"Ingat ya, nanti kita cuma makan, ngasih amplop, lalu pulang!" Iman berucap pada Fajar di sampingnya. Mereka sedang jalan di antara temaramnya jalan sehabis magrib. "Jangan lebih dari itu. Kita udah banyak keluar tenaga sampai kemarin. Dan hari ini, kita akan berleha-leha menikmati hajatan saudara kita yang kaya," lanjut Iman.
"Berisik!" ketus Fajar. "Udah tiga kali kamu ngomong itu!"
"Cuma mengingatkan. Kita udah banyak membantu sampai jelang hari-H. Banyak saudara lain yang malah belum kelihatan bulu hidungnya."
"Karena mereka sibuk. Gak kayak kita yang nganggur."
"Untuk fakta yang satu itu, kita lupakan dulu."
"Gak perlu berlebihan. Kita gak sepenting itu kok. Haji Maemun sudah memperkerjakan banyak tetangganya. Dan pasti mereka akan menerima upah saat hajatan selesai."
"Bener banget. Jadi kita sebagai saudaranya, hanya bantu-bantu sekedarnya aja. Dan yang kita kerjakan sampai kemarin itu, kayaknya lebih dari cukup."
Iman merapikan kerah kemeja batik lengan pendek yang dipakainya. Mengusap rambut ikalnya yang telah diberi banyak gel agar sedikit lebih bisa ditata. Sedangkan Fajar, memakai kemeja tangan panjang yang menurutnya agak mendingan. Tidak banyak bajunya yang bagus. Di keseharian dia hanya sering pakai kaos yang dilapisi kemeja tangan panjang yang tidak pernah dikancing dengan bagian lengan selalu dilipat sampai siku. Tapi malam ini, tangan kemejanya tidak terlipat, dan terkancing sepenuhnya. Untuk acara keluarga seperti ini dia ingin terlihat sedikit rapi.Mereka menuju ke acara resepsi pernikahan saudaranya. Pak Haji Maemun adalah sepupu mereka. Umurnya jauh lebih tua karena merupakan anak dari uwa mereka yang paling tua, yang sudah menjadi almarhum. Pak Haji Maemun menikahkan putrinya dengan anak dari keluarga yang 'sebangsa' dengannya, yang mempunyai latar belakang pendidikan dan pekerjaan yang sama.
Fajar dan Iman tiba. Mereka shock menyaksikan antrean mengular bahkan mulai dari tempat parkir. Di gapura pernikahan yang dihiasi rangkaian bunga, terlihat Pak Haji Maemun dan sang istri, Bu Haji Nina yang sedang menyalami tamu mereka satu persatu sambil tersenyum. Ditemani beberapa sesepuh keluarga yang turut pula menyambut tamu. Antrean berlanjut sampai ke meja prasmanan. Semua orang harus bersabar untuk mengisi perut. Banyak di antara mereka memilih menyelamati pengantin terlebih dahulu di pelaminan yang masyaallah indahnya. Rika, si pengantin wanita, terlihat luar biasa cantik dengan gaun pengantin muslimah warna biru tua. Serasi dengan Kang Saepul suaminya, yang terus membagi senyum pada semua orang yang memberinya selamat. Akad nikah sudah dilakukan sebelum zuhur setelah melewati serangkaian acara adat.
Fajar dan Iman ikut bergabung dalam antrean sebagai bentuk keseriusan mereka yang datang sebagai tamu. Bukan untuk sambatan. Saat mereka salaman dengan Pak Haji Maemun dan istrinya, tidak ada sambutan berlebih karena sebelumnya dua bocah itu sudah sering mondar-mandir di area hajatan. Pak Haji Maemun malah heran kenapa mereka menyempil di antara para undangan.
Mereka merapat dengan barisan tamu yang ingin segera mengisi perut. Di meja prasmanan sudah banyak menu yang tersaji. Mulai dari rendang daging, sate kambing, sampai semur jengkol pun ada. Dalam barisan tampak Kong Ali dan dua sekutunya, Bah Sabil dan Pak Dirja yang sedang mengeruk nasi. Mengambil beberapa jenis lauk lalu melangkah mencari tempat duduk untuk makan. Kong Ali tanpa merasa bersalah duduk dan makan di salah satu kursi di pelaminan. Dia makan sudah seperti di rumah sendiri. Langsung pakai tangan, dengan posisi satu kakinya menginjak kursi. Menikmati sekali. Sedangkan Bah Sabil dan Pak Dirja duduk di kursi plastik di pojok dekat panggung organ tunggal yang belum mulai. Rika dan Kang Saepul apatis dengan kehadiran Kong Ali. Saat ini sepasang pengantin tengah melakukan sesi pemotretan. Namun besar harapan mereka agar tidak ada penampakan Kong Ali dalam foto nanti.
![](https://img.wattpad.com/cover/375941800-288-k166375.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Portulaca
General FictionKarena sebuah janji harus ditunaikan hingga tuntas. Apalagi, jika harga diri keluarga ikut terseret di dalamnya.