Harya menemukan lampu di dalam rumah sudah menyala, artinya Lir Keningar sudah pulang. Memarkir Land Cruiser di depan halaman rumah sederhana mereka, mobil yang dia dapatkan sebagai fasilitas direktur utama Powerhouse International. Setelah RUPS menolak agenda pemecatan dirinya yang diusulkan kedua orang tuanya.
Tentu saja, Harya yang mengusulkan fasilitas mobil dirut tersebut.
Melepas sepatu dan meletakkannya pada rak, karena mereka pernah bertengkar akibat kebiasaan Harya meletakkan sepatu dan sandal sembarangan. Berakhir Harya yang kabur ke rumah mertuanya, beberapa blok dari sana. Menemani Jenderal Wilalung berkebun, tak berani pulang sebelum Lir Keningar datang menjemput. Harya menggeser pintu kaca rumah berwarna hijau mint milik mereka. Netranya berkelana sekilas, menyusuri seluruh ruang. Bibirnya mengulas garis lengkung dan matanya berubah teduh. Menemukan Lir Keningar masih lengkap dengan setelan kerjanya pagi tadi, tengah menyiapkan makan malam.
"Eung.." Lir Keningar berjengit, saat Harya melingkari pinggang dan mengecupi lehernya. "My lucky charm, my honour."
(Jimat keberuntungan, kehormatanku).
Lir Keningar menggeliat gelisah, karena tangan suaminya semakin kemana-mana. Menyingkur ulu hati Harya hingga laki-laki itu melepaskannya sejenak. Dalam hubungan dan rumah tangga ini, sejak dulu hingga sekarang love language mereka masih sama. Physical attack dan adu mulut, baik dalam arti yang sebenarnya maupun arti kiasan.
"Ibu ngirimin rawon, mas. Aku panasin buat makan malam kita ya. Ada empal sama telur asin juga."
"Pasti enak banget, hon."
Harya kembali melingkari perut istrinya, mengelus-elus di sana. Menghidu aroma rambut keritingnya yang segar dan manis.
"Ada yang bisa saya bantu, Lily?" menjulurkan sedikit kepala agar bisa melihat wajah Lir Keningar yang bersungut kesal. Perempuan marah yang masih terlihat cantik, cuma istrinya di dunia ini.
"Boleh. Aku minta tolong jemurin baju ya, mas. Pasti sudah dikeringkan itu, tadi aku datang langsung cuci. besok pagi gak sempet aku harus buru-buru ke Solo. Kamu nyusul hari sabtunya bisa kan?" Lir Keningar mematikan kompor listrik, membalik tubuhnya hingga berhadapan dengan Harya. Mengingatkan bahwa mereka diundang ke royal dinner Pura Mangkunegaran.
"Bisa, nyonya."
Harya menarik tubuh istrinya hingga masuk ke dalam rengkuhan tangan. Satu tangannya meraih tengkuk, sebelum melumat bibir Lily yang menggoda. Untuk beberapa saat melupakan tugas rumah tangga yang dibebankan Lir Keningar padanya. Menyesap candu. Lir Keningar mengerang lirih, setiap sentuhan Harya membangkitkan gairah. Kadang dia malu sendiri karena begitu mudah bagi suaminya mengajak bercinta.
"Mandi besar dulu. Habis itu saya jemur baju." Kan.
oooo
"Lapar, hon?" Harya mengulurkan tangan, membawa sejumput rambut istrinya ke belakang telinga. Lir Keningar mengerang kesal, bagaimana mungkin dia tidak lapar setelah digempur habis-habisan? Sore sudah berganti malam sejak tadi, kalau mereka tak menuju kamar mandi sekarang juga. Mereka akan melewatkan waktu maghrib, setelahnya akan datang panggilan telpon dari rumah kedua orang-tuanya. Karena lampu halaman belum menyala. Membasahi bibir, Lir Keningar menyusuri air muka suaminya yang puas. Senyuman terulas di bibirnya yang seksi, beberapa titik keringat mengumpul di pucuk hidungnya yang mancung, matanya yang tegas kecoklatan ikut menyipit karena senyuman. His clean cut hair style and his well built body. Fine. Her husband is the finest man she has ever seen. "Aarrggh" Lir Keningar berteriak saat Harya membalik tubuh dan menindihnya.
(Gaya rambutnya yang dipangkas rapi dan badannya yang berotot dan sehat. Suaminya adalah laki-laki tertampan yang pernah dia lihat).
"Uh.." gantian Harya yang mengaduh, karena keningnya yang disentil kasar.
![](https://img.wattpad.com/cover/369861011-288-k342566.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Right Person, Wrong Time.
RomanceThe crossing of path between two who may not end up together. Right Person, Wrong Time. *Disclaimer: Setiap karakter dalam cerita ini fiktif, tidak mengacu maupun terinspirasi dari tokoh manapun. Latar belakang budaya-sosial Pura Mangkunegaran atau...