"Apa yang kau lakukan padanya?"
Jason masih belum sanggup berdiri, masih terlentang di tengah ruangan sambil memegangi perut yang kian merasa perih. Tubuhnya terasa kaku, dan kepala yang begitu pusing.
Pria bertopeng itu menyered bangku dari pojok ruangan dan duduk tak jauh didepan tempat Jason tergeletak. Menyilang kan kakinya, berpostur arogan. Tubuhnya tak lebih besar dari Jason, terkesan kurus meski tak sekurus Biru. Jason dapat menebak, mungkin saja dia akan menang jika berkelahi dengannya tanpa senjata. Namun, Jason tahu, orang bertopeng itu lebih nekad dari dugaannya. Dia bisa melakukan apa saja termasuk membunuh orang.
"Dia benar benar teman sejatimu huh? Sampai sampai menanyakan kabar dia meski kau juga akan bernasib sama dengannya?"
Jason berdecih, menemukan cara untuk membuatnya kesal. Setidaknya, misalpun dia akan mati nanti, dia sudah merasa senang telah membuat orang itu kesal. Orang itu tidak suka jika perkataan nya diabaikan atau ancamannya tidak mempan.
"Dia bukan temanku? Aku pun tidak takut mati, semua manusia bukankah berakhir mati juga?"
"Kau selalu mengatakan dia bukan temanmu, tapi detik selanjutnya bersedia membantunya Melakukan hal bodoh dan memalukan. Ayolah kau harus punya pendirian"
"Apa yang kau inginkan sebenernya?"
"Menurutmu?"
"Apa kau menginginkan perhatian ku? Katakan saja jika kau ingin berteman. Tak perlu begini, aku akan menjadi teman pertama mu yang baik hati"
"Cih"
Jason melihat pria topeng geram, mengerat kan jarinya di pinggiran bangku. Sayang sekali tidak melihat ekspresi wajahnya langsung. Mungkin, sebentar lagi.
Sebentar lagi dia akan mecabut topeng itu dengan paksa."Kau pikir aku Biru yang mau melakukan apa saja demi menjadi teman mu? Anak itu memang terlampau bodoh menolak saat kukatakan kau hanya mempermainkan nya"
Jadi, dia juga mengenal Biru? Siapa dia?
Jason benar benar buntu terhadap semua hal yang terjadi. Dia tidak menemukan jejak apapun tentang kehidupan Juan sebelumnya. Dan mengetahui fakta bahwa orang itu mengenal Biru membuatnya semakin gundah. Apakah dia melewatkan sesuatu yang telah diceritakan oleh Biru?
"Aku tidak mempermainkannya"
Jason berkata jujur, terlepas apa yang dilakukan Juan, dia sendiri tidak pernah berniat mempermainkan Biru sebagai temannya.
"Berhenti membela diri"
"Apa hubungannya dengan mu jika aku melakukan sesuatu terhadap Biru?"
"Akhirnya kau mengaku? "
"Mengaku apa brengsek! Bicara yang jelas!"
Jason merasakan emosi nya mulai memuncak. Dia hampir lupa bahwa dia memiliki temperamental yang buruk. Ini kali pertamanya merasakan emosinya tinggi lagi setelah hidup dengan tenang beberapa bulan ke belakang. Dia jadi merasakan sesal kembali saat ingat bahwa terakhir ia melampiaskan emosinya bukan lain adalah kepada Biru sore itu. Lehernya terasa panas tiba tiba, membuatnya terbatuk keras beberapa kali.
"Ah, aku lupa tentang kau yang kehilangan ingatan. Atau itu hanya jalanmu untuk melupakan kesalahan mu?"
Pria bertopeng masih berlagak arogan dan terlihat mencoba santai meski tubuhnya berkata lain. Jason dapat melihat bahwa dia ingin sekali kembali menyerang Jason.
Jason hanya perlu bersiap siaga akan serangan yang bisa saja tiba-tiba dilayangkan. Dia tidak akan bergerak hingga saat itu. Dia harus mengumpulkan energi nya yang tersisa dulu.
"Apa maumu cepat katakan"
"Oh wow! Kau lebih berani berbicara daripada terakhir kali kita bertemu? Sangat mengagumkan"
"Cepat katakan apa maumu brengsek!"
