TYPO 🙏
HAPPY READING...!!!Cio pun mengantarkan Shani pulang, keadaannya sangat mengkhawatirkan sepertinya Shani mengalami trauma setelah apa yang terjadi padanya. Mereka masih diperjalanan pulang.
"Cio hiksss..."
"Apa?" Tanya Cio daftar.
"Makasih kamu nolongin aku hiks... Aku gak tau kalo kamu gak dateng tepat waktu. Mungkin aku... hikksss... AKU JIJIK SAMA TUBUHKU SENDIRI CIO!!! Teriak Shani.
Cio menepikan mobilnya sejenak."AKU KOTOR!!! DIA UDAH SENTUH AKU hiks..."
"Suuttsss Shan, tenang. Kamu gak papa..." Cio menenangkan Shani dengan mengusap pundaknya.
"Aku takut hiksss..." Ucap Shani.
"Kamu jangan takut ada saya disini. Maaf saya sudah membiarkan kamu pergi sendiri." Dia tatap dalam mata Shani. Seperti melihat sosok yang dia cintai ada dalam diri Shani. Binar mata itu sangat mirip dengan Anin. Apakah Anin ada dalam diri Shani, pikirnya. Dengan cepat Cio menepis isi pikirannya itu.
"Saya antar kamu pulang." Ucap Cio mengalihkan pandangannya.
(Shhhh....kepala gue sakit) ringis Cio dalam batinnya.
Drrrttt drrrttt...
"Cio hp kamu?" Ucap Shani.
Cio meraih ponselnya yang ada di dashboard."Iya mi?"
"Kamu dimana? Chika bangun nangis nyariin Shani."
"Cio... Cio nganter Shani pulang mi. Kasian udah malem." Bohong Cio, dia tidak ingin membuat sang mami khawatir.
"Ya sudah, tapi ini Chika gimana nangis terus?"
"Mami tolong tenangin dulu Chika, kasian Shani kalo di rumah kita terus. Pasti keluarganya khawatir." Ucap Cio.
"Ya udah, kamu hati-hati."
Tuut...
"Chika bangun?" Tanya Shani.
"Iya," jawab Cio datar. Shani hanya mengangguk, tidak banyak yang bisa dia lakukan. Shani masih mengingat kejadian tersebut.
Sekitar 30 menit mereka sampai di rumah Shani. Cio terus menahan rasa pusing di kepalanya dia tidak mungkin mengatakan hal itu pada Shani.
POV Keenan dan Imel
"Pa, kakak kemana jam segini belum pulang juga. Mama telpon gak aktif." Ucap Imel, yang mondar-mandir di hadapan Keenan.
"Kakak ijin kemana sama mama?" Tanya Keenan.
"Dia mau ke rumah Chika katanya."
Keenan sudah tidak mempermasalahkan hal itu lagi. Yang terpenting Shani sekarang bahagia dengan apapun yang dia jalani saat ini."Ya udah mama gak usah khawatir, paling dia gak di bolehin pulang sama Chika." Ucap Keenan dengan santainya.
"Mana bisa kaya gitu pah, perasaan mama dari tadi gak enak. Adek juga sama katanya. Mama telpon dari tadi gak aktif, gimana gak takut anaknya kenapa-kenapa coba." Imel mendengus kesal, karena Keenan sepertinya sama sekali tidak khawatir pada Shani.
"Kamu pasti mikir aku gak khawatir kan sama kakak?" Tanya Keenan, sambil menatap layar laptopnya.
"Papa juga khawatir mam, kakak...."
POV end
Brak!!!
"KAKAK???" Imel dan Keenan langsung bangkit dari duduknya. Melihat Shani yang datang dalam keadaan yang berantakan.