12. Backward

471 79 18
                                    

Saat Seokjin SMA, sekolah selalu mengadakan prom sebelum kelulusan mereka

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Saat Seokjin SMA, sekolah selalu mengadakan prom sebelum kelulusan mereka. Hal yang ditunggu para gadis dan pasangannya tentu saja. Menyiapkan banyak hal seperti gaun yang cantik yang menjadi impian untuk semua anak perempuan.

Seokjin tidak bisa melakukannya, dia harus bekerja malam itu. Selain itu, dia tidak punya cukup uang untuk menyisihkan membeli gaun walau pak Jang menawarkan membelikannya. Ketimbang untuk itu semua, Seokjin memilih bekerja saja, karena dia masih harus mencari uang untuk bisa masuk Universitas.

Cita-citanya selama ini.

Menahan semua itu, dia juga mengabaikan ajakan salah satu teman laki-lakinya. Seokjin sudah lama menyukainya, demikian juga dengan anak itu. Tapi Seokjin tidak pernah mau mengungkapkannya. Seokjin merasa jatuh cinta akan membuatnya keluar dari fokusnya mengejar impiannya sendiri.

Karena itu dia terus mengabaikan masalah cinta dan hanya bekerja mencari uang untuk bisa bertahan hidup. Cinta dan jatuh cinta bukan tujuan utama Seokjin untuk hidup, sampai dia akhirnya menyadari sesuatu di usianya yang ke-30. Seokjin kesepian.

Dia pernah berfikir kalau menikah akan menjadi hal yang rumit karena statusnya sebagai orpan dan kemungkinan tidak semua keluarga mau menerima latar belakang dan keadaannya. Seokjin sempat merasa tidak pantas dicintai dan membiarkan dirinya terus sendirian.

Dan sekarang Seokjin berada di titik yang sama seperti saat SMA. Penyesalan terbesarnya melepaskan satu momen indah itu dan orang yang mencintainya dengan tulus.

"Saya melewatkan itu dan saya menyesal, sekarang saya harus mendengar orang-orang berpesta dan bersenang-senang dengan mengenakan sesuatu yang indah. Saya membencinya tuan, sungguh!"

Seokjin terus mengoceh, semakin banyak minuman pula yang masuk ke tubuhnya. Jungkook sempat menahannya, takut Seokjin hang over dan menyesal besoknya.

Jungkook tidak banyak bicara. Dia hanya mendengarkan Seokjin mengeluarkan isi hatinya.

"Saya pikir saya ingin melihatnya, satu kali saja seumur hidup saja. Ada di sana, otak saya mengajari saya untuk menyusun rencana, saya bisa mencuri baju pelayan lagi dan menyelinap ke pesta tuan. Tapi ada yang menghalangi saya, dan saya sangat marah," kesal Seokjin, mengeratkan pegangan gelasnya.

"Saya selalu memalukan seperti ini. Karena itu tuan marah dan selalu marah pada saya karena perbuatan saya. Tapi sekarang tuan baik, dan datang ke sini, bilang menjadi teman saya. Saya jadi malu," ocehan Seokjin semakin berlanjut.

Jungkook mendengarkan dengan menyangga dagunya dengan satu tangan. Sampai akhirnya sunyi, karena Seokjin tiba-tiba diam. Sesekali cegukan karena lehernya panas.

"Kau harus tidur sekarang, ini hampir pagi," kata Jungkook kemudian,

Seokjin menghela nafas panjang sebelum kepalanya jatuh terkulai.

"Haissh, malah tidur di sini," gumam Jungkook setelah Seokjin jatuh tidak sadarkan diri di dengan kepala di atas meja.

Jungkook bisa saja memanggil seseorang untuk mengurus Seokjin, memindahkannya dari ruang makan ke kamarnya, tapi Jungkook melakukannya itu sendiri. Tidak sulit untuk membawa tubuh kurus ini naik ke lantai dua dan membaringkannya di tempat tidur.

Penny Picker (KookJin)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang