Rain (Late Night Chat 2)

115 14 0
                                    

"kau harus pulang dan istirahat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"kau harus pulang dan istirahat. Dua hari ini, kau kesana kemari menemaniku disaat kau juga harus mengurusi Juan di rumah sakit"

Hujan masih turun begitu deras diluar. Bahkan, disertai badai petir yang belum berhenti semenjak mereka kembali dari pemakaman.

Jason harus memasak air panas untuk mandi tadi. Setelah kehujanan di perjalanan, mengguyur badan dari kepala dengan air hangat merupakan tindakan yang paling tepat. Setidaknya dapat menaikan suhu badan yang menjadi lebih dingin karena air hujan.

Jason lebih mengkhawatirkan Biru yang sudah demam sejak kemarin. Dia tidak terlalu khawatir akan tubuhnya, dia memiliki daya tahan yang lebih kebal sehingga tidak bisa sakit dengan mudah. Dia khawatir Biru makin drop. Luka lebam di pipinya bahkan masih membiru.

"Kau terlalu khawatir kepadaku, aku tidak se lemah yang kau pikir"

"Aku tau" jawab Jason cepat. Dia memang sempat berpikir bahwa Biru memiliki fisik yang lemah, namun tidak lagi berfikir seperti itu setelah menemuinya secara personal beberapa kali. Sekali lagi, dia mengatakan bahwa Biru lebih kuat darinya.

"Apa kau khawatir karena aku tidak memiliki teman?"

Mereka berdua kini berbaring bersebelahan. Di beberapa titik lantai -termasuk tempat biasanya Biru tidur jika ada Jason- basah karena atap yang bocor. Hujan badai yang disertai angin membuat air masuk melalui celah genteng yang renggang. Mereka harus menadahnya dengan ember atau benda cekung lainnya agar tak meleber. Meski hanya berupa tetesan, tanpa di tadahi, air bocoran bisa saja membuat seluruh lantai menjadi basah jika hujan tak berhenti hingga besok.

Jason pernah mengalami ini dulu. Rumahnya belum berlantai dua saat itu dan tidak di plafon sepenuhnya. Saat hujan badai angin seperti ini, ada saja celah yang membuat air lolos masuk di area dapur. Ayah kemudian mengganti dengan genteng keramik setelah itu.

"Kau tenang saja, aku mempunyai teman juga " ucap Biru lagi, Jason tak jua menjawab pertanyaan nya yang terakhir.

"Siapa?"

"Kau tidak perlu tahu, dia tidak terlalu menyukai orang baru"

Keadaan hening kembali, kedua pasang mata memandang ke atap yang mengeluarkan bunyi tepukan hujan.

Biru menghela nafas, memperbaiki posisi selimutnya yang sudah menipis dimakan waktu. Saat pertama kali Jason meminta menginap, hal pertama yang ia pikirkan adalah bagaimana dia menyiapkan segala keperluannya yang terbiasa serba ada saat di rumah.

Dia tak memiliki AC ataupun penghangat, bahkan selimut di tempatnya mungkin tak lebih tebal dari handuk kepunyaan Jason dirumah. Biru cukup lega saat Jason tak menunjukan tanda tanda tidak nyaman selama disini.

"Rasanya lebih melegakan menyadari bahwa kau bukan Jason yang dulu ku kenal"

"Kenapa?" Jason mengerutkan dahi, tidak mengerti kenapa tiba tiba Biru mengatakan itu. Atau mungkin dia hanya ingin bercerita?.

OVER THE BLUETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang