Bu Rosalia harus mengerti

675 41 28
                                    

Edo mengaku pada orangtuanya tentang Adara yang hamil.

**

Bayangan Adara yang marah padanya terus melekat di benaknya. Edo jadi tidak tenang. Tidur pun tidak bisa.

Dia tidak sanggup jika harus berpisah dari Adara. Langkah yang tegas harus dia ambil. Tidak bisa dia mencla-mencle. Cinta sama Adara tapi berhubungan juga dengan Alena.

Cinta... bisnis... cinta... bisnis... Ah! Edo mumet!

Suasana sarapan di rumahnya sangat tenang. Semenjak Edo kembali orangtuanya sudah jarang bertengkar. Edo tahu ayah dan ibunya pasti sepakat untuk berdamai asal dia pulang ke rumah.

Keharmonisan orangtuanya adalah hal yang dirindukan Edo. Dia bersyukur keluarganya akur lagi. Terlepas ayahnya masih sama selingkuhannya atau tidak. Edo tidak usil mencari tahu urusan ayahnya.

Edo menginterupsi kebahagiaan yang menyertai rumah itu. "Saya.. Saya tidak bisa." Dia letakkan garpu dan sendoknya di atas piring. "Saya akan keluar dari perusahaan. Ya ya ya. Saya akan cari kerja di tempat lain."

"Edo, kamu bicara apa?" Dahi ayahnya berkerut. "Tidak bisa apa, Edo?"

"Iya, Edo, kenapa kamu ini?" tanya Bu Rosalia menatap anaknya tajam-tajam.

"Ma! Pa! Saya cinta sama Adara. Saya tidak bisa punya hubungan selain sama dia!"

"Soal itu..."

Ibunya menyergah ayahnya bicara. "Tidak bisa! Kamu harus sama Alena! Kamu tahu kan, Edo, Mama sukanya sama dia!"

"Tapi saya tidak suka sama dia! Saya maunya Adara. Dia sekarang lagi hamil anak saya."

"Kok bisa, Edo? Pakai pengaman dong," sahut ayahnya tenang.

"Kamu tuh ngajarin salah sih ke anak!" bentak ibu Edo, melotot ke suaminya. "Lihat kan sekarang! Edo anak kita bikin malu keluarga kita!" Dia menoleh pada anaknya. "Apa kamu yakin itu anak kamu, Edo?"

"Adara tidak pernah berhubungan dengan laki-laki lain, Ma," jawab Edo.

"Kata siapa? Bisa saja kan dia tidur sama yang lain!" sahut ibunya keras.

"Nggak, Ma, Edo yakin itu anak Edo!"

"Lalu bagaimana dengan proyek-proyek yang ayah Alena tawarkan?" kata ayah Edo. "Kamu pikirkan tidak soal itu?"

"Edo, jangan putus hubungan dari Alena, ya. Dia anaknya baik. Mama cuma setuju kamu sama dia..."

"Itu dia, Edo tidak bisa. Sebutlah Edo durhaka. Tapi Edo juga tidak bisa jika Edo jadi ayah yang tidak bertanggung jawab!"

"Tidak, Edo!" Bu Rosalia berdiri. Dia tamparnya muka Edo. "Mama tidak sudi terima dia jadi mantu Mama..."

Berkoar-koarlah Bu Rosalia. Begitu pun Edo yang terus menjawab ibunya. Ayah Edo? Melahap sarapannya, dengan senyum di wajahnya. Dia lega. Sekarang bukan dia yang jadi lawan berantem Bu Rosalia.

Bu Rosalia mengamuk. Dia memaki. Melempar makanan ke arah anaknya.

Percuma. Edo sudah kebal. Pesan dari ayahnya jangan keluar dari perusahaan.

Ayah Edo juga menambahkan, "Hidup dengan wanita yang tidak kamu cintai akan menyiksamu, Edo. Yang menderita bukan cuma kamu. Tapi istri kamu. Dan keturunan kamu. Sudahlah. Kejar wanita yang hamil itu. Dan lupakan Alena."

"Jangan menyesatkan anakku!" sahut Bu Rosalia histeris.

"Kamu yang sesat. Rosalia. Kamu begini karena kamu tidak punya cinta dalam hidupmu. Menyerahlah. Terimalah perceraian dari saya. Dan jangan atur-atur kehidupan orang lain!"

Ayah Edo selesai dengan sarapannya. Dia meninggalkan ruang makan.

Bu Rosalia memandang anaknya. Kemarahan di matanya pudar. Berganti dengan kesedihan.

"Edo, kamu mau buat Mama bahagia, kan? Jangan tinggalkan Alena ya?"

"Ma, bagaimana jika Mama pelan-pelan kenal Adara? Dia tidak seburuk yang Mama kira. Kami tidur bareng pun bukan karena kemauan Adara. Edo, Ma! Edo yang hyper dan Adara yang ada untuk melayani Edo!"

Terhenyak ibu Edo mendengarnya. Dia benar-benar menyadari. Bahwa bukan suaminya yang memberi pengaruh buruk pada anak mereka. Bu Rosalia juga! Jika dia bisa membuat lingkungan yang bahagia di rumahnya, tidak mungkin anaknya mencari kesenangan yang membentur norma di luar sana!

"Maafkan Edo, Ma. Edo sudah salah memperlakukan Adara sangat buruk. Edo tidak bisa lebih buruk lagi, dengan meninggalkan dia yang hamil anak Edo."

** I hope you like the story **

Your Wish, Honey | 21+ #CompletedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang