23

3.1K 156 4
                                    





Bismillah

Happy reading🦋

°°°

"Pagi bu seira yg cantik" Sapa
laki laki dengan bername tag banyu, berdiri di samping meja nyaa dengan memasang senyum lebar.

"Pagi"

Banyu melirik kanan kiri, seolah mencari sesuatu "pak Dirga sudah datang bu? "

"Belum, ada apa?" Laki laki itu menggerogoh kantong, lalu menyerahkan flashdisk berwarna biru kearah nya.

"Ini bu, salinan berkas tim saya"

Seira mengambil flashdisk tersebut, lalu menatap banyu "divisi apa? "

"Produksi bu, itu udah di gabung sama catatan marketing bulan lalu bu" Seira mengerut kening, bingung.

"Ituloh bu materi yg kemarin menang tender" Jelas banyu, menjawab kebingungan di kepala Seira.

Seira mengangguk paham, lalu menyimpan flashdisk tersebut kedalam laci nya.

"Ada sesuatu yg ingin kamu sampaikan? " Tanya Seira saat melihat banyu masih berdiri dengan gelisah.

Banyu menyengir memperlihatkan gigi putih yg di hiasi dengan kawat behel " Ehm apa bener perusahaan akan ngadain getring ke Bali bu? "

Seira menaikkan satu alis, getring ke Bali? Ia saja baru mendengar kabar ini dari mulut banyu, sebelum nya ia sama sekali tidak pernah mendengar rumor ini dari bibir dirga langsung.

Dirga hanya memberitahu nya perihal menang nya tender, tapi tidak pernah tercetus perihal getring.

Seira berdehem "kamu tau dari mana tentang getring ini? "

" Berita nya nyebar bu di tiap anak divisi"

" Jadi gimana bu, benar gak? "

Seira menggeleng pelan "saya tidak tahu, pak Dirga belum pernah membahas perihal getring ini" Balas Seira jujur.

"Ah, baiklah bu, kalo gitu saya pamit undur diri" Pamit banyu sebelum melangkah menjauh.

Seira melihat HP nya, barang kali ada notif tentang Dirga. Pasal nya tak biasa nya Dirga datang telat seperti ini, biasanya laki-laki itu akan datang awal, dan mengajak nya untuk berangkat bersama—yg berujung penolakan dari nya.

"Selamat pagi Seira" Sapa Dirga dengan senyum tipis—berjalan melewati nya.

"Panjang umur" Batin Seira saat melihat Dirga menutup pintu ruangan nya.

Seira langsung bangkit, tak lupa mengambil flashdisk yg banyu berikan tadi.

"Permisi pak"

"Masuk"

Seira mengambil dia langkah maju saat Dirga tengah sibuk membuka jas nya.

"Ada apa Seira? " Tanya Dirga yg telah duduk nyaman di kursi nya.

Pucat—satu kata yg keluar di bibir nya saat melihat wajah Dirga yg sedikit layu.

Apakah pria itu sedang sakit?

Seira berdehem kecil menyerahkan flashdisk pada Dirga "ini salinan berkas dari divisi produksi"

Dirga mengangguk pelan "baik, terimakasih Seira"

Dirga mengerutkan alis, saat melihat Seira yg masih berdiri diam di depan nya "ada lagi yg ingin kamu sampaikan Seira? "

Seira mengigit dalam bibir nya, ingin rasa nya ia menanyakan perihal keadaan pria di depan nya ini, namun lidah nya terasa sangat kaku untuk di gerakan.

SEIRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang