11

5.2K 553 20
                                    




Tepat pukul 7 pagi rombongan Jenlisa sampai dipulau Jeju setelah melakukan perjalanan 1 jam lebih.

Dan kini mereka berada di kamar villa masing masing. Jennie dan Lisa, Jisoo dan Rosé, Irene dan Joy, terakhir Seulgi dan wendy. Mereka memutuskan untuk istirahat beberapa jam sebelum  keliling jalan jalan.

"Lisaa" Panggil Jennie dan Lisa hanya berdehem fokus pada game diponselnya di sofa

Kesal karena Lisa hanya fokus pada gamenya pun Jennie langsung merampas dan melempar asal ponsel Lisa lalu segera duduk di pangkuan Lisa membuat sang empu hanya menghela nafas pasrah. Ingin marah tak bisa karena kucing itu akan lebih cerewet dan marah marah seolah Lisa yang salah.

"Bisa tidak jika aku panggil itu langsung fokus padaku jangan hanya berdehem dan fokus pada gamemu" Kesal Jennie menangkup wajah Lisa dengan gemas, sang empu hanya mengangguk ragu

Lisa melepaskan kedua tangan Jennie yang menangkup wajahnya lalu memindahkannya untuk mengalung kelehernya. Lisa sekilas menatap wajah Jennie seksama lalu tersenyum tipis. "Mianhe"Jennie mengangguk lalu menelungkupkan wajahnya diceruk leher Lisa

"Kenapa hum? " Tanya Lisa lembut mengelus surai Jennie

"Tentang kita... "

"Waee?.. Apa tentang kemarin? Jika itu membuatmu terbebani maka tak usah dipikirkan"Jelas Lisa

"Kau akan menceraikan ku? "Cicit Jennie bertanya

" Kau menginginkan nya? "Lisa balik bertanya " Jika iya, aku akan mengabulkan nya untukmu"lanjut Lisa

"Kau tidak ingin membujukku dulu?tak ingin mempertahankan pernikahan kita?" Tanya Jennie

"Ani.aku akan mempertahankan jika memang ingin aku pertahankan. Dan aku akan melepas jika memang ingin dilepaskan. Hidup itu rumit Jennie, jadi jangan lebih memperumit lagi dan menambah beban fikiran. " Jelas Lisa dan Jennie hanya Diam

"Lisa" Panggil Jennie setelah hening cukup lama, ia masih memeluk Dan berada dipangkuan Lisa

Menurut Jennie, Lisa adalah sosok yang dewasa meski umurnya masih cukup remaja. Sosok yang perhatian meski tak banyak bicara. Jennie akui jika dirinya nyaman berada di dekat Lisa, dalam pelukan Lisa bahkan dirinya akan tidur begitu nyenyak Jika dalam dekapan Lisa.

Jennie melepaskan pelukannya namun tetap berada dipangkuan Lisa dan menatap Lisa dengan seksama.

"Wae? " Tanya Lisa juga menatap Jennie

"Bolehkah aku jujur? " Lugu Jennie membuat Lisa terkekeh pelan

"Sudah seharusnya kau berkata jujur, karna jujur lebih baik meski menyakitkan daripada berbohong yang sakitnya akan dua kali lipat" Lisa menyentuh ujung hidung jennie sekilas dengan telunjuknya "kau benar benar ingin beepisah dariku? " Lanjut Lisa bertanya

"Kenapa kau selalu membahas perpisahan? Aku tidak mau" Pekik Jennie kesal mengerucutkan bibirnya membuat Lisa bingung

"Maksudmu kau tidak ingin berpisah denganku? " Jennie menggeleng lalu kembali memeluk Lisa

"Tidak.aku sudah nyaman denganmu. Aku sudah bergantung padamu, aku tak bisa jauh darimu Lisa. Kau harus nya mengerti itu. Aku tak ingin berpisah apalagi bercerai aku tidak mau" Ucap Jennie dengan bergetar menahan tangisnya

"Benarkah? Lalu Bagaimana jika aku kulian di London? " Ucap Lisa menyeringai tipis ingin menggoda istrinya sedikit

"Andwee... "Tolak Jennie

" Hah mianhe tapi aku terlanjur mendaftar kuliah disana, dan bulan depan aku harus berangkat ke London "ucap Lisa mendramatis

"AANDWEE....HUAAAAA EOMMAAA HIKSSS... HIKSSS..."Pekik Jennie menangis memukuli punggung Lisa

Pernikahan DiniTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang