Jisoo mengusap lembut surai dan punggung Jennie yang begetar karena menangis tersedu sedu. Ia juga merasa terpukul atas kecelakaan yang menimpa Lisa, dan kini sudah 3 jam ia serta yang lain menunggu dokter yang menangani Lisa yang harus menjalani operasi karena pendarahan dikepalanya yang begitu parah.
Semuanya mengharapkan jika Lisa baik baik saja meski ada sedikit keraguan karena sudah berjam jam namun dokter belum juga keluar ruangan operasi.
Mommy manoban masih terisak dalam pelukan sang suami, baby Xeena juga sedikit rewel dalam gendongan eomma kim. Bahkan Rosé menangis dipelukan Irene.
Pintu terbuka membuat semua orang menoleh dan menghampiri sang dokter. "Bagaimana dok? " Tanya Jennie menatap harap sang dokter.
"Semuanya berjalan lancar kami berhasil menghentikan pendarahan didalam kepala nona Lisa, hanya saja keadaannya belum stabil menyebabkan ia koma" Jelas dokter membuat semuanya shock.
Brugh
"Jennieeeee.... " Jisoo langsung menggendong Jennie yang pingsan begitu saja setelah mendengar keadaan Lisa.
"Nona Jisoo.. " Panggil dokter membuat Jisoo tak jadi melangkah "kemungkinan besar nona Lisa juga akan mengalami amnesia sementara"Lanjut Sang dokter semakin membuat lutut Jisoo lemah dan mommy manoban ikut pingsan.
"Bawa nona Jennie dan nyonya manoban keruang rawat saja, setelahnya Tuan manoban bisa keruangan saya untuk tau keadaan Nona Lisa lebih detail lagi" Ucap sang dokter di anggukki semuanya lalu pamit undur diri.
"Satu ruangan saja, agar kita bisa menjaga keduanya dengan bersamaan" Ucap Marco di anggukki Jisoo.
...
Dua bulan berlalu begitu saja dan dengan setia Jennie terus menemani Lisa. Untungnya sang eomma dan mommynya menawarkan diri untuk merawat baby Xeena, jadi Jennie tak terlalu khawatir.
Banyak hal yang Lisa lewatkan salah satunya pernikahan wendy dan Joy yang harus berlangsung karena desakan orangtua Joy, lalu perkembangan baby Xenna yang mulai bisa duduk sendiri dan merangkak.
"Lili tak mau bangun?" Tanya Jennie menggenggam tangan Lisa dan menyenderkan kepalanya ditangan Lisa.
"Nini kangen dipeluk Lili" Lirih Jennie
"Nini.. " Jennie menoleh kala sang unnie datang menghampiri nya. "Kajja makan dulu" Jennie menggeleng mendengar ajakkan sang unnie membuat Jisoo berdecak
"Nini belum lapar unnie" Saut Jennie menatap sendu ke arah Lisa. "Tetap saja Nini harus makan, jika Nini sakit siapa yang akan menjaga Lisa humm" Bujuk Jisoo membuat Jennie akhirnya mengangguk.
"Unnie suapi ne" Jennie kembali mengangguk dan Jisoo segera menyipkan makanan untuk Jennie lalu menyuapi adiknya itu.
Jennie menoleh jari tangan Lisa yang digenggamnya bergerak. "Unnie look" Pekik Jennie membuat Jisoo menoleh dan Menatap ke arah Lisa yang mulai membuka matanya perlahan. Jisoo segera menekan bel khusus untuk memanggil Dokter.
"Liliii... Hikss... " Isak Jennie memeluk Lisa namun tak lama karena dokter dan suster datang untuk memeriksa keadaan Lisa.
"Unnie, Lili sudah sadar" Lirih Jennie memeluk Jisoo
"Umm... Kesabaran kita tak sia sia bukan?" Ucap Jisoo dianggukki Jennie.
"Bagaimana keadaan Lisa dok?" Tanya Jennie
"Semuanya sudah stabil, namun sepertinya ia harus menjalani terapi agar bisa berjalan normal karena semua ototnya pasti kaku. Dan seperti yang sudah saya katakan Nona Lisa akan mengalami amnesia sementara" Jelas Dokter membuat Jennie merasa lemas pada kakinya. "Dekatilah dengan pelan, dan jangan memaksa ia mengingat semuanya. Itu bisa menghambat proses mengingat memorinya kembali" Lanjut Dokter.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pernikahan Dini
Acaktentang rumah tangga dua orang gadis yang di jodohkan. Lisa yang irit bicara dan Jennie yang manja. Bisakah mereka bertahan?