Brak!
Frans melempar selembar foto ke meja di depannya. Seorang Lelaki berperawakan tinggi kekar memicingkan mata menanggapi tatapan Frans.
"Elo kan punya banyak anak buah di stasiun, coba suruh mereka cari cewek itu," ucap Frans.
Lelaki bernama Baron yang berprofesi sebagai preman itu menatap ke arah Frans sebelum menyambar foto di depannya.
Dipandangi foto itu lebih dulu lantas menatap pada Frans lagi. "Piaraan lu ini?"
Frans mengangguk. "Dia tambang emas gue. Gue bisa bangkrut kalo dia nggak ketemu," jawabnya dengan wajah pusing.
Baron manggut-manggut. Matanya kembali memandangi foto perempuan di tangannya. "Berani bayar berapa lu, kalo gue berhasil tangkep ini cewek?" katanya acuh tak acuh.
Frans menatap Baron. "Berapa aja yang lu minta. Asalkan tuh cewek segera lu bawa ke sini."
Baron manggut-manggut. "Urusan ginian mah kecil! Anak buah gue lagi pada nongkrong di stasiun. Gue tinggal telepon mereka aja."
Frans mengangguk mantap. "Kalo gitu cepetan deh elu suruh mereka buat tangkap si Laras! Sore ini juga tuh cewek mesti udah ada di sini."
Baron menaikan sudut bibirnya menanggapi perintah Frans. Dia lantas segera merogoh ke saku jaketnya.
"Heh, elu lagi pada nongkrong di stasiun? Cari cewek yang namanya Laras! Hubungi gue kalo udah ketemu!"
Frans manggut-manggut sambil tersenyum puas. Baron segera pamit setelah urusan mereka selesai.
***
Kereta yang ditumpangi oleh Laras tiba di stasiun Jakarta. Laras segera keluar dan langsung berjalan menyusuri stasiun. Kereta menuju kota Solo yang ia cari.
"Loh, Mbak Laras kemana?"
Johan sangat terkejut saat petugas kereta membangunkannya. Dia tidak melihat Laras di sekitar. Entah kemana perempuan itu pergi.
Apa Laras sudah keluar dari kereta dan menuju pulang? Tapi bagaimana kalau Laras malah pergi ke Solo?
Ini bisa gawat!"Pak, lihat perempuan yang tadi duduk bersama saya di kereta ini?"
"Tidak, Mas!"
Johan menepuk dahinya. Laras sudah hilang entah kemana. Sepertinya dia harus menghubungi Mas Tri.
"Apa, Mas? Mbak Laras tidak pulang ke Jakarta?!"
Triatno sangat terkejut mendengar kabar yang Johan sampaikan. Laras di duga sudah naik kereta menuju kota Solo. Pak Handoko bisa marah besar kalau tahu hal ini.
["Mas Johan coba cari dulu di stasiun! Mungkin Mbak Laras masih ada di sekitar! Kalo bisa tolong jangan sampai dia ke sini, Mas!"]
Johan cuma mengangguk mendengar ucapan Triatno. Setelah mengantongi ponselnya, dia segera berjalan cepat untuk mencari Laras.
Sementara itu, Laras sedang berjalan menuju loket tiket kereta. Dia harus berangkat ke Solo sekarang juga. Hatinya belum tenang kalau belum melihat Bagas.
"Kereta ke kota Solo sekitar satu jam lagi. Mbak bisa menunggu sebentar sambil beristirahat."
Laras mengangguk sambil tersenyum menanggapi ucapan petugas stasiun. Dia lantas berjalan menuju orang-orang yang sedang duduk pada kursi panjang di sekitar.
"Itu cewek yang bos bilang."
"Ayo langsung sergap aja!"
Dua orang lelaki tampak mengikuti langkah Laras. Mereka menunggu situasi yang sepi agar bisa meringkus perempuan itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
ISTRIKU TERJEBAK OPEN BO
Random| khusus dewasa | Laras dijebak oleh lelaki biadab bernama Frans sehingga dia berakhir menjadi seorang wanita panggilan. Dia merahasiakan semua itu dari suaminya, Bagas. Sementara Bagas, laki-laki itu rela meninggalkan rumah orang tuanya demi menika...