Lift terbuka, Kara segera masuk agar mendapatkan tempat. Pagi itu, lift gedung 3 cukup padat. Sebentar lagi kampus akan mengadakan festival, sehingga para anggota dari berbagai UKM sedang mempersiapkan diri. Kara juga demikian. Ia sudah memberi tahu seluruh anggotanya untuk melakukan pertemuan hari ini dengan agenda persiapan festival. Kara merasa harus mengikuti kegiatan ini untuk mempromosikan UKM Literatur, dan menunjukkan pada pihak kampus bahwa UKM ini juga aktif. Ia menjadi bersemangat.
Tiba-tiba lift berhenti di lantai 6. Kara tidak melihat tombol 6 terpencet, yang artinya tidak ada yang akan turun di lantai itu. Berarti ada orang di lantai 6 yang ingin memasuki lift. Tapi, pintu lift tidak juga terbuka. Lift hanya berhenti tanpa pergerakan. Beberapa orang mulai gelisah dan berbisik, saling menanyakan apa yang terjadi.
Namun, kegelisahan mereka tidak sesederhana itu ketika lift tiba-tiba bergetar dan turun dengan cepat. Lift kembali berhenti. Sepertinya lift tidak turun banyak. Terdapat tulisan eror di info lift. Semua orang histeris. Beberapa orang berteriak, membentak menyuruh diam. Banyak yang tidak berani bergerak, takut lift kembali jatuh.
Kara pun masih terkejut, bahkan nyaris menangis. Dengan cepat ia mengambil ponselnya, terlihat jaringan wi-fi kampus menjadi sangat buruk karena berada di dalam lift. Kara mematikannya, kini beralih ke data seluler. Setelah dapat terhubung, Kara mencari kontak yang dapat dihubungi. Sekarang ia hanya berharap pada satu orang yang akan langsung datang.
"Jovano," tegur Jevian. Kawannya itu menoleh. "Lo mau ke ruang Persma?"
Jovano mengangguk, "lo?"
"UKM. Si Kara buat pertemuan pagi, karena nggak ada yang kelas pagi hari ini."
Sekarang mereka sedang menunggu lift. Selang beberapa detik, Jevian menyadari tulisan lift sedang eror.
"Liftnya nggak bisa dipakai," gerutunya. Sialnya ruang UKM berada di lantai 8. Satu-satunya jalan menuju ke sana hanya tangga.
"Ya sudah, ayo—" Jovano terhenti kala ponselnya berbunyi, tanda seseorang menelepon. Segera ia angkat saat melihat nama siapa yang tertera. "Kara, kenapa?"
"Vano... liftnya eror... di lantai lima gedung tiga" suara Kara tidak begitu jelas, tetapi Jovano dapat mendengar gadis itu menangis. "Aku takut..."
Jovano segera menjauhkan ponselnya dari telinga lalu menatap Jevian, "panggil satpam. Lift ini eror di lantai lima. Gue duluan ke atas." Jovano langsung menaiki tangga dengan langkah cepat.
Jevian jelas terkejut mendengarnya. Tidak menunggu waktu lama, Jevian juga berlari ke pos satpam terdekat untuk memanggil bantuan. Jevian yakin sekali jika Kara terjebak di lift itu, pasalnya Jovano menjadi sangat tegang setelah Kara menelepon.
Ketika sampai di pos satpam, Jevian langsung membuka pintu dengan kasar. Ia mengatur napasnya yang tersengal akibat berlari, kemudian berteriak, "lift gedung tiga eror! Semuanya terjebak di lantai lima!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Ice Cream; Jaemin & Jeno
Misteri / Thriller"Peduli dan ikut campur itu beda tipis, terlalu membuang tenaga. Kita cuma perlu menghindar tanpa berbuat onar." Demi menyelamatkan UKM Literatur yang nyaris bubar, Jovano Abidzar meminta Jevian Abrizam untuk bergabung ke UKM itu. Jevian tak punya p...