Chapter 49. Sama-sama Klien Laras

93 3 1
                                    

Brak!

"Saya tidak bisa terima semua ini! Cepat hubungi pengacara saya! Pak Danu dan keluarganya harus dituntut!"

Sepulang dari rumah Elsa, Pak Wirya marah-marah. Dia merasa tersinggung atas keputusan Pak Danu. Pokoknya harus ada sidang! Bila perlu dia akan meminta denda atas kejadian memalukan ini.

Dua orang asisten segera melesat pergi untuk menjalankan perintah Pak Wirya.

Fandi yang baru tiba di ruangan itu cuma menatap sang ayah dengan mata yang merah.

Pak Wirya menoleh setelah mendengar suara langkah yang mendekat. Ia sedikit terkejut melihat Fandi menemuinya.

"Fandi, kamu jangan cemas. Kita akan membalas penghinaan ini. Kita buat keluarga Elsa merangkak di bawah kaki kita!"

Fandi menggeleng mendengar penuturan sang ayah. Dan saat Pak Wirya hendak menyentuh bahunya, dia segera menepis tangan lelaki itu.

Pak Wirya dibuat keheranan dengan sikap dingin putranya.

"Sejak kapan Papa berhubungan dengan Laras?"

Pertanyaan Fandi membuat Pak Wirya tercengang. "Apa? Kamu masih mikirin pelacur itu?! Bahkan setelah keluarga Elsa menolakmu?"

Fandi tidak menjawab pertanyaan ayahnya. Dia malah kembali bertanya sambil berjalan mendekati Pak Wirya.

"Sejak kapan Papa suka melakukan transaksi sama Laras? Sejak kapan?!"

Pak Wirya tersentak. Terlebih saat Fandi menyambar kerah kemejanya dan menatap sudah seperti seorang musuh.

"Kamu sudah gila, Fandi! Bukannya memikirkan martabak keluarga kita, kamu malah memikirkan perempuan panggilan itu," desis Pak Wirya. Dengan kasar dia segera menepis tangan Fandi darinya.

Fandi mundur karena terdorong. Namun dia kembali menatap ayahnya dengan sengit. "Jangan lagi menekan kontrak dengan Laras atau ..."

"Atau apa?!"

Pak Wirya menyipit disertai senyuman remeh menanggapi tatapan tajam Fandi. Ini untuk pertama kalinya sang putra berani padanya.

Fandi mendengus kesal lalu berkata, "Aku akan meninggalkan Papa kalau Papa melakukan transaksi lagi dengan Laras."

Pak hanya diam mendengarnya. Sedang Fandi tidak peduli lagi. Dia segera pergi meninggalkan ruang kerja sang ayah.

Bug!

"Brengsek!"

Setibanya di dalam mobil, Fandi segera menghantam kemudi di depannya. Kemudian diusap wajahnya dengan kasar lalu menggeleng frustasi.

Apa-apaan ini?

Bisa-bisanya dia harus mengetahui jika ayahnya ternyata salah satu klien Laras. Ini benar-benar gila! Dia tak bisa terima semua ini.

"Pa!"

Pak Danu yang sedang termenung seorang diri di ruangan kerjanya dibuat terkejut saat ada yang memanggil namanya.

Dilihatnya Elsa dan Bu Retno yang sedang berjalan menuju padanya. Pak Danu menyambut orang-orang terkasihnya itu dengan seulas senyuman pahit.

"Maafkan Papa, Elsa ..."

Pak Danu berkata pada putrinya setelah Elsa berdiri di hadapannya. Putrinya gagal menikah. Elsa pasti akan mendapat malu.

Semua ini karena perbuatan Pak Wirya dan putranya, Fandi. Mereka benar-benar tak punya malu!

Melihat ada kesedihan di mata ayahnya, Elsa segera merangkum wajah Pak Danu.

"Papa jangan banyak pikiran, ya? Elsa baik-baik saja, kok!" ujarnya berusaha menyingkirkan dilema yang sedang berkecamuk di hati sang ayah.

ISTRIKU TERJEBAK OPEN BO Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang