seira sakit

3.9K 170 1
                                    











Happy Reading✨

Jangan lupa vote dan follow yah‼️







✨✨✨


Seira meringis saat kepala nya berdenyut. Mencoba bangkit dari tempat tidur saat melihat jam sudah menunjukkan pukul 7 pagi.

"Ah soal" Umpat seira pelan, dengan tangan mencari penopang pada meja, tubuh nya lemas sampai ia sendiri tak bisa menahan bobot tubuh nya.

"Huekk" Perut nya bergejolak seolah ingin mengeluarkan sesuatu.

Apa asam lambung kambuh? Shit! Ia rasa memang begitu, mengingat bagaimana sibuk nya ia selama 2 hari belakangan ini, di tambah dengan ia yg men-skip makan siang nya dan lebih memilih ice Americano.

Ah ia juga mengingat jika tadi malam ia tidur dengan keadaan perut kosong akibat kelelahan dengan segala macam pekerjaan ditambah dengan kekelahan nya dalam memperoleh tender dari PT. Yorisoyo.

Ia benci dengan diri nya yg tak bisa mengontrol antara kesehatan dan juga pekerjaan. Ia menyadari ia sering kali menyepelakan penyakit asam lambung yg di miliki nya,

Dengan pelan ia mencoba mengambil dua langkah demi mencapai HP nya yg terletak di meja kerja nya. Ia ingin mengabari freya perihal keadaan nya.

Namun saat tersisa satu langkah lagi, tangan serta kaki nya tak mampu lagi menahan ditambah dengan rasa sakit kepala yg bertambah dua kali lipat, bagian bawah perut yg terasa nyeri.

Seira tahu ia tak mungkin bisa bertahan dengan tubuh yg semakin lemas ini jadi ia membiarkan segala kesakitan mengambil sepenuh nya kesadaran yg ia miliki.

***

Dirga mendengus dengan tangan memijit dahi nya, ia kehilangan foku bahkan ghani yg sedari tadi menjelaskan perihal kerjaan, tak ada satu pun yg masuk ke dalam otak nya.

Semua ini karna Seira. Dirga tak tahu alasan mengapa Seira tidak masuk hari ini. Bahkan ia sudah bertanya beberapa kali pada ghani perihal Seira. Namun tetap tidak ada berita apapun perihal bolos nya Seira hari ini.

"Pak? " Panggil ghani yg membuat Dirga tersadar akan lamunan nya.

"Apa tidak ada berita apapun tentang Seira? "

Ghani menghela nafas seraya menggelengkan kepala nya "Saya sudah bertanya pada HRD, sampai saat ini tidak ada sama sekali berita tentang bu Seira pak"

Mendengar itu tentu menambah rasa khawatir dalam diri dirga.

Kemana kamu seira?—batin nya

"Kamu tahu siapa yg dekat dengan Seira di kantor ini? "

Ghani diam, mencoba mengingat "hm setahu saya bu Seira tak mempunyai kenalan di kantor ini selain bu freya dari divisi—"

"Cepat panggil freya ke ruangan saya! " Titah Dirga cepat yg langsung diangguki oleh ghani.

Tak lama pintu terbuka, menampilkan sosok wanita dengan rambut sebahu yg ia yakini itu freya.

"Ada perlu apa bapak memanggjl saya kemari? " Tanya freya sopan

" Apa kamu kemana seira? " Tanya dirga to the poin

"Maaf pak saya tidak tahu, saya sudah mengirimi pesan dan menelpon seira, tapi tidak ada balasan apapun" Jelas freya.

Dirga menghela nafas kasar, lalu bangkit mengambil jas nya " Ghani, kirim email semua pekerjaan saya hari ini" Ucap dirga sebelum berlalu keluar

****

Seira mengerjabkan mata nya seraya mengumpulkan kembali kesadaran nya.

Seira mengerutkan dahi, saat mendapati dirinya tidak sedang berada di rumah melainkan di rumah sakit.

"Mengapa ia bisa di rumah sakit? "

"Siapa yg membawa nya ke sini? "

Dua pertanyaan yg singgah di otak nya, pasal nya terakhir kali ia ingat, ia belum sempat mengabarkan satu orang pun tentang keadaan nya.

Menatap kearah tangan yg telah di beri infus lalu mengedarkan pandangan nya, mencari keberadaan manusia di sekitar nya.

"Kamu sudah sadar Seira? " Tanya dirga yg baru masuk,  berjalan mendekat kearah ranjang

"Jadi dirga yg membawa nya? " Batin nya

"Apa ada yg sakit? " Seira menjauhkan kepala nya saat tangan dirga ingin menyentuh Wajah nya.

" Bapak yg bawa saya kesini? " Tanya Seira mengabaikan pertanyaan dirga.

"Hm"

" Terimakasih sebelum nya, bapak boleh pergi sekarang juga " Usir Seira sopan yg mendapat gelengan keras oleh dirga.

"Jangan paksa saya pergi, disaat saya sendiri yg ingin terus berada disisi kamu Seira" Ucap dirga menatap Seira lekat.

Seira menghela nafas nya, ia tak punya tenaga untuk mendebat dirga dan sifat kerasa kepala nya itu

"terserah"

"Kamu mau makan? " Tawar dirga yg diangguki oleh Seira.

Dirga berjalan mengambil makanan yg telah disiapkan pihak RS lalu membantu seira menegakkan badan nya.

"Biar saya suapi"

" Saya bisa sendiri, saya cuman asam lambung bukan cacat" Sindir seira mencoba merebut makanan yg ada di tangan dirga.

"Apapun itu intinya kamu sakit dan saya tidak akan membiarkan kamu melakukan nya sendiri"

"Buka mulut" Titah dirga menyodorkan sensor kearah seira.

Dengan perasaan dongkol seira pun menerima suapan dari dirga "sehabis ini, saya minta bapak pulang, saya mau sendiri" Tegas seira menatap datar dirga

Dirga tersenyum lembut dengan sebelah tangan membersihkan sudut bibir seira "kamu tau betapa kalut nya saya hari ini? "

"Betapa khawatir nya saya sama kamu? Bahkan saya hampir bertengkar dengan bapak- bapak komplek karena mengira saya maling rumah  kamu"  Ucap dirga disertai kekehan kecil, mengingat kejadian tadi siang, saat ia mencoba masuk ke rumah seira yg berujung diri nya di tuduh maling oleh warga sekitar.

Seira menatap tak percaya seraya meneliti penampilan dirga yg tak biasa, rambut dirga yg sedikit berantakan, baju dirga yg lecek di beberapa bagian.

Apa benar dirga senekat itu? — batin nya.

Dirga menyerahkan segelas air padanya lalu membereskan bekas makan setelah itu membantu menidurkan seira.

"Untuk terakhir kali nya saya minta bapak pulang" Ucap seira menahan tangan dirga yg ingin menaikan selimut nya.

Dirga menggeleng dengan senyum lembut di bibir "seberapa keras kamu memaksa saya pergi, saya tetap tidak akan pergi"

"Saya akan terus disini, disamping kamu" Bisik Dirga memberikan usapan kecil pada kepala seira lalu berlalu pergi begitu saja.



###





Next==> 




SEIRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang