27

785 49 1
                                    

.........

Aku masih tidak percaya dengan semua ini? Lalu mengapa Zavan juga merasakan nya?

Selina tenggelam dalam pikiran nya, semua ini terlalu berat baginya untuk di mengerti, Zavan dan dia mengalami hal yang sama namun dengan situasi yang berbeda.

"Aku tidak bisa berpikir sendiri, aku butuh bantuan."

Sejak pulang dari honeymoon isi kepala Selina terus memikirkan bagaimana bisa Zavan menyadari jika dia dan Selina mengulangi waktu, Selina yakin hanya dia yang mengulangi waktu namun mengapa Zavan bisa merasakan nya?

"Aku harus bertemu dengan Madam."

Selina memutuskan pergi ke tempat Madam namun saat dia hendak pergi muncul Zavan yang langsung menghentikan nya.

"Zavan ada apa?" tanya Selina.

"Kamu mau kemana?" tanya Zavan penasaran.

"Ketemu Hana. Hana bilang dia sedeng sedih," beritahu Selina yang berbohong tentu nya, karena jika Zavan tahu dia akan bertemu dengan Madam tentu saja Zavan akan menghentikan nya.

Zavan tidak percaya dengan ramalan dan dia pasti akan menganggap ku sudah gila.

"Baiklah hati-hati."

Selina segera melangkah pergi dari rumah, Zavan mengepal kan telapak tangan nya mengingat dimana dia tahu batas umur Selina yang tidak lama lagi, walau sulit dia percaya namun semua kejadian aneh itu sudah dia rasakan sendiri.

"Kamu sudah menyelamatkan ku. Biarkan aku tetap mati seperti takdir ku."

"Aku tidak ingin kamu merasakan rasa sakit kematian. Biarkan aku saja yang merasakan nya lagi."

Selina harus tetap hidup.

.......

Selina pergi menemui Madam Moon seorang peramal yang tentu saja bisa membantu nya memberikan informasi tentang masalah nya, Selina tidak ingin percaya dengan semua ini namun dia terpaksa mempercayai nya.

"Selina bagaimana kabar mu?" sapa Madam moon sudah menunggu kedatangan Selina.

"Anda sudah tahu saya akan datang?" tanya Selina menduga saja.

"Ya. Duduk lah."

Selina duduk di depan Madam mood yang tanpa seperti enggan mengatakan sesuatu.

"Suami ku menyadari bahwa dia mengulangi waktu. Dia sadar dia sudah mati sebelum nya, sebenarnya apa yang sudah terjadi kepada kami berdua?" tanya Selina kebingungan dengan semua ini.

"Aku mendapatkan penglihatan. Mungkin ini sedikit kejam untuk di katakan."

"Katakan saja aku akan mendengar kan."

"Kamu dan suami mu tidak di takdir kan bersama. Tapi alasan kamu mengulang waktu hanya untuk menghindari kisah kelam mu di masa depan dengan dia. Saya tahu kamu menyelamatkan nyawa suami dan kakak mu itu dari kematian, itu memang bisa kamu lakukan tapi itu bukan alasan kamu memutar waktu."

Selina mengerti maksud nya, saat di detik-detik kematian nya Selina hanya ingin memutar waktu untuk menghindari kisah cinta kelam nya dengan Farhan namun dia sudah membuat kesalahan dengan melibatkan seseorang baru dalam kisah cinta nya.

"Tidak seharus nya kamu menikah dengan dia. Kamu akan tetap membayar semua nya dengan nyawa mu dan kamu tidak akan pernah bisa hidup bersama lagi dengan suami mu," ucap Madam Moon dengan terus terang.

Selina merasakan dada nya sangat sesak seperti tertusuk pisau tajam, Selina tidak ingin menangis namun air mata nya keluar dengan sendiri nya.

"Tidak ada cara agar aku tetap bisa hidup dengan suami ku? Aku sangat mencintaimu nya, aku hanya ingin tetap hidup bersama nya," mohon Selina tidak ingin semua ini berakhir.

Madam moon menggeleng. "Aku tidak melihat kamu bisa bersama dengan nya."

"Tolong aku Madam! Aku tidak ingin berakhir setelah aku merasakan kebahagiaan ini!"

"Maaf Selina saya bukan Tuhan yang bisa merubah takdir seseorang."

Ini terlalu kejam untuk ku.

..........

Selina kembali pulang dengan wajah gelisah berusaha menyembunyikan kesedihan nya agar Zavan tidak melihat nya, Selina tidak ingin membuat Zavan sedih lagi.

"Selina."

Selina terdiam saat tiba-tiba Zavan memeluk nya dari belakang.

"Kamu sudah pulang?" tanya Selina gugup berusaha menyembunyikan wajah sembab nya.

"Aku menunggu mu pulang."

Selina mengira Zavan bekerja hari ini namun seperti nya Zavan tidak bekerja dan menunggu nya pulang.

"Setiap kamu pergi aku selalu merasa apakah kamu akan kembali pulang?" ucap Zavan membuat dada Selina semakin sesak.

"Aku akan pulang Zavan. Disini lah rumah ku," ucap Selina berusaha memperlihatkan senyuman nya.

Zavan menenggelamkan kepala nya di cela leher Selina. Selina bisa merasakan jika Zavan sangat takut kehilangan nya namun Selina juga tidak tahu harus melakukan apa agar bisa bertahan hidup.

"Kau tidak boleh seperti ini. Kamu harus terbiasa jika tidak ada aku di rumah," ucap Selina.

"Jangan katakan itu lagi. Aku tidak mau mendengar nya," tegas Zavan kesal.

Selina menghela nafas panjang kemudian dia melepaskan pelukan Zavan perlahan.

"Lihat aku. Aku tidak akan pergi dari mu."

Zavan memberanikan diri menatap mata Selina yang sangat indah itu penuh dengan rasa ketakutan dan kesedihan, Zavan pikir hanya dia yang takut namun Selina jauh lebih takut.

"Maafkan aku."

"Memang nya apa salah mu?"

"Aku..."

Selina menarik baju Zavan kemudian dia memberikan ciuman singkat di bibir Zavan.

"Aku baik-baik saja," ucap Selina membuat hati Zavan ikut tenang.

"Aku ingin makan malam dengan mu," ucap Zavan manja.

"Aku akan masakan makan malam terenak untuk mu, kamu harus memakan nya sampai habis."

"Tentu saja."

Selina tidak ingin rasa ketakutan ini selalu menjadi bayangan di pikiran nya, Selina akan berusaha mengabaikan semua ini dan terus berjalan seperti takdir yang dia dapat, itulah yang harus dia ingat.

Jika kamu mendengarkan ku. Dengarkan lah permintaan ku lagi, biarkan aku tetap disini menjadi istri untuk suami ku.

Biarkan aku bahagia dengan dia.

Tolong dengarkan permintaan egois ku ini.

......

SELINATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang