Tengah menikmati keberhasilannya menjadi seorang pelukis, Claudine juga harus menerima kenyataan bahwa kekasihnya memilih berpisah dengannya dan menikahi wanita lain.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Happy Reading
👠👠
Setelah Hazel membawanya kembali ke meja dan membiarkan Beall menyelesaikan masalahnya dengan mantan kekasihnya, Claudine tentu saja berdebat dengan temannya itu. Dia begitu kesal dengan kelakukan Hazel yang menjadikan dirinya sebagai tameng permasalahan Beall dan mantan kekasihnya. Namun, temannya itu hanya cengengesan dan meminta maaf dengan penuh rayuan, bahkan Hazel mengatakan akan membayar sebulan penuh belanjanya, selain itu Hazel juga mengatakan bahwa dia tak punya pilihan lain, karena mantan kekasih Beall itu benar-benar licik seperti seekor ular berbisa. Mau tak mau, Claudine hanya bisa pasrah dan memafkan temannya itu, tetapi tawaran belanjaannya yang akan dibayarkan tentu saja dia tidak akan menolak, dia akan menguras habis uang temannya itu.
Setelah menghabiskan makanannya mereka beruda pun segera pulang, meninggalkan dua orang yang masih terlihat berbicara dan sesekali terlihat berdebat.
Dan saat ini mobil Claudine memasuki halaman rumahanya setelah dua orang penjaga pagar membuka pagar tinggi itu. Dia kini keluar dari mobil dan menyerahkan kunci mobilnya ke salah satu penjaga pagar untuk dimasukkan ke dalam garasi.
Dua wanita paruh baya dan tiga wanita yang lebih muda dari mereka terlihat berjejer di pintu masuk, mereka menyambut Claudine dengan menundukan sedikit tubuh mereka.
"Selamat datang, Nona," ucap salah satu dari mereka. Dia adalah kepala pelayan di rumah Claudine.
"Terimakasih, Bibi. Tetapi sudah aku katakan untuk tidak perlu menyambutku seperti ini, kan?. Aku merasa tidak enak. Lebih baik kalian kerjakan saja apa yang sedang kalian pekerjaan, atau tidak, beristirahatlah, Bibi-Bibiku tersayang...." ucap Claudine. Dia selalu merasa jengah melihat perlakuan lima pelayannya yang dikirim ibunya dari rumah utama.
"Nona, ini sudah kewajiban kami," ucap kepala pelayan. Dia tersenyum dan kini mempersilahkan Claudine untuk segera masuk.
"Saya sudah menyiapkan air mandi untuk Nona. Silahkan panggil kami jika ada yang kurang, Nona," ucap kepala pelayan lagi.
"Baiklah, Bibi. Terimakasih banyak. Kalian jangan lupa makan malam, aku sudah makan di luar," balas Claudine. Setelah mengatakan itu dia menaiki tangga dan berjalan masuk ke dalam kamarnya.
Menaruh tasnya di atas meja, Claudine duduk di pinggiran ranjang dan tak lama merebahkan tubuhnya di sana, membiarkan kakinya menggantung.
"Hazel, aku benar-benar ingin membunuhmu!" ucap Claudine kesal.
Setelah tadi mendengar ucapan Beall dia merasa malu luar biasa. Bagaimana Beall bisa mengatakan seperti itu di depan mantan kekasihnya. Apa yang dipikirkan mantan kekasih Beall tentang dirinya. Sungguh, Claudine menjadi kesal, dia juga tak habis pikir kepada Beall yang dengan mudahnya mengatakan hal seperti itu.