"Kau, mati. Mungkin?"
Jason melihat si pria topeng berdiri dan berjalan mendekat. Berjongkok di jarak satu meter darinya. Lebih dekat kesempatan baginya untuk menarik topeng diwajahnya dan melihat siapa gerangan orang di balik nya. Dia harus bersiap untuk mulai bergerak.
"Lalu? Tunggu apa lagi? Cepat bunuh saja aku"
Jason batuk untuk kedua kalinya. Tenggorokan terasa gatal dan perih. Entah karena efek tempramen nya atau mungkin hal lain .
"Kau sudah mengalami gejalanya. Tidak lebih dari 24 jam, nasibmu akan sama seperti orang itu"
Ujar pria bertopeng menunjuk Maxime yang memang sudah tak bergerak sekalipun. Apakah dia benar benar telah mati? Orang ini sangat gila.
"Kenapa melakukan itu?"
Pria bertopeng tertawa keras. Terdengar mengerikan bergema di sudut sudut ruangan. Baru kali ini, Jason bertemu dengan orang seperti itu, seorang pembunuh benar benar ada di depannya sekarang.
"Akhirnya kau kembali dengan sikap mu yang dulu. Si lemah yang tidak punya pendirian haha. Kau ingat saat terakhir kita bertemu? Kau minta ampun beribu kali kepadaku tapi tak ku hiraukan. Kukira kau tidak akan bertahan dan mati. Namun tiba-tiba kau muncul lagi? Aku menyesal tidak menyuntikan racun sedari dulu. Aku juga menyesal tidak membunuhnya (Maxime) terlebih dahulu"
Jason geram, sangat menyebalkan melihat orang didepannya meremehkan dia. tapi dia juga khawatir terhadap apa yang telah dilakukan orang itu pada tubuhnya.
Jadi, yang disuntikkan kepadanya di parkiran itu adalah racun?
Tunggu. Sudah berapa lama dia tak sadarkan diri? Apakah ibu atau ayahnya sadar dia tak kunjung pulang ? Mereka akan mencarinya kan? Ibunya akan melakukan apapun untuk nya kan?Keberanian Jason sedikit bergetar. Kalau perkataan orang tersebut benar, dia akan mati sebelum orang orang mencarinya. Satu satunya cara adalah keluar dari sini secepatnya.
"Tapi, aku tidak akan membiarkan mu mati dengan keadaan tidak mengingat apa yang telah kau lakukan pada Biru. Biarkan ku ingat kan lagi kepada mu tentang semua perbuatan burukmu"
"Cepat katakan "
Jason melihat pria bertopeng lebih mendekat kearahnya. Menghitung waktu yang tepat untuk dia mulai menyerang. Ini satu satu nya kesempatan untuk melumpuhkan nya sebentar dan mencari jalan keluar.
Sedetik setelah pria bertopeng itu berhenti melangkah, Jason melayangkan satu tangan yang menargetkan letak ikatan topeng tersebut. Dia harus mengetahui dulu siapa orang dibalik itu.
Pria bertopeng itu bergerak cepat menepis gerakan Jason. Memundurkan langkahnya lagi seketika.
Jason berdiri menahan tubuhnya yang terasa sakit di seluruh bagian, dengan cepat melayangkan pukulan bertubi tubi ke arah si pria bertopeng. Yang saat itu juga berhasil di tepis dan membuatnya mau tak mau terdorong mundur.
Saat melihat celah yang tepat, ia melayangkan satu tendangan yang ia lontarkan sekuat tenaga. Berhasil membuat pria bertopeng jatuh kebelakang dengan keras.
Dia dengan cepat pula bangkit, Jason dapat melihat kulit lehernya memerah. Dia mempersiapkan diri menerima atau setidaknya menghindari serangan balik. Sebab tubuhnya yang sudah terlalu lemah, ia langsung jatuh sekali pukulan. Dia tak dapat menghindari pukulan pria bertopeng di wajahnya. Darah mengalir di hidung nya.
Tubuhnya terkulai lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
OVER THE BLUE
FanficSaat kembali bangun, dia harus menghadapi suasana pelik yang penuh kesalahpahaman.