"Jadi, lo deketin Aily udah sejauh mana?"
Sudah seminggu lebih dia berada di sekolah ini, Fabio tahu bahwa Dipta sedang mengalami cinta pandangan pertama. Laki-laki itu juga menceritakan seluruh kejadian sebelum nya pada Junar dan Fabio. Mereka bahkan tahu, Dipta diam-diam suka melihat Aily dari jendela kelas untuk memastikan gadis itu datang ke sekolah.
"Belom sejauh yang lo bayangin," jawab Dipta, matanya melihat Junar di depan yang sedang mendribble bola basket.
Mereka bertiga, berada di gimnasium sekolah setelah pelajaran olahraga selesai 10 menit yang lalu. Alih-alih mengganti baju, mereka lebih memilih berada disini menunggu bel istirahat.
"Cepet-cepet deh lu berlayar, jangan sampe start lo di curi sama yang lain. Lo kan tau, banyak yang suka sama Aily." Jelas Fabio.
"Jangan kelamaan, Dip. Gua liat Aily juga udah mulai tertarik sama, lo." Di sana Junar menyahut sembari sibuk dengan bola basket di tangannya.
"Sok tau lo, Jun." Balas Dipta, sambil berdecak.
"Jadi bocah jangan bebel, kalo gua kasih tau." Junar memasukan bola ke dalam ring dengan perasaan geram, dia tahu kalau Aily juga suka pada Dipta. Dari tatapan gadis itu dan tingkah nya yang kelihatan kentara. Dipta saja yang buta, tidak memperhatikan lebih banyak gerak-gerik Aily.
"Trus, gua harus lakuin apa, biar lebih deket sama Aily?" Tanya Dipta. Tatapan matanya nampak lebih redup, tanda bahwa dia galau tidak karuan. Meminta saran kepada mereka semoga meredakan kegalauan Dipta yang melanda pikirannya.
"Kalo kata gua cium aja sih, Dip." Timpal Fabio. Jelas, itu membuat Junar melemparkan bola nya pada laki-laki asbun itu, sampai Fabio terlentang untuk menangkap bola yang di lempar keras dari Junar.
"Yang ada sawan anak orang, Fab." Junar ikut duduk, dan menyeka keringat dengan baju seragam olahraga membuat perut berbentuk kotak-kotak itu terlihat. "Lo pelan-pelan aja deketin dia, ajak dia jalan, ajak dia ke tempat-tempat romantis. Trus–"
"Trus lo cium," Fabio memotong ucapan Junar, hal itu memancing tangan Dipta untuk melayangkan pada wajah laki-laki di sampingnya.
"Diem deh anjing, lama-lama lo yang gua cium!" Balas Dipta. Bukannya mendapatkan saran yang bagus hingga pikirannya lebih tenang, Fabio malah bicara yang tidak-tidak.
"Mau dong," Fabio memonyongkan bibirnya ke arah Dipta.
"Jelek lo, kaya babi!" Junar bangkit dari duduknya, dan pergi meninggalkan mereka.
"Mau kemana lo?" Tanya Fabio.
"Mau nyamperin Shella!" Jawab Junar yang sudah jauh dan menghilang dari gimnasium. SHELLA KINANDITA adalah perempuan yang berlabuh pada hati Junar, dari awal kelas 10 keduanya telah menjadi pasangan, cukup lama mereka menjalin hubungan yang tentu tidak selalu halus mulus.
Di susul Dipta, ia juga berdiri dan berjalan meninggalkan Fabio. "Lo juga, mau kemana?"
"Mau cium Aily gua, Fab." Tentu saja itu hanya lelucon, dia tidak seberani itu untuk bertindak sejauh yang ada di pikiran Fabio.
"Ck! Derita jomblo kaya gini nih, di tinggal. Padahal gua juga mau ngerasain yang namanya di elus, boncengan, pegangan tangan. Anjing lah!" Fabio emosi sendiri lalu melempar bola dengan keras dan pergi dari gimnasium.
∞∞∞
Dipta berjalan di koridor seorang diri, setelah bel istirahat berbunyi 7 menit yang lalu dia mengganti baju olahraga yang basah oleh keringat dengan seragam semula, sekarang dia menuju kelas Aily. Berniat untuk mengajaknya ke kantin, dia harap gadis itu masih ada di kelasnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
AILY DAILY
Teen Fiction[FOLLOW YUK, SEBELUM BACA!] -not revised yet! Dua insan ciptaan tuhan yang bertemu di situasi yang serupa, mempunyai perasaan hampa di dada. Takdir yang sama, kehilangan separuh jiwa membuat mereka terpuruk di hidupnya, dan sama-sama mengharapkan se...