Beberapa jam telah berlalu,
Saat Noe pingsan dan membuka mata untuk pertama kali di atas tempat tidur kediaman keluarga Liam.
Liam lah yang pertama ia lihat menggenggam tangannya dengan raut wajah khawatir.
"Apa kau sudah sadar?!" Liam panik,
"Sebaiknya kau jangan memaksakan untuk bergerak dahulu..." pintanya.
Namun Noe hanya melirik dengan wajah mati rasa.
"Tunggu sebentar, aku akan menghubungi dokter agar dia untuk mengecek kesehatanmu..." Liam berdiri dari kursi tempat ia duduk dan mencari hanphone.
"Sudah berapa jam aku tidak sadarkan diri?" Noe dengan nada pasi.
"Sekitar 5 jam..." Liam.
Jeda mereka diam cukup lama sampai Noe mengucapkan kata:
"Aku ingin pulang...."
Kata-kata Noe membuat Liam mengerutkan jidatnya.
"Why...?! Are you understand with your situation ?!" Liam tak habis pikir dengan jalan pikiran Noe dan kata-katanya.
"Entah kenapa lingkungan seperti ini dan dekat dengan mu hanya membuatku semakin sesak Liam...
Paling tidak aku ingin menenangkan pikiranku tinggal sementara di rumah mendiang kakek beberapa hari..." jawabnya.
Liam kembali diam seribu bahasa.
Pada saat itulah ayahnya datang.
"Putriku kau sudah sadar nak...?!" Tanya ayah Liam pada Noemi.
"Iya paman... "
"Bagaimana perasaanmu, apa tubuhmu baik-baik saja?!" Tanya ayah lagi.
"Ya, aku baik-baik saja" jawabnya sambil tersenyum singkat.
Ayah Liam melirik situasi canggung di antara mereka, tapi belum sempat ia berbicara Noe sudah menyela.
"Paman... bolehkah aku pulang untuk beberapa hari... ke rumah kakek?!"
Ayah Liam terdiam,
Lalu menjawabnya dengan menghela nafas dan berlapang hati.
"Baiklah ... jika itu yang putriku mau...
Tapi bolehkan aku menyuruh tetangga setempat untuk menjaga dan melaporkan kondisimu. Jujur aku cukup khawatir..." ayah Liam menambahkan."Kenapa harus orang lain dan bukan aku saja yang menjaganya?!" Bantah Liam.
"Karena aku tak percaya padamu, meski kau putra kandungku, Liam."
Kata-kata ayah benar-benar membuat Liam tak bisa bicara lagi.
"Dari pada kau disini memperkeruh keadaan, lebih baik kau keluar menenangkan dirimu." Timpal ayah.
Beberapa saat hening menyelimuti ruangan itu, Liam pun melangkah karena tak ada kata persetujuan dari Noe untuk dia tetap di sana.
"Haha, apa bedanya aku dengan mu dulu ayah...".
Itulah yang dikatakan Liam lalu ia benar-benar pergi.
Ayah dengan lembut menanyakan kapan Noe akan pulang ke rumah, dan Noe menyanggupinya besok sore.
Pertemuan keluarga Liam hanya di meja makan malam itu, tanpa saling menyapa maupun berbicara.
Esoknya mereka sibuk dengan kegiatan masing-masing.
Sore itu pun akhirnya tiba.
Hanya ada Liam dan para pembantu di rumah, dia sengaja pulang cepat dan mengcancel kerjaannya karena ingin melihat Noe pergi.
![](https://img.wattpad.com/cover/338843137-288-k953771.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Sweet Bride
FantasyNoemi merasa seperti hidupnya terulang kembali dengan ingatan samar bersama suaminya Liam. Entah kenapa sejak pertemuannya dengan Liam yang membahas pernikan sampai tinggal serumah Liam yang di kenal Noemi selama ini 180° berbanding terbalik dengan...