Chapter 9. Ketakutan Laras

171 4 0
                                    

Brak!

Frans yang sedang menonton video porno di layar laptopnya dibuat terkejut saat tiba-tiba saja ada yang menggebrak meja kerjanya.

Wajah laki-laki itu mendongak. Tatapan tajam Laras menyambutnya.

Frans tersenyum miring. Ia lantas bangkit. "Ada apa kamu tiba-tiba datang ke sini?"

Laras muak dengan semua basa-basi laki-laki bajingan itu. Sambil melipat kedua tangannya di depan dada, ia berkata dengan sinis.

"Saya tidak mau melakukan transaksi sama anak-anak! Mestinya kamu cek dulu, berapa usia klien yang memesan saya!"

Mendengar semua ocehan Laras, Frans tersenyum remeh. Sambil menaruh sebatang rokok ke mulutnya, ia berkata, "Persetan mereka masih di bawah umur, yang penting kan mereka mampu membayar kamu."

Laras tercengang. Dengan penuh emosi ia menyambar batang rokok yang baru saja mau Frans nyalakan apinya. Lelaki itu dibuatnya sangat terkejut.

"Biadab kamu, Frans! Aku nggak mau merusak anak-anak itu! Mulai sekarang kalau kamu masih menerima transaksi dari mereka, maka aku akan keluar dari bisnis kotor kamu ini!"

Frans belum menimpali. Dia masih kaget melihat kemarahan Laras.

Perempuan itu melanjutkan, "Aku tidak peduli jika setelah itu aku harus kehilangan Mas Bagas. Pokoknya aku akan melaporkan kamu!"

Frans mulai berkeringat dingin. Dia nyaris tidak percaya jika Laras bisa mengancamnya sampai begitu.

"Oke! Oke! Aku minta maaf! Anggap saja sudah terjadi kesalahan teknis! Aku janji tidak akan terima transaksi dari klien di bawah umur. Santai aja, Laras!" Dengan takut-takut Bagas bicara begitu.

Bisnis prostitusi onlinenya saat ini sedang sangat bagus, dan semua itu berkat Laras.

Ada banyak klien setiap harinya yang selalu membuka situs mereka dan memesan Laras. Frans tidak ingin usahanya bangkrut jika Laras harus keluar dari bisnis ini.

Oleh karena itu dia harus mengalah pada Laras. Setidaknya untuk saat ini.

"Aku pegang omongan kamu!" Laras bergegas pergi.

Frans menarik nafas dalam-dalam. Sial! Bisa-bisanya perempuan itu mengintimidasi dia.

"Wah, hebat banget lo. Si Frans langsung ketar-ketir begitu!"

Suara seorang perempuan menghentikan langkah Laras yang baru saja keluar dari ruangan Frans. Ia lantas menoleh. Dilihatnya seorang perempuan seusianya yang sedang menatapnya sambil menikmati sebatang rokok.

Perempuan itu segera maju ke hadapan Laras. "Gue Anya. Satu tahun kerja di tempat ini, tapi gue baru bisa lihat lo secara langsung, Laras."

Laras tertegun di tempat. "Mbak Anya tahu nama saya?"

Anya tersenyum sambil geleng-geleng. "Bego! Siapa yang nggak tahu elo? Laras Mawar Berduri, itu nama lo di situs kita, kan? Elo bintang nya, Laras! Dengan followers hampir satu juta klien! Gila! Hebat banget lo!"

Laras cuma terdiam. Apa yang Anya katakan bukanlah sesuatu yang patut untuk ia banggakan.

"Seneng bisa ketemu sama Mbak Anya. Maaf, saya harus pulang."

Anya cuma terdiam saat Laras pamit. Sambil menikmati batang rokoknya, dia memperhatikan punggung perempuan itu menjauh.

~•~

Hari mulai gelap saat mobil yang sedang Jarwo kemudikan menepi di depan pagar rumah Bagas.

"Besok saja jemput Mbak jam sembilan ya?" kata Jarwo sambil menoleh ke arah belakang di mana Laras sedang bersiap untuk keluar dari mobil.

ISTRIKU TERJEBAK OPEN BO Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang