15. Hiding...

511 90 38
                                    

Seokjin menyesal, bertindak bodoh dengan mengajak Jungkook bersembunyi hanya karena melihat pelayan wanita berjalan dekat mereka

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Seokjin menyesal, bertindak bodoh dengan mengajak Jungkook bersembunyi hanya karena melihat pelayan wanita berjalan dekat mereka. Jadi sekarang malah mereka yang terjebak di ruangan ini. Ruangan gelap dan pengap.

"Tuan Jungkook kita mau kemana?" Seokjin memegang belakang baju Jungkook.

Ruangan ini terdiri dibangun dari batu-batuan jaman dahulu, panjang dan pencahayaan minim. Hanya di terangi lampu 10 watt sepanjang mereka berjalan. Jungkook meminta Seokjin mengikutinya dari belakang dan menyusuri sepanjang ruangan yang lebih mirip terowongan panjang.

"Kau kan yang mengajak kita sembunyi," saut Jungkook geli,

Bahkan suara mereka mengema sekarang.

"Saya takut tempat sempit dan gelap tuan," Seokjin mencicit.

Pegangan dieratkan, dan kakinya terasa mati rasa karena lantai yang dingin.

Jungkook berbalik, wajahnya memblokir cahaya lampu diatas mereka.

"Kau takut?" Jungkook menyeringai,

Nyatanya Seokjin sudah mau menangis sekarang, apapun dia berani tapi kalau ruang gelap dan sempit, tidak dulu!

Jungkook meraih tangan Seokjin hati-hati, mengenggamnya.

"Tenang ada aku," katanya lalu berbalik dan melanjutkan perjalanan.

Wajah Seokjin bersemu, bisa merasakan genggaman tangan Jungkook yang besar dan kuat. Melihat punggungnya yang lebar dan terlihat mengoda untuk di peluk saat takut begini.

Seokjin! Fokus!

"Tuan memang kita mau kemana?" tanya Seokjin setelah mereka rasanya berjalan sekitar seratus meter.

"Suatu tempat," jawabnya misterius.

Ini sepertinya jalan rahasia dia bawah tanah dan mungkin akan menembus satu tempat yang lain di pulau ini. Seokjin tidak tahu.

"Tapi kenapa tidak ada penjagaan di sini?" Seokjin bertanya lagi, setidaknya mereka bertemu salah satu dari mereka sepanjang perjalanan.

"Ya karena memang tidak perlu ada penjagaan, tidak banyak orang tahu jalan ini," saut Jungkook,

Ah itu artinya saat mereka keluar dari lorong panjang ini, mereka akan sampai di tempat yang masih di dalam pulau. Walau gelisah dan takut, Seokjin merasa sangat penasaran.

Sesekali mereka berhenti karena ternyata cukup melelahkan dan jauh. Wajah Seokjin penuh keringat kecil-kecil sekarang tapi semakin lama pegangan tangan Jungkook mengerat seolah memberinya semangat.

Jungkook mendorong sebuah pintu yang sebelumnya terkunci dari dalam. Kuncinya mengantung tak jauh dari pintu tersebut.

"Woaaahhh!!!" Seokjin hampir tidak mempercayai matanya.

Ternyata ujung lorong ini adalah sebuah pantai, kakinya disambut pantai pasir berwarna putih yang halus, beberapa meter di depannya sudah ada laut lepas membentang.

Seokjin sangat suka laut!

Seokjin akan berlari ke depan, tapi Jungkook menghalanginya.

"Ini laut lepas, jadi berbahaya jika terlalu dekat," Jungkook mengingatkan.

"Di dekat sini juga banyak ranjau, berbahaya karena gelap,"

Seokjin mengerti, sepertinya pantai yang mereka kunjungi bukan pantai yang biasanya untuk wisata yang mungkin sedikit berbahaya. Ingat, Seokjin di sini bukan untuk liburan.

Tapi di samping itu, rasanya menyenangkan menghirup udara laut dari dekat. Walau pulau ini di kelilingi laut, Seokjin tidak pernah punya kesempatan untuk mendekat ke pantai seperti ini.

"Ini menyenangkan!!" ucap Seokjin bahagia,

Senyumannya melebar di sisi Jungkook yang menatapnya intens.

"Ini cuma pantai Seokjin," katanya serius,

"Tapi aku suka, lihat tuan, di langit bintangnya bagus sekali. Aku suka lihat dari lantai atas rumah kecil ketika malam hari, sekarang lebih jelas di sini karena tidak ada pepohonan," celotehnya seru.

"Tapi ini cuma pantai Seokjin," ulangnya,

Seokjin menatap Jungkook,

"Tuan, begini saja saya bahagia, jangan merusak mood," protesnya,

Jungkook kaget karena Seokjin tiba-tiba kesal,

"Walau hanya pantai tapi aku senang, bolehkan saya menikmatinya sebentar," lanjutnya karena sepertinya Jungkook tidak suka karena dia menikmati hal kecil seperti ini,

"Bukan begitu," saut Jungkook karena Seokjin salah paham.

Seokjin menyilangkan kedua tangannya, cemberut.

"Maaf," ucap Jungkook tiba-tiba membuat Seokjin terkejut.

"Tuan tidak perlu sampai minta maaf," katanya, tapi masih dengan nada ketus,

Jungkook menarik lengannya untuk bisa melihat ke arahnya.

"Moodmu rusak karena aku kan? Jadi aku mau minta maaf,"

Padahal Jungkook hanya kesal karena Seokjin terus fokus pada laut ketimbang dirinya lagi.

Nah!

"Tidak, hanya,"

Jungkook tiba-tiba meletakan dua tangannya ke wajah Seokjin,

"Wajahmu dingin sekali," katanya,

Seokjin mengeleng, "Tapi saya masih mau di sini tuan," keluhnya.

Seokjin tidak ingin cepat-cepat pergi dari sini. Dia masih ingin menatap laut yang membuat hatinya damai.

"Aku ngga bilang kita akan pulang, kita bisa di sini beberapa waktu lagi," saut Jungkook.

Sepertinya Seokjin salah sangka terus padanya. Apa begini kalau memahami seseorang? Jungkook tidak terlatih untuk begini.

Seokjin mengangguk, lalu dia menatap Jungkook.

Kenapa tuannya sangat tampan dan juga bisa sebaik ini. Dia sudah salah mengira pada Jungkook selama ini. Nyatanya Jungkook sangat lembut dan perhatian padanya, Seokjin jadi ingin terus bersandar padanya.

Jadi Seokjin memejamkan mata karena merasakan hangat kedua tangan Jungkook yang masih berada di kedua pipinya.

Tapi sepertinya Seokjin salah memberikan kode pada Jungkook, pria itu mendekatkan wajahnya dan tiba-tiba mencium bibir plumnya.

Seokjin membolakan matanya terkejut setelah merasakan kecupan singkat itu.

"Tuan!" Seokjin mundur dan menutup mulutnya,

"Kau duluan yang mengajak kita ciuman kan?" tanya Jungkook bingung melihat reaksi berlebihan Seokjin.

"Saya? Hah?!"

- TBC

Penny Picker (KookJin)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang