Hurt

155 15 0
                                    

Asap tembakau terbawa kabur beriring hembusan selanjutnya yang berasal dari bibir merekah yang mulai menampakkan tanda tanda menghitam karena saking seringnya menghisap rokok secara terus menerus

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Asap tembakau terbawa kabur beriring hembusan selanjutnya yang berasal dari bibir merekah yang mulai menampakkan tanda tanda menghitam karena saking seringnya menghisap rokok secara terus menerus.

Disebelah kanannya duduk, tergeletak satu kotak makan lengkap dengan satu botol minuman bersinergi yang dibungkus menjadi satu wadah.

Bahunya menyender pinggiran pintu. Menyaksikan beberapa orang lewat yang memandangnya dengan dahi mengerut. Dia berani jamin, orang orang itu berpikir buruk kepadanya.  Merokok seperti tanpa dosa di teras depan kamar sewa yang berukuran lebih kecil dibanding ruang tamu milik orang orang itu dirumah.

Dia heran, kenapa orang masih mau melewati jalan sempit dan becek -jika terkena hujan- didepan. Lingkungan sekitar bahkan lebih mirip dikatakan sebagai tempat pembuangan limbah karena satu kotak sampah yang tak pernah lagi diangkut namun terus terusan menjadi target pembuangan sampah akhir. Lagipula, siapa yang menciptakan pembuangan sampah ditengah tengah gang sempit yang motor bahkan susah untuk melewati?
Pengelola truk sampah pun tak akan melihat jikalau lewat sebab gelap tak ada penerangan saat malam.

Ini sudah sangat terlambat.
Petugas terlalu malas karena harus menyeret berkilo kilo sampah kedepan. Masyarakat tidak ada yang inisiatif bergerak komplain kepada pemerintah sekitar. Semua tiba tiba tak peduli selagi bau sampah tidak sampai ke rumah mereka.

Huh, bagaimana anak itu bisa bertahan tinggal di tempat kumuh seperti ini?

"Hey! Kau belum bangun juga? Cepat buka pintu mu dan ambil makananmu! Aku sedang tidak ingin mendobrak kali ini!"

Dia berteriak lagi sambil menggedor malas setelah dua kali mencoba tak menghasilkan apa apa.

"Sial. Aku punya pekerjaan yang lain, tapi anak itu sungguh tak bisa diajak kompromi"

Putung rokok yang sudah pendek ia lempar kearah kaki. Menggilas ujungnya dengan sepatu kets yang dipakainya.

"Kau ti- "

Ucapan nya terpotong. Dari kejauhan, sebuah motor terlihat parkir diujung gang.

Ada yang datang?.

Tubuhnya refleks bangkit dan bersembunyi dibalik tembok pembatas di sebelah kanan. Orang itu tak akan melihatnya bersembunyi disana.

Tapi siapa?
Dia bahkan tidak berani melongok untuk memastikan siapa yang datang. Dia akan mendengarkan suara milik siapa saat orang itu berbicara nanti.

"Biru..."

Suara ketukan pintu menyusul.

Dia tidak pernah mendengar suara ini? Apakah Biru memiliki teman baru?

"Kau didalam bukan?"

"Ada makanan diluar, apakah kau memesan nya online? Makanan nya masih diluar "

Hening sejenak untuk beberapa waktu. Dia masih terdiam sambil mendengarkan baik baik yang memutar otak mencari siapa pemilik suara ini.

OVER THE BLUETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang