Chapter|17

5.7K 715 19
                                    

Lir Keningar mencuri-curi waktu membaca jurnal, saat Rania menata rambutnya dengan sisir di belakang sana. Beberapa hari yang lalu, Lir Keningar menyempatkan diri untuk smoothing keratin di salon lalu sedikit memangkas rambutnya yang sudah agak memanjang. Jika bukan untuk pesta pertunangan Kyomi, Lir Keningar tak ingin repot-repot melakukannya. Sejak tiba kemarin sore, Rania mengomel. Lir Keningar masih memikirkan pekerjaan saat mereka menginap di Amanjiwo dibandingkan menikmati alam pemandangan di sekitar hotel bintang lima tersebut. Gila saja kan?

"Lily, kamu tuh bener-bener perpaduan sukses bangsawan Jawa sama kompeni Belanda."

Oh.. Lihat cara Rania memuji, tidak bisa dia menyederhanakan bahwa Lir Keningar terlihat sangat cantik tanpa embel-embel sejarah panjang keluarga Mangkoedihardjo ya? Apa Rania lupa cerita bahwa, kakek buyutnya bahkan di usir dari keluarga karena kebucinannya itu? Lir Keningar mematut diri di depan cermin, gaun pesta berwarna olive green itu terlihat luar biasa di tubuhnya. Terbiasa menggunakan kemben dan jarik yang sama terbukanya di acara-acara tertentu, nyatanya Lir Keningar cukup malu memamerkan leher telanjang dan dadanya sekarang. Untung, dia membawa blazer hitam sebagai pelengkap.

"Ayo, Ran. Kayaknya pestanya juga udah mulai dari tadi" Lir Keningar mengenakan blazer dan heels hitam yang sengaja dia beli, menoleh pada Rania yang sibuk dengan berpose di depan kamera dengan gaun pesta berwarna merah. "Bentar Lily, mau kirim foto dulu buat pacarku" see, semakin open saja dia. Lupa? Pacarnya itu adik Lir Keningar. Memutar bola mata, Lir Keningar berjalan ke arah pintu. "Aku tinggal loh."

"Iya.. Iya" Rania tergopoh-gopoh, menyusul.

Venue pesta pertunangan Kyomi dan Gesang, seperti di dunia mimpi. Di kejauhan, Borobudur yang bersahaja dan hutan belantara yang menyimpan rahasia nampak terlihat mata. Breathtaking, wonderful, spectacular.

Sebagaimana yang Lir Keningar katakan, para tamu undangan sudah datang memenuhi venue. Mereka duduk di meja-meja yang dihias bunga-bunga segar, berdiri di samping kolam besar berair hijau bening dengan minuman di tangan dan gelak tawa. Pencahayaan yang indah, chandelier yang menggantung, altar dan lantai dansa. Tiap hal ditata sedemikian sempurna.

Tentu saja, ini acara Kyomi Tjahja Basuki dan Gesang Sankara Budirajasa. Putri pemilik Yayasan Basuki dan Penguasa media, keluarga Budirajasa. Meski hanya mengundang teman-teman dekat, mereka tak main-main dengan pesta ini. Jangan lupakan pula, seluruh tamu yang hadir diberi fasilitas kamar dan transportasi antar-jemput selama dua hari. Berapa milyar rupiah yang digelontorkan untuk pesta ini? Sedangkan tamu pesta hampir dua ratus jumlahnya.

"Lily.." sekarang, apa yang harus Lir Keningar lakukan? Seruan Kyomi yang malam ini cantik dalam gaun bertabur swarovski itu, membawa netranya pada laki-laki itu. There, he is, with another girl. His future partner.

"Kyo, selamat.." menyamarkan nalanya yang terkoyak, Lir Keningar tersenyum."Terima kasih sudah datang ya, Lily.. Rania. You look stunning, ethereal Lily" Kyomi memberikan pelukan dan cipika-cipiki seperti biasa. Lalu mengenalkan Gesang, yang malam ini terlihat tampan dengan tuxedo hitam.

"Sang, ini Lily. Ini Rania, partner kerja Lily. Lily and Rania, this is Gesang..my fiance."

"Ini Lily yang itu kan? I feel I've known you for a long time, Kyomi terlalu sering ngomongin tentang kamu. Dan juga.." Gesang membiarkan kalimatnya mengambang di udara, tak melanjutkan. Dia mengedarkan pandang sekilas pada kawan-kawannya di sekitar. "Ah, lupakan" laki-laki itu mengibaskan tangan. "Senang berkenalan dengan kamu, Lily" Lir Keningar membalas jabat tangan Gesang. "Selamat ya, dan terima kasih undangannya" lalu ujar gadis itu.

"Lily..Rania, kami harap kalian menikmati pestanya ya. Tadi aku lihat teman-teman angkatan kita di sebelah sana" Kyomi menunjuk area sebelah kiri kolam.

Right Person, Wrong Time.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang