08. Stalker

451 76 16
                                    

"Maksudmu?" Seokjin kaget,

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Maksudmu?" Seokjin kaget,

Sandeul melihat sekeliling, takut ada yang mendengar obrolan mereka sebelum menjawab pertanyaan Seokjin.

"Musuh menjebak mereka, ah tuan Jeon hanya sedang lengah karena dia juga habis pulang dari perjalanan ke luar negri. Lalu saat berusaha berdiskusi mengenai pekerjaannya mengantikan tuan Jimin, beberapa orang menerobos masuk ruang rapat dan menyerang pihak kami," kata Sandeul buru-buru.

Terakhir Seokjin melihat Jungkook ya malam Jungkook mengantarkan Jean padanya. Dia terlihat baik-baik saja dan bugar, walau tidak banyak mengatakan banyak hal waktu itu. Jungkook memang bilang, setelah mengantar Jean dia punya urusan, tapi Seokjin tidak tahu kalau ada bahaya yang mengintai bosnya itu.

"Apa dia terluka?" Seokjin khawatir,

"Walau ini hal biasa, ya, tuan saat ini terluka. Sebuah peluru menembus pinggangnya," jawab Sandeul,

"Hah?!" Seokjin menatapnya horor. Tak lupa menutup telinga kecil Jean di gendongannya.

"Dia masih hidup kan?" tanyanya,

Tidak lucu kalau musuhnya mati atau sekarat sekarang kan? Walau Seokjin menganggap Jungkook musuh, dia juga tidak ingin sesuatu yang buruk terjadi pada bosnya itu. Bagaimanapun Jungkook pernah menyelamatkan kehidupannya dengan uangnya.

Sandeul tertawa,

"Kau tidak akan tahu sekuat apa tuan Jeon Seokjin," Sandeul menepuk baju Seokjin,

Seokjin menghela nafas, walau tahu Jungkook selamat tapi tetap membuat Seokjin khawatir.

"Sayang sekali, aku tidak boleh berkunjung ke rumah utama," batinnya kesal,




.

.

.


Jungkook uring-uringan karena dia tidak diperbolehkan banyak bergerak setelah operasi yang dilakukannya. Dia berbaring terus-terusan di kamarnya dan bangun hanya untuk membersihkan diri atau ke toilet. Jungkook tidak suka diperlakukan seperti seorang bayi, tapi dokter bilang dia memang harus melakukannya agar lukanya segera kering dan sembuh.

"Jimin sialan," Jungkook mengutuk,

Bagaimanapun ini karena kecerobohan Jimin salah memilih orang untuk mengajak mereka berbisnis di Busan waktu itu. Dan sekarang dia sekarat di kamarnya sementara temannya itu tengah bersenang-senang di Amerika seorang diri.

Jungkook melirik beberapa pelayan yang masuk ke dalam kamarnya.

Ini memang waktunya dia membersihkan diri, dan setiap waktu itu datang beberapa pelayan akan datang menyiapkan air hangat dan perlengkapan mandi untuknya.

Jungkook tiba-tiba terusik oleh kehadiran salah satu dari mereka yang terlihat asing. Tentu saja, Jungkook kenal baik semua pelayannya. Jikapun ada pelayan baru, Jungkook akan mengetahuinya.

Penny Picker (KookJin)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang