28

2.2K 189 7
                                    



Mata Lisa tak lepas memerhatikan Jennie yang sedang membereskan barang barangnya. Siang ini Lisa sudah diperbolehkan pulang setelah tiga minggu lamanya ia dirawat jalan dan terapi agar dapat berjalan normal seperti sekarang. Bahkan Lisa sudah bisa berlari meski terkadang sedikit terseong.

"Sayang, chu unnie dan Rosé sudah sampai di lobby, sedang berjalan kemari. Baby Xeena juga ikut" Ucap Jennie

"My princess juga ikut? " Tanya Lisa dengan binar di anggukki Jennie yang sedikit cemberut, ia sedikit Cemburu karena Lisa lebih senang menghabiskan waktunya dengan Baby Xeena namun ia juga senang.

"Kenapa cemberut? Apa aku salah bicara?" Tanya Lisa melihat wajah Jennie yang menampilkan raut kesal.

"Tidak" Ketus Jennie membuat Lisa menggaruk kepalanya yang tak gatal. Lisa jadi berfikir keras kesalahan apa yang ia buat.

Lisa turun dari brankar lalu menghampiri dan memeluk istrinya dari belakang. "Apa yang membuatmu kesal hum?" Tanya Lisa dengan lembut mengecup pelipis Jennie sedangkan sang empu mengerucutkan bibirnya. Ia mudah luluh jika Lisa sudah memperlakukannya dengan lembut.

"Lili akan melupakan dan mengabaikan Nini jika sudah bermain dengan baby" Rengek Jennie membalikkan badannya dan memeluk Lisa membuat Lisa terkekeh.

"Aigooo kalian ini kami menunggu di lobi sudah lama dan kalian malah bermesraan.. Ck.. Ck... Tidak patut"omel Jisoo datang menggendong baby Xeena dikuti Rosé.

"Biarin wleeee" Jennie memeletkan lidahnya meledek sang Unnie membuat Jisoo berdecak sedangkan Lisa dan Rosé terkekeh.

"Dadddadadaa.. " Baby Xeena merentangkan tangan pada Lisa meminta gendong.

"Tidak baby, hari ini dada milik mommy" Tolak Jennie mengeratkan pelukannya.

"Aishh bayi besar ini benar benar" Jisoo menggelengkan kepalanya.

"Sudah sudah kajja sebaiknya kita pulang"lerai Rosé dianggukki semuanya. "Sayang biar aku yang gendong baby Xeena kamu bawa kopernya" Lanjut Rosé dianggukki Jisoo.

Lisa berjalan duluan dengan Jennie yang memeluknya dari samping di ikuti Jisoo dan Rosé berjalan di belakang.

"Maafkan aku yang melupakan semua tentang kita" Ucap Lisa membalas pelukan Jennie dan mengecup pelipis Jennie membuat sang empu mendongak menatap Lisa.

"Tak masalah sayang, asal kamu tetap disampingku" Jawab Jennie tersenyum manis membuat Lisa ikut tersenyum. "Aku akan berusaha lagi mengingat semuanya" Ucap Lisa bersungguh-sungguh. "Tak perlu di paksakan, ingat kata dokter jangan memaksakan diri itu tidak baik, pelan pelan saja pasti ingatanmu akan kembali" Nasehat Jennie dianggukki Lisa.



...




"Irene menggelengkan kepalanya kala melihat kekasihnya masih bergulung dalam selimut dan begitu nyenyak tidurnya.

" Bear kau tak ingin bangun? "Ucap Irene duduk ditepi ranjang lalu mengusap Pipi Seulgi yang hanya berdehem. " Bangun bear kajja kita harus kerumah Jennie"lanjut Irene menggoyangkan pelan bahu Seulgi.

"Nanti saja, aku masih mengantuk" Serak Seulgi tanpa membuka mata membuat Irene berdecak. "Ayo bear, wendi dan Joy sudah disana" Ucap Irene membuat Seulgi mendesah pelan dan dengan malas ia bangkit dari kasur tercintanya menuju kamar mandi.

"Sayang apa si sipit itu sudah bangun? " Tanya Eomma kang membuyarkan lamunan Irene. "Sudah eomma dia sedang mandi" Saut Irene. " Ya sudah kajja tunggu di bawah saja, eomma ingin berbincang sedikit"ajak Eomma kang di anggukki Irene yang segera menyusul Eomma Kang.

Pernikahan DiniTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang