17. Hugs

482 80 9
                                    

Sialnya, Seokjin tidak tidur sepenuhnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sialnya, Seokjin tidak tidur sepenuhnya. Dia merasakan tubuhnya melayang saat dia akan merespon panggilan Jean. Seokjin sangat mengantuk sampai rasanya matanya tidak mau membuka. Setelah perutnya terisi, rasa kantuk tiba-tiba menyerangnya dan Seokjin tertidur begitu saja di lantai.

Jantung Seokjin berdebar kencang saat tubuhnya terasa hangat di pelukan Jungkook yang mengendongnya. Seokjin bahkan bisa merasakan aroma tubuh Jungkook dan juga debaran jantung laki-laki yang membawanya ke tempat tidur. Seokjin mengutuk dirinya sendiri andai Jungkook juga merasakan debaran jantungnya yang mengamuk.

Apalagi saat dia kembali merasakan cumbuan hangat dari bibir tipis Jungkook. Rasanya Seokjin ingin membuka matanya, tapi jika itu dilakukan, Jungkook akan menyadari kalau dirinya terjaga. Selain itu, Seokjin tidak tahu bagaimana untuk bereaksi di hadapan Jungkook sekarang.

Jungkook meninggalkannya sebelum laki-laki itu menyentuh salah satu telinga Seokjin. Seokjin yakin kalau telinganya saat ini merah seperti terbakar hebat karena rasa malunya.

Seokjin sepertinya harus mulai hati-hati mulai saat ini. Setiap kali dia lengah, Jungkook akan lebih berani lagi padanya.

Pun hari berikutnya. Jungkook selalu datang ke rumah, mencuri kecupan di pipinya saat dia baru turun tangga kamarnya untuk menyiapkan Jean mandi. Atau saat dirinya di dapur dan Jungkook berdiri di sampingnya, dan sudah tertebak apa yang dia lakukan kemudian padanya.

Seokjin mencoba membiarkan hal itu bukan karena dia tidak keberatan dengan kebiasaan Jungkook yang baru ini tapi karena Seokjin tidak punya alasan untuk menolaknya. Seokjin sendiri tidak yakin dia menikmatinya atau tidak, melihat hubungan keduanya tidak memiliki status apapun.

Jadi ketimbang memikirkan hal rumit itu, Seokjin mencoba abai dan sesekali mengingatkan Jungkook untuk tidak menunjukannya di depan orang lain selain Jean. Gawat kalau pelayan lain memergoki mereka berciuman di sembarang tempat.

Anehnya kebiasaan mencium Jungkook menular pada Jean karena anak kecil selayaknya menirukan perbuatan orang dewasa.

"Hahha, kenapa tiba-tiba cium mama sayang," Seokjin duduk di lantai membersihkan mainan Jean dan Jean merangkak untuk mendekatinya.

Persis sama seperti yang Jungkook lakukan tadi pagi, mencium pipinya.

"Jean sayang ya sama mama?" tanya Seokjin senang,

Mungkin itu yang ingin Jungkook sampaikan padanya meski caranya cukup ekstrem dan tidak tertebak. Sementara itu, Jean menangkup pipi Seokjin dan menatapnya dengan mata bulat yang indah.

"Mama juga sayang sama Jean," Seokjin memeluknya memberikan afeksi atas usaha Jean menunjukan perasaan tulusnya pada Seokjin.

Dan Jungkook yang baru keluar dari perpustakaan untuk mengambi buku dari bawah tanah menatap keduanya keheranan.

"Kalian ngapain?" tanyanya,

Tanpa melepaskan pelukan Jean Seokjin tersenyum, menepuk bahu kecil Jean yang kegirangan.

Penny Picker (KookJin)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang