17

65 3 0
                                        

"Telah dinyatakan hilang seorang wanita berusia 26 tahun di sebuah hutan yang tak jauh dari tempat rekreasi Ciwidey. Hingga saat ini masih belum ditemukan wanita itu, tim SAR masih terus mencari keberadaan wanita itu---" ujar seorang presenter berita ditelevisi yang kini ditonton oleh banyak orang yang sedang nonton bareng disebuah gubuk.

Tidak lain itu adalah para karyawan yang sedang nebeng menonton. Kebetulan dari villa mereka tidak terlalu jauh. Diantaranya ada bu Jihan, bu Manda, Ilham dan Rana.

Rana kelihatan begitu khawatir, ia berdiri agak menjauh dari kumpulan orang orang, dirinya tidak menyangka akan kehilangan jejak Giska tadi, ia sempat mencarinya ke dalam hutan namun sayangnya ia tidak menemukan wanita itu dimanapun.

"Kalau saja ia tidak merencanakan acara semacam ini, kalau saja ia tidak marah padanya dan tetap berada disampingnya.

Ia pasti masih ada, dan tetap terjaga di sisinya hingga pulang....
Ia cukup menyesali hal ini.

Dimana ia merasa bertanggung jawab atas hal ini. Ilham menghampiri Rana yang terlihat mematung dengan awan pikirannya.

"Saya tahu bapak lagi gelisah soal bu Giska. Tapi saya yakin kita bakalan bisa menemukan bu Giska. Bapak tenang aja." ujar Ilham.

Rana terdiam mencoba sedikit menenangkan dirinya dan lebih mendengarkan perkataan Ilham, bahkan sekalipun ia sempat kecewa dengannya.

Ilham juga bahkan menyadari jika dirinya yang menjadi alasan kenapa Rana mengabaikannya setengah harian ini, bersama Giska.

Ia paham betul, alasan apa yang membuat Rana melakukan semua ini. Ia cukup memakluminya ketika menyadari hal itu.

Tiba tiba Raka dan Rhena datang. Cukup mengagetkan mereka. Raka dan Rhena menghampiri kumpulan orang orang. Raka bertanya pada bu Jihan.

"Misi, saya kakaknya Giska. Saya mau tanya dimana saya bisa menemukan tim SAR? Saya mau bicara..." tanya Raka.

Membuat mereka terhenyak sebentar, bu Jihan segera menjawab dengan menunjuk ke ujung sana. "Disana, ada tenda oren, kalian kesana aja." ujar bu Jihan.

"Baik, makasih bu." ujar Raka segera mengajak Rhena pergi dari sana. Rana tidak mau berdiam diri saja disana, ia segera ikuti kemana Rhena dan Raka menuju. Ilham mengikuti. "Pak, mau kemana... Tunggu.."

Mereka akhirnya sampai di depan tenda oren. Dimana beberapa tim SAR baru saja menyiapkan sebuah alat dan masukkan ke dalam tasnya, mereka sedang bersiap akan memulai kembali pencarian.

"Misi, apakah saya boleh ikut ke dalam pencarian?" tanya Raka pada salah satu tim SAR.

"Maaf sebelumnya, tapi kita enggak mau ambil resiko kalau terjadi apa apa sama kalian." ujarnya dengan senter dikepala.

"Kalau enggak, salah satu dari kalian ikut kami... Kita cari bersama tanpa berpencar..." usul Raka. Ia kembali berujar.

"Saya hanya merasa penasaran dengan adik saya. Saya ingin dia cepat ketemu." ujar Raka.

"Soal itu kita selalu usahakan pak, apapun musibah yang terjadi, seberat apapun medan yang ditempuh, karena itu bagian dari tugas kami." ujar tim SAR. Rana ikut bersuara.

"Saya juga ikut. Saya ingin membantu mencari calon istri saya juga." ujar Rana membuat Raka tersentak kaget. "Calon istri??"

Rhena juga demikian, apalagi Giska sempat mengatakan kalau ia sedang didekati oleh seorang pria bernama Rana Edelmar. "Apa mungkin. Dia Rana yang dibicarain???"

Seluruh penjuru mereka telusur. Dengan memakai alat penerangan dan tongkat atau segala jenis peralatan tim SAR.

Mereka terus meneriakkan nama yang sama seraya mencari, berjam jam mereka itari berbagai arah. Tak ada yang mereka temukan sayangnya, tapi mereka tidak akan menyerah sebegitu mudah. Terutama, Rana.

Suami Dari Masa LaluTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang