Senin besok, penilaian akhir semester ganjil sudah dimulai. Semua siswa mulai sibuk mempersiapkan tes. Banyak dari mereka sudah lagi mengikuti les secara rajin. Tes kali ini sangat berpengaruh bagi berjalannya pembelajaran di semester genap nanti. Perputaran kelas berdasarkan paralel yang biasanya dilakukan satu tahun sekali saat kelas 1 dan 2, di kelas 3 akan diadakan lagi setelah penilaian semester genap berpegang pada nilai tes tersebut. Semakin tinggi kelas, akan semakin efektif pembelajaran menuju ujian akhir pada semester genap.
Hampir semua siswa berlomba untuk naik kelas lebih tinggi supaya mendapatkan nilai akhir yang memuaskan. Mereka tidak bisa main main lagi mengingat nilai ujian akhir akan terpampang di ijazah SMA mereka. Persaingan masuk universitas ternama dan terbaik semakin ketat meski sekolah mereka juga masuk daftar sekolah yang menjanjikan. Tidak ada yang tau jika keberuntungan bisa saja mengalahkan usaha yang telah ditempuh.
Ada orang yang telah berusaha terlalu banyak, namun belum menemukan hasil memuaskan. Sementara, orang lain yang terlihat tidak begitu keras malah mendapatkan hasil lebih baik. Jika menyangkut keberuntungan, mungkin akan sulit mengalahkan.
Namun bukankah ada pepatah mengatakan orang beruntung akan kalah dengan orang yang berusaha? Siapa tahu setelah kalah sekali, kita bisa menang berkali kali di kesempatan berikutnya. Kita hanya perlu terus berusaha, itu saja.
Hari ini tiga Minggu genap, Biru bertemu Jason di cafe sore itu. Dia yakin, Jason sedang menghindari nya secara sengaja atau tidak semenjak kejadian tak mengenakan yang mereka lalui.
Jason tiba-tiba terlihat sangat ambisius saat mendengar pengumuman tanggal ujian. Dia kembali memakai kacamata yang dia pakai sekali saat pertama kali berangkat setelah koma, Saat menabraknya di parkiran sekolah pagi itu.
Biru tidak mengerti kenapa saat bertemu di kelas, Jason tak lagi memakai kacamatanya hingga ia memutuskan memakainya lagi menjelang tes.
Dia mendengar Maxime meledek Jason menjadi terlihat seperti kutu buku. Namun, Jason menghiraukan nya dan mengatakan dia masih jauh lebih tampan dibanding Maxime dengan bercanda. Yeri dan Chloe malah memujinya, mengatakan bahwa penampilan nya malah lebih karismatik.
Biru juga mendengar Jason menjelaskan bahwa pandangan nya sedikit buram semenjak bangun dari koma.
Jason tidak pernah sekalipun memandangnya lagi. Dia bersikap layaknya Biru memang tidak ada sejak awal.
Ini tidak seperti dia tidak terima Jason seperti itu. Hanya saja, hatinya merasa ada yang tidak benar.
Apakah dia kecewa karena Jason tidak meminta maaf?
Ataukah kecewa dengan perkiraan tentang Jason yang baru menyadari bahwa sebenarnya dia membenci penyebab dirinya sempat koma?
Apakah dia yang seharusnya minta maaf?
Kenapa Biru menjadi merasa bersalah dan kesal?
Biru menutup bukunya saat guru didepan menutup pembelajaran seiring bel istirahat berbunyi. Mengistirahatkan kepalanya diatas meja, berpikir untuk tidak mengambil jatah makan di kantin. Dia sudah cukup kenyang pagi tadi sarapan dengan masakan yang dikirimkan Kak Rei. Katanya, Kak Rei memasak terlalu banyak hingga harus memampirkannya ke kamar sewa Biru saat akan berangkat berbelanja.
Biru sadar bahwa itu hanya menjadi alasan Kak Rei agar dia tidak menolak pemberian nya. Kak Joe bahkan berulang kali menawarkannya untuk tinggal di rumah mereka beralasan bahwa dirumah sangat sepi karena ditinggali hanya dengan mereka berdua. Mereka berdua sudah lama memutuskan hidup mandiri karena merasa tidak bisa terus mengikuti kedua orangtuanya yang harus berpindah setiap beberapa tahun sekali karena pekerjaan.
Tentu saja Biru menolak segala tawaran yang terlalu baik itu. Biru hanya tidak ingin merasa hutang Budi meski mereka tidak mengharapkan balas budi.
Perlahan-lahan, suara derap langkah kaki dan dengungan obrolan cuat cuit para siswa semakin hilang. Meski menutup mata, Biru jamin semua anak kelas telah pergi dari kelas. Mungkin tersisa satu anak, karena Biru masih mendengar bunyi lembar buku di buka secara berkala.
Biru hampir saja memasuki tidur nyenyak nya kalau saja tidak terganggu dengan benturan berulang yang berasal dari meja sandarannya.
Kepala atasnya seperti terdorong sesuatu, menemukan kotak makan saat berhasil menegakkan kepala secara sempurna.
Pandangan Biru berpindah ke orang yang kini sudah duduk menghadapnya. Membuka kotak makan lain yang dibawa nya dan mengeluarkan sumpit.
"Apa kau ingin mati dengan tidak makan? "
Tanpa melihat ke arah ke arah biru, Jason bertanya sambil melahap suapan pertama makannya. Biru memperhatikan ujung rambutnya yang terasa memiliki perubahan. Apakah Jason memotong sedikit rambutnya?
"Aku tidak akan mati dengan tidak makan satu kali"
"Yaa, tapi tubuhmu berkata lain. Cepat makan makanan mu"
"Tidak" Biru berancang-ancang kembali menidurkan kepalanya setelah menggeser sedikit kotak makan didepannya, kalau saja tidak digagalkan oleh Jason yang mendorong dahi nya dengan sumpit bekas yang baru saja keluar dari mulut?
"Hey! Bukankah itu sudah penuh dengan air liur mu!"
"Hm hm..." Jason hanya bergumam sambil mengunyah makanan dengan senang.
Biru menggeleng kan kepalanya, menghela nafas sabar, memilih mengikuti kemauan Jason.
Menu di kotak makannya berbeda dengan yang biasa di hidangkan di kantin, dan juga berbeda dengan kepunyaan Jason.
Yang paling menarik perhatian nya adalah secangkir permen warna warni tersusun di kotak paling ujung pada bekal didepannya. Hanya dengan melihatnya saja, dia tahu permen itu mempunyai rasa manis dan asam. Rasa kesukaannya, karena memiliki rasa yang sama dengan buah strawberry.
Tapi, setelah di pikir pikir, Kantin tidak pernah menyediakan permen secara cuma cuma bukan?
Apa Jason membelikan untuk nya?
Atau dia menukarkan bekalnya sendiri?
KAMU SEDANG MEMBACA
OVER THE BLUE
أدب الهواةSaat kembali bangun, dia harus menghadapi suasana pelik yang penuh kesalahpahaman.