Fabio gak marah kamu gituin?" Tanya Aily.
"Biarin aja, Fabio memang harus di gituin." Jawab Dipta.
Aily hanya mengangguk mengerti. "Udah sana masuk." Suruh Aily.
Dipta menggeleng pelan. "Kita bolos aja yuk?"
"Mau ngapain bolos? Aku ada ujian physics hari ini." Jelas, Aily tercengang mendengar ajakan dari Dipta.
"Aku kayak nya gak bisa deh jauh-jauh dari kamu." Balas Dipta.
Aily lebih tercengang lagi mendengar alasan Dipta. Apa katanya? Tidak bisa jauh-jauh? Ini kan masih satu sekolah, bukan beda sekolah, malah masih bisa bertemu hanya berjalan beberapa menit saja.
"Cowok lo alay banget, Ly." Leya menyahut dari balik pintu secara tiba-tiba.
"Cowok lo juga kaya yang nggak alay aja." Dipta membalas dengan masam.
"Wah! Apa lo bilang? Bisa-bisanya lo ngatain ayang gua?!" Leya memajukan tubuhnya menjadi lebih dekat berhadapan dengan mereka.
"Emang alay kok." Cetus Dipta.
KAMU SEDANG MEMBACA
AILY DAILY
Teen Fiction[FOLLOW YUK, SEBELUM BACA!] -not revised yet! Dua insan ciptaan tuhan yang bertemu di situasi yang serupa, mempunyai perasaan hampa di dada. Takdir yang sama, kehilangan separuh jiwa membuat mereka terpuruk di hidupnya, dan sama-sama mengharapkan se...