Seokjin, si pekerja keras dan hobi mengumpulkan uang. Berharap menemukan cinta sejati yang didambanya. Namun sayangnya sesuatu membuatnya terjebak dalam situasi yang tidak pernah di duganya. Antara hidup dan mati.
.
.
.
GS buat Seokjin ya gaes.
Duk...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Jungkook sudah pergi setelah Seokjin bangun. Tidak tahu harus bersikap bagaimana pada bosnya itu, Seokjin bangkit dan mulai menata kekacauan yang dia buat. Berhari-hari tidak mengurus rumah bukan masalah untuknya karena sudah ada pengurus rumah sendiri yang membantu Seokjin juga perawat kedua Jean yang ikut mengurus rumah selama ini.
Kekosongan kembali terasa begitu Seokjin menyelesaikan tugasnya. Biasanya Jean akan merengek dan meminta jalan-jalan di jam seperti ini. Atau Jean akan rewel karena dia ingin makan cemilan bayinya. Sungguh, berkali-kali Seokjin mencoba menerima keadaannya, hatinya semakin berat dan sakit.
Hiburan Seokjin untuk menangkal rasa sepinya kehilangan Jean adalah kiriman video dari Taehyung. Jean selama ini tinggal di rumah Taehyung dan istrinya. Seokjin cukup mengenal perempuan itu, dan sedikit bersyukur karena istri Taehyung adalah perempuan yang baik dan menyukai anak-anak. Mereka sampai detik ini belum memiliki momongan.
Seokjin juga tahu bagaimana Taehyung mendamba sekali sosok anak kecil di keluarganya. Ini pula yang membuat hubungan dengan sang istri merengang seperti yang Yunjin ceritakan.
"Tetap saja bi, ada yang kurang dari aku," curhatnya pada bibi Kwon yang tentu saja selalu menyempatkan diri main ke rumah kecil untuk mengecek keadaan Seokjin.
Dia senang karena Seokjin sudah mau keluar dari kamarnya. Walau pasti Seokjin terlihat masih terpuruk setelah Jean meninggalkan tempat ini.
"Apa kamu sudah bicara lagi dengan tuan Jeon?" tanya bibi Kwon,
"Sudah, bibi tahu dia bagaimana," Seokjin terlihat putus asa.
"Kamu cobalah percaya padanya, dia pasti tidak akan diam saja melihatmu begini," ujar bibi,
Seokjin terlalu marah pada Jungkook, atau lebih tepatnya adalah kecewa. Di sisi lain, dia sudah mulai berhenti berharap pada apapun mengenai Jungkook. Ada banyak hal yang membuatnya meragukan Jungkook apalagi menyangkut hubungan keduanya.
Sesungguhnya Seokjin sudah ingin menyerah dan merelakan ujung dari hubungan keduanya, tapi Jungkook masih belum bersedia melepaskannya. Hal ini membuat kemarahannya semakin memuncak, namun jauh di lubuk hatinya, ada rasa lebih takut saat jauh dari Jungkook.
Perasaan itu berkecamuk dalam dirinya, mengingat semalam Jungkook menemaninya sampai dia bisa tertidur kembali. Seokjin tahu, bagaimanapun keadaan mereka, Jungkook selalu berusaha melakukan yang terbaik untuknya.
Beberapa hari kemudian,
Jimin dan Sandeul menyambangi rumah kecil dan berbicara khusus pada Seokjin. Sebuah rencana yang mereka buat mengejutkan Seokjin.
"Pernikahan kontrak?" tanyanya tidak percaya.
"Itu satu-satunya cara jika ingin Jean kembali," jawab Jimin,
Seokjin tidak menyangka hal ini akan di lakukan, bahkan mimpipun tidak.
"Tuan sudah sepakat dengan hal ini, jika kamu menyanggupi, semua akan kita persiapakan Jinnie," Sandeul menambahkan.
