Hari mulai gelap. Di kamar, Elsa sedang menelungkup di tengah ranjang sambil menangis.
Rupanya dia tidak bisa merelakan Bagas begitu saja. Hatinya sakit mendengar pengakuan laki-laki itu yang katanya sangat mencintai istrinya.
Pak Danu dan Bu Retno cuma saling pandang melihat putrinya yang tak mau makan dan terus mengunci diri di dalam kamar. Mereka jadi kebingungan.
"Apa tidak sebaiknya kita kabari Pak Handoko saja, Pa? Mama kasihan melihat Elsa."
Pak Danu yang sedang duduk sambil membaca koran dibuat menoleh mendengar ucapan istrinya.
"Apa Mama sudah gila? Mau ditaruh di mana muka kita? Pak Handoko sudah mengusir anaknya karena menolak menikahi Elsa, dan sekarang Bagas sudah beristri. Apa yang bisa diharapkan lagi?"
Bu Retno terdiam mendengar penuturan suaminya. Itu semua benar. Mereka cuma akan mendapatkan malu kalo nekat bicara sama Pak Handoko.
Sekarang Bagas sudah menikah. Laki-laki itu juga tidak mungkin mau meninggalkan istrinya demi Elsa. Bu Retno jadi kebingungan. Dia cuma tak tega melihat Elsa.
Melihat istrinya diam saja, Pak Danu segera bangkit dari duduknya. Dia lantas menghampiri Bu Retno.
"Papa mengerti perasaan Mama, tapi semuanya sudah terlambat. Sekarang biarkan Elsa sendiri dulu. Biarkan dia menenangkan hatinya," ucap Pak Danu. Diusap-usap punggung tangan Bu Retno. Dia juga mencemaskan kesehatan istrinya karena memikirkan Elsa.
Bu Retno cuma mengangguk. Lantas ia bersandar di bahu suaminya. Tak lama kemudian Elsa muncul. Mereka dibuat terkejut.
"Elsa sudah mengambil keputusan! Elsa akan menemui Fandi lalu kawin sama dia!"
"Elsa?"
Pak Danu dan Bu Retno sangat terkejut mendengar ucapan putrinya itu. Namun Elsa bergegas pergi usai menyampaikan tekadnya.
"Pa, ayo susul Elsa!" pinta Bu Retno pada suaminya. Dia sangat mencemaskan Elsa.
Pak Danu menanggapi dengan tenang. "Mama nggak usah kuatir. Biarkan Elsa menyelesaikan masalahnya sendiri."
***
Bagas baru saja keluar dari kamar mandi. Laki-laki itu kini sedang berdiri di depan wastafel. Dipandangi wajahnya yang muncul di cermin.
'Bagas, aku mohon jangan pergi!'
Elsa ...
Dipejamkan matanya seraya menahan sesak di dada. Kenapa sulit sekali melupakan semua itu? Dan mengapa dia merasa berdosa kepada Elsa?
Tidak, tidak! Itu bukan salahnya! Apa pun yang Elsa katakan dan rasakan, itu bukan urusan dia. Maka sebisa mungkin ia harus melupakan semua itu.
Sedang berkecamuk pikiran Bagas. Tiba-tiba saja satu kecupan di pipi membuatnya terkejut. Bagas segera membuka matanya. Ia tercengang melihat sebuah kue ulang tahun berada di hadapannya.
"Selamat ulang tahun, Mas Bagas." Laras memasang wajah berseri-seri. Kedua tangan memegang kue ulang tahun yang ia sodorkan ke hadapan Bagas. Bibirnya tersenyum gemas melihat laki-laki itu terharu.
"Laras, kenapa beli kue ulang tahun segala? Kamu ingat hari jadi Mas saja, Mas sudah sangat senang." Bagas tak kuasa menahan rasa syukurnya.
Laras tersenyum. "Kamu satu-satunya orang yang aku miliki sekarang, Mas. Apa pun akan aku lakukan untuk kamu. Dan kue ini, temen aku yang buatkan," ucapnya sedikit berbohong. Dia tahu Bagas akan curiga karena dia membelikan kue ulang tahun yang bagus dan mahal.
Bagas tersenyum haru. Dia tak bisa berkata-kata lagi. Laras segera mengajaknya untuk meniup lilin ulang tahun.
"Semoga panjang umur dan selalu sehat ya, Mas."
KAMU SEDANG MEMBACA
ISTRIKU TERJEBAK OPEN BO
Random| khusus dewasa | Laras dijebak oleh lelaki biadab bernama Frans sehingga dia berakhir menjadi seorang wanita panggilan. Dia merahasiakan semua itu dari suaminya, Bagas. Sementara Bagas, laki-laki itu rela meninggalkan rumah orang tuanya demi menika...