Chapter 77. Tabir Hitam Terungkap

71 4 2
                                    

Lapas Pusat Jakarta.

"Saudara Aryo! Anda dibebaskan!"

Aryo yang sedang duduk di dalam sel tahanan sangat terkejut saat seorang opsir memberinya kabar itu.

Seorang pengusaha datang dengan membawa pengacara. Dia memberi jaminan sampai akhirnya dia dibebaskan. Aryo sangat ingin bertemu dengan orang dernawan tersebut.

"Jadi, Bapak yang sudah membebaskan saya? Mohon maaf, apa kita saling kenal?" Aryo keheranan saat bertemu dengan pengusaha yang memberinya jaminan.

Pak Wirya menaikan sudut bibirnya lalu berkata dengan jumawa, "Saya seorang pebisnis besar! Mana mungkin punya kenalan seorang Narapidana macam kamu!"

Aryo menunduk kaget dan malu. "Lalu kenapa Bapak menjamin saya?" tanyanya ragu-ragu.

Pak Wirya tersenyum miring, " Saya punya kerjaan buat kamu."

Aryo dibuat terkejut. Pak Wirya cuma tersenyum remeh menanggapi tatapan laki-laki itu.

"Mas Fandi, jangan ngebut-ngebut!"

Agus sangat ketakutan dan panik saat duduk di dalam mobil yang sedang Fandi kemudikan. Dia tidak tahu apa masalah anak majikanya itu. Fandi cuma minta dia menjemputnya di kantor Frans.

Fandi terus saja menambah kecepatan mobil. Dia tak ingin jika Elsa dan Bagas lebih dulu tiba di Hotel Melati. Dia harus yang lebih dulu menemukan Laras.

Tanpa Fandi tahu jika Alex sudah membawa Laras keluar dari hotel tersebut. Sekarang mereka sedang menuju bandara.

"Bagas, aku minta maaf karena nggak kasih tahu kamu sejak awal. Aku nggak mau kamu kecewa nantinya."

Elsa meremas bahu Bagas. Matanya tampak berkaca-kaca. Sedang laki-laki yang duduk di sampingnya itu tampak sedang bercucuran air mata.

Bagas baru mengetahui semuanya dari Elsa tentang pekerjaan kotor Laras. Semuanya tampak jelas saat ia menemukan ponsel rahasia sang istri.

Dalam ponsel itu tidak hanya dipenuhi percakapan Laras dengan para klien, tapi juga terdapat beberapa foto, deretan nama dan video Laras yang sedang melakukan transaksi. Bahkan video itu juga dijual bebas di situs dewasa milik Frans.

Yang lebih mengejutkan Bagas lagi, di antara banyak laki-laki yang sudah tidur dengan istrinya ternyata ada beberapa orang yang ia kenal. Iyalah, Fandi, Pak Wirya dan bapaknya sendiri yaitu Pak Handoko.

"Aku tidak bisa terima semua ini, Elsa ... Aku nggak percaya ..." Bagas menggeleng dalam tangis.

Elsa mengangguk, "Aku mengerti perasaan kamu. Namun bukan saatnya kamu meratapi semua yang sudah terjadi. Sebaiknya sekarang juga kita jemput Laras lalu melaporkan semuanya ke pihak yang berwajib."

Bagas mengangkat sepasang matanya yang basah. "Kamu benar, Elsa."

"Ayo Bagas! Ayo kita segera menjemput Laras!" Elsa segera membantu Bagas untuk berdiri. Kemudian mereka bergegas menuju mobil.

Semenetara itu mobil yang dikmudikan oleh Fandi akhirnya tiba di Hotel Melati. Namun kabar yang ia terima sungguh membuat lelaki itu sangat kesal.

"Jadi, Alex sudah meningglkan hotel dan membawa Laras ke luar negeri? Brengsek!" Fandi yang kalap menjambak rambutnya sendiri.

Tak lama dari itu Elsa pun tiba bersama Bagas. Mata Fandi dan Bagas saling mengincar. Keduanya segera maju dan saling menyiapkan tinju.

"Bajingan kamu, Fandi!"

Bug!

Bug!

Bagas yang sangat marah segera mnegamuk dan memukuli Fandi dengan brutal.

ISTRIKU TERJEBAK OPEN BO Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang