Pertemuan Kedua

10.1K 354 5
                                    







Happy reading





•••



Seira termenung di meja kerjanya, pikiran nya masih terbawa pada kejadian satu minggu lalu dimana takdir mempertemukan nya dengan sosok yg sangat ia hindari selama 6 tahun ini.

Seira tak tahu apa maksud takdir yg sengaja mempertemukan mereka selama 6 tahun ini. Namun ada satu hal yg sangat ia sesali yaitu perasaan nya yg masih sama seperti dahulu.

Padahal selama 6 tahun ini ia sudah berusaha menghapus semua rasa itu tanpa sisa sedikit pun namun nyata nya ketika mata nya beradu tatap dengan mata coklah itu, jantung nya kembali berdetak kencang seperti dulu.

Seira tak tahu mengapa bisa seperti ini, seira sudah sering mencoba membuka hati dengan menerima orang baru disisi nya namun semua itu rasa nya hambar, hati nya tidak berdebar sedikit pun.

Alhasil hubungan tersebut tidak bertahan lama. Yang membuat seira akhirnya menyerah dan memasrahkan diri.

Menghela nafas lelah, otak dan hati nya dibuat berantakan secara bersamaan. Apa yg harus ia lakukan dengan keadaan seperti ini?

"Ser lu udah liat jadwal meeting hari ini?" Tanya freya yg tiba tiba saja masuk

Seira mendongak seraya menggeleng, bagaimana ia bisa tahu kalo sedari pagi saja tak ada yg ia kerjakan selain melamun.

"Mana coba liat" titah seira yg langsung membuat freya mendekat seraya menyodorkan agenda metting hari ini.

Freya mengerutkan dahi nya mengamati penampilan teman nya yg terlihat lesu sejak kembali dari liburan nya—bukan nya jika habis dari berlibur rata rata orang akan terlihat lebih relax? Tapi kenapa teman nya malah lesu?

"Lu sakit ser?" Seira menggelengkan kepala nya tanpa menoleh.

"Ada sesuatu yg terjadi pas lu ke jogja kemaren?" Tanya freya dengan nada hati hati.

Deg

Seira menatap freya sebentar kemudian membuang muka nya "gada"

Melihat gelagat teman nya itu Freya malah semakin di buat penasaran—sebenarnya apa yg terjadi di jogja kemarin?

Freya menghela nafas, mau se berusaha apapun dirinya mencari tahu jika bukan seira yg membuka mulut semua akan percuma, karena yg ia tahu teman nya ini begitu menutup perihal kehidupan pribadi nya.

"Bahan untuk presentasi nya udah siap kan?"

Freya menganguk "udah ser kata bang yudha" seira mengangguk mengerti kemudian menyodorkan kembali agenda tersebut ke arah freya.

"Kasih waktu gua se-jam buat istirahat yah frey" titah seira sembari menidurkan dirinya di sofa panjang yg ada di ruangan nya.

Freya mengangguk mengerti, melangkahkan kaki nya keluar namun saat dirinya berada tepat di depan pintu, langkah berhenti. Menengok kearah teman nya " ser apapun yg terjadi disana itu tanda nya takdir memang sudah merencanakan itu sejak lama." Ucap freya sebelum akhirnya meneruskan kembali langkah nya.

Deg

'Takdir sudah merencanakan nya?' Jadi ini buka kesengajaan? Apa benar ia harus menghadapi nya sekarang?

•••

Tuk

Freya menaruh secangkir americano dingin di depan seira yg sedang mengumpulkan nyawa "nih minum dulu biar nyawa lu cepat ke kumpul"

SEIRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang