BAB 8: PRAISE

107 83 37
                                    

Jika saja Aily diberi hadiah oleh tuhan, ia ingin meminta untuk selalu bangun di pagi hari dengan keadaan yang baik. Tidak perlu memikirkan apa yang akan terjadi hari ini, lebih baik atau lebih dari sebelumnya. Ia hanya perlu menjalankan hari-harinya tanpa kekhawatiran berlebih, ada banyak ketakutan yang muncul ketika Aily membuka matanya. Ketakutan nya pada Sara, kekerasan Sara yang begitu mudah membekas padanya, itu adalah hal-hal yang selalu ingin dia hilangkan dari pikirannya yang carut-marut.

Diberi hidup seperti ini, apa Aily mau? Tidak, jika tuhan sudah memberi tahu hidupnya akan seperti ini dia lebih baik tidak lahir, meski banyak bergelimang harta, apakah itu cukup untuk membuat hidup tenang? Apa gunanya hidup jika untuk di lukai oleh Sara, menyedihkan! Aily membuang nafas panjang, lagi-lagi langit atap yang tidak tinggi itu mampu membuat hatinya perih, untuk apa tinggal di bangunan besar dan mewah. Aily akan berkahir di ruangan sempit tanpa kenyamanan itu.

Dia bahkan tidak tahu, jam berapa sekarang. Kosong, gelap, sesak itu yang Aily rasakan. Namun, tiba-tiba pintu terbuka membuat cahaya masuk, menampilkan Sara yang berdiri dan seseorang wanita berbaju biru langit di belakang Sara.

"Keluar!" Perintah Sara, Aily tentu saja langsung keluar. Pengap rasanya lama-lama di dalam sana. Aily pergi begitu saja dengan berjalan cepat menaiki tangga, tidak mampu lama-lama menatap Sara.

Sara melihat Aily geram. Jika saja dia tidak memikirkan barang-barang mewah yang masih banyak belum dia beli, ia tidak mau lagi berada di rumah ini. Sara masih ingin menikmati harta Fadli, dan berfoya-foya demi kepuasan diri sendiri.

"Anak sialan!" Desis Sara. "Siapkan, sarapan saya, yang enak!"

Perintah Sara langsung mendapat anggukan kepala dari pembantu itu. Cepat-cepat pergi ke dapur, membuat makanan enak untuk di lahap nyonya besar. Sedangkan, Sara pergi dari sana meninggalkan hati yang penuh kebencian.

Ketika di kamar, Aily duduk depan cermin menatap pantulan dirinya yang menyedihkan, masih berbalut seragam kemarin, rambut yang urakan, mata sembab, dan pipi yang membengkak disertai lebam. Sampai kapan dia akan melihat dirinya terus-terusan seperti ini? Setiap kali kembali ke kamar, Aily selalu melihat penampilan nya setelah menjadi mangsa amarah Sara.

Beralih menatap jam di tembok, dia menyegerakan untuk mandi bersiap pergi bersekolah. Soal, pipi nya yang membiru, dia akan menutupi dengan makeup, menghindar dari tatapan banyak orang dan menghindar dari pertanyaan Leya yang akan berisik seharian membahas luka Aily.

∞∞∞

Biasanya, ia akan turun dari mobil yang berhenti di depan lobby. Berbeda dengan hari ini, Aily menaiki bus dan berjalan kaki setelah turun di halte yang tak jauh dari sekolah. Memasuki gerbang dengan para mobil murid, harus membuat Aily berjalan ke samping. Tidak banyak yang datang berjalan kaki, dari tadi dia hanya melihat motor dan mobil memasuki area sekolah. Terhitung jari yang berjalan kaki dari luar sekolah, banyak orang bilang mereka adalah siswa-siswi beasiswa dari progam Atmaja Group.

Aily berjalan dengan buku novel yang dia pegang di depan dada. Tadi pagi, sebelum menaiki bus, dia melipir ke toko buku. Melihat dan membeli sebuah buku yang membuat nya tertarik untuk cepat-cepat dia bawa ke kasir. Seperti biasa, koridor ramai dengan mereka yang baru saja datang atau mereka yang hanya sekedar mengobrol dengan temannya, ada banyak kegembiraan di antar mereka, mengobrol dan tertawa, bersenda gurau, seakan-akan tidak ada masalah pada mereka.

Jika, Aily berjalan di koridor pasti akan ada Leya yang berlari dan berteriak memanggil namanya. Namun, sekarang Aily tidak melihat tanda-tanda Leya muncul, sampai dia memasuki kelas Leya tidak ada di sana. Aily duduk di bangkunya, menyimpan tas dan membuka bungkusan plastik buku novel di tangannya. Dia lebih memilih membaca buku, dari pada bergabung dengan para cewek-cewek yang sibuk bergosip di bangku belakang. Sesekali dia melihat pintu kelas, berharap Leya muncul lebih cepat dari dugaannya kalau Leya datang telat hari ini.

AILY DAILY Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang