Chapter 51. Transaksi Dadakan

115 3 0
                                    

Matahari yang mulai terbenam terlihat begitu indah di tengah laut. Sinar jingganya seolah mengajak kita untuk terbenam bersamanya.

Dan di antara keindahan itu, Fandi dan Laras tampak berdiri di tepi pantai. Mereka sedang menyaksikan panorama alam yang eksotis di hadapannya.

Dress selutut motif bunga dengan tali kecil yang membalut tubuh Laras, melambai-lambai tepinya karena embusan angin.

Fandi melingkarkan kedua tangannya ke sekitar perut Laras. Sesekali ia mengecup pipi dan bahu perempuan itu. Momen inilah yang ia inginkan. Di saat Laras hanya menjadi miliknya saja.

"Si Laras lagi di booking sama klien VIP! Mungkin bulan depan Mas baru bisa memesan dia."

Brak!

"Katakan saja, berapa yang mesti saya bayar supaya saya bisa melakukan transaksi sama Laras?!"

Frans menaikan sudut bibirnya melihat kemarahan di wajah laki-laki yang sedang duduk di depan meja kerjanya itu.

Fandi sudah menekan kontrak selama satu bulan depan Laras. Namun, itu tidak jadi masalah kalau ada klien lain yang mau bayar lebih besar daripada yang Fandi berikan.

Mencium bau uang dan merasa orang di depannya itu mudah untuk dimanfaatkan, Frans segera mencondongkan wajahnya ke depan lelaki bernama Purwa itu.

"Mas Purwa berani bayar berapa? Klien VIP itu udah transfer 300 juta ke saya loh!" desis Frans.

Lelaki bernama Purwa itu memicingkan matanya. "300 juta?"

Frans mengangguk. "Kalo mau, Mas Purwa bisa kasih tawaran di atas itu. Baru deh, saya kasih Laras buat Mas."

Mendengar ocehan Frans, Purwa tampak kebingungan dan kesal.
Gila! 300 juta hanya untuk bisa membooking Laras saja?

Benar-benar edan!

Frans melirik ke arah lelaki seumurannya yang masih tampak gusar. Dia tersenyum tipis.

["Jarwo, si Laras kapan balik dari Ancol? Ada transaksi dadakan entar sore. Suruh dia cepat pulang!"]

Jarwo yang sedang duduk sambil menikmati musik dangdut di dalam mobil dibuat kaget saat ada pesan masuk dari Frans.

Matanya segera berkelana ke luar mobil. Dia harus segera menghubungi Laras.

"Kamu suka laut dan pantai, Laras?" Fandi berbisik seraya merengkuh pinggang kecil perempuan yang berada dalam dekapannya.

Laras mengangguk. "Laut dan pantai mengingatkan aku pada Mas Bagas. Dulu kami sering sekali pergi ke laut dan pantai sewaktu di Solo."

Fandi jadi kesal karena Laras menyebut nama Bagas. Namun dia tak mau merusak momen romantis mereka saat ini.

"Laras, apa kamu sangat mencintai Bagas?" tanyanya setelah ia berhasil memutar tubuh Laras sampai mereka saling berhadapan.

Laras mengangguk. "Mas Bagas segalanya buat aku."

"Lantas, bagaimana dengan aku? Apa dari sekian waktu yang kita habiskan bersama, kamu nggak pernah punya perasaan apa-apa sama aku?"

Laras menggeleng. "Hatiku hanya untuk Mas Bagas. Meski tubuh ini sudah kamu miliki."

Fandi mengepalkan tangannya mendengar ucapan Laras. Kemudian dipalingkan pandangannya ke arah laut lepas. Dilihatnya burung-burung camar yang sedang berterbangan.

["Mbak Laras, Mas Frans meminta supaya Mbak segera kembali ke kantor! Ada transaksi dadakan!"]

Laras memalingkan wajahnya seraya memejamkan mata.

ISTRIKU TERJEBAK OPEN BO Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang