5

71 5 0
                                    

Giska tersentak. Ketika dilihatnya Rana ada dihadapannya saat ini, memegang tangannya. Seolah waktu terhenti detik itu juga.

Mata mereka saling beradu, hingga salah satu alias Giska menngalihkan pandangannya dengan segera. Melepas tangannya. "Maaf..." ucap Giska seraya melepas.

"Saya sudah yakin kamu yang akan kesini..." ujar Rana. Giska terheran.

"Kenapa gitu?" tanyanya.

"Insting jodoh mungkin?" tanya Rana, Giska menatapnya datar.

"Bisa ya, ngomong kayak gitu, disaat lagi gandeng cewek lain?" tanya Giska kesal. Selepas melihat Linda di mobil. Erlanda menahan tawanya.

Ternyata dia memang termakan perkataannya. "Gandeng cewek lain? Maksud kamu?" tanya Rana heran.

Giska menatapnya kesal dan langsung menyerobot berjalan ke motornya dan pergi. Meninggalkannya jelas dengan tanda tanya. Kini giliran Erlanda yang ditatap curiga oleh Rana.

"Kamu pasti ngomong aneh aneh sama dia kan?" tuduh Rana. "Hahaha abisnya dia sok jual mahal banget jadi cewek, gue kerjain aja..." ujar Erlanda.

"Heuh, makin susah aja dikejarnya..." ujar Rana.

Linda keluar dari mobilnya dan menghampiri. "Kok Giska malah kabur? Pasti lo gagal lagi kan ngeyakinin dia?" tanya Linda.

"Soal ini tanyain aja langsung ke sumber masalahnya..." ujar Rana langsung mengalihkan pandangannya ke arah Erlanda. Dan meninggalkan mereka.

"Lo nih, ngapain sih segala ngeganggu mereka?"

"Gue cuma mau ngetes doang yaelah."

Sesaat setelah sampai dirumahnya, Giska sudah disambut oleh Rika dan Riko. "Yayyy beli martabakkk...."

"Cuci tangannya dulu ya... Abis itu ambil piringnya... Kita makan bareng...."

"Yayy..."

Selepas menghidangkan makanannya ke piring, Giska memimpin doanya, membacanya dalam hati bersama sama. Mereka mulai memakannya.

Giska mendadak teringat dengan Rana. Kenapa bilangnya kemarin tidak memiliki tempat tinggal tapi sekarang malah plotwist tinggal dirumah mewah semacam itu.

Mungkinkah.... Fakta kalau Rana, merupakan Rana Edelmar yang sedang sakit itu benar nyata?

"Ah udahlah, ngapain sih aku mikirin dia... Dan kenapa wanita cantik itu juga ada disana... Mungkin kan mereka tinggal bersama? Gila... Untungnya aku enggak ketipu sama perkataannya. Untungnya kamu enggak tertipu Giskaaaa..." batinnya sembari menyuap makanannya kesal.

Tiba tiba ada yang telepon, Giska langsung meminum air putihnya. "Iya Ren?"

"Eh lo udah denger berita belom? Ini tentang Rana Edelmar!! Lo liat berita sekarang, dia ada di tv!" ujar Rhena lantas membuat Giska tersentak.

Ia langsung ambul remot tvnya dan tekan tombol power mengarah ke settle box.

Ia makin kaget saat melihat sebuah tulisan terpampang dihadapan layar.

"Rana Edelmar dinyatakan sehat oleh dokter dan kini akan mulai memimpin perusahaan yang dikelola oleh ayahnya."

"Heh?? Apa aku enggak salah liat? Kok bisa.... Orang yang dinyatakan baru saja mengidap penyakit langka tapi sekarang, sehat walafiat.... Apa ini semacam kebetulan?" gumam Giska.

Esok harinya di kantor, Giska melihat sesuatu yang cukup menjadi bukti atas perbincangan di televisi kemarin.

Dimana, Rana muncul dihadapan semuanya dalam keadaan fisik yang sehat. Mencengangkan semua orang tentunya.

Suami Dari Masa LaluTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang